Part 7.. Open Heart..

129 22 0
                                    

Mingyu memerhatikan setiap gerak gerik wanita cantik yang duduk didepannya. Sedaritadi Minghao hanya menempelkan kepalanya diatas meja tanpa berkutik sedikit pun.

"Sapa dia" Ucap Minghao.

Mingyu tersadar dan menatap Minghao yang masih menempelkan kepalanya diatas meja.

"Kau pikir mudah?" Balas Mingyu.

"Kau pikir melihatnya saja bisa membuatnya tahu perasaanmu?" Minghao.

Mingyu terdiam sejenak kemudian memberanikan dirinya menyapa wanita cantik didepannya.

"Irene.." Panggilnya.

"Ya.." Irene membalikan badannya dan menatap Mingyu.

"Kau sudah mendaftar ekskul?" Mingyu.

"Belum" Irene.

"Bagaimana kalau aku antar kau keliling melihat ekskul di skolah ini?" Mingyu.

"Tidak usah, terima kasih" Irene.

"Ayolah.. Jangan seperti itu, kau tidak akan punya teman" Mingyu.

Irene hanya tersenyum membalas perkataan Mingyu.

"Usaha yang bagus" Diam-diam Minghao memperhatikan perbincangan keduanya walau wajahnya sepenuhnya menempel dengan meja.

__..__

Saat istirahat berlangsung, Minghao dan Mingyu menuju kantin seperti biasa. Yang lebih kecil hanya mengikuti yang lebih besar bagai anak dan induk ayam.

"Bakso 2 porsi, es tehnya 2 ya" Ini Mingyu yang pesan.

Keduanya mencari meja. Ketika hendak duduk, Mingyu melihat seseorang yang tengah kebingungan. Ia segera menuju ke situ tanpa mempedulikan Minghao yang menatapnya penuh heran.

"Woi mau kemana lu" Minghao.

Minghao terdiam saat melihat tujuan kaki Mingyu melangkah. Seorang wanita cantik yang tadinya duduk didepan Mingyu tengah kebingungan melihat ruang kelas yang akan diadakan ekskul.

"Sudah kukatakan, biar kutemani" Mingyu.

Wanita itu mau tidak mau akhirnya menuruti Mingyu.

Dari kejauhan Minghao melihat keduanya berjalan menjauh dari kantin.

"Ya sudah kalau ga mau makan, kuhabisin punyamu" Kesal Minghao sambil menatap keduanya menjauh.

__..__ 

Kringgg..

Bel tanda istirahat selesai. Mingyu kembali ke kelas bersama Irene dengan senyum indah merekah diwajahnya.

Setibanya di kelas, Minghao sudah ada di kelas dengan posisi menempelkan kepalanya dengan meja lagi.

"Kau tahu Hao, aku sangat senang tadi" Mingyu.

Minghao hanya diam tak berespon. Melihat temannya seperti itu, Mingyu menarik kerak seragam Minghao.

"Kau kenapa sih, daritadi kosplay jadi koala mulu" Mingyu.

"Apa sih" Minghao menepis tangan Mingyu dan menatapnya sinis.

Sepanjang pelajaran, Minghao tidak mengangkat wajahnya dari meja. Bahkan saat guru menegurnya, dia masih cuek dan tidak peduli.

"Minghao! angkat kepalamu!"

Tidak ada respon.

"Minghao! Apa kau sakit?!"

Tetap tidak merespon.

"Xu Ming Hao! Jika kau mau tidur, tidur di rumah saja!"

Minghao segera berdiri tanpa menghiraukan semua tatapan yang kini menatapnya heran dan memilih keluar kelas begitu saja.

Bu guru terdiam tanpa mampu mengeluarkan kata-kata. Bukan hanya bu guru, orang disamping tempat duduknyalah yang lebih kebingungan dengan sifat Minghao.

__..__

Sepulang sekolah, tidak seperti biasanya pintu rumahnya yang harusnya sudah terbuka dengan seorang pria tinggi kurus putih sudah ada didalamnya sambil tiduran di sofanya, kini tidak seperti itu.

Pintu rumahnya masih terkunci rapat dengan penerangan yang sangat minim dari dalam.

Memang kelihatan sangat jelas jika mood pria kurus itu sedang tidak baik-baik saja. Mingyu pun memutuskan pergi ke rumah temannya itu.

Namun tidak seperti perkiraannya, pintu rumah itu masih terkunci bahkan dengan penerangan minim dari dalamnya.

Sebuah tempat kini terlintas di kepalanya.

"Ya.. ga salah lagi, dia pasti ke situ" Ucapnya sambil melajukan motornya menuju tempat tujuan.

Dia tiba dengan napas terengah-engah. Namun kekhawatirannya memudar saat melihat seorang pria putih kurus dengan seragam yang sama dengannya duduk di tepi sungai.

"Gue tau lo bakal ke sini" Ucap Mingyu seraya mendudukan dirinya disamping pria itu.

Pria itu hanya menatap sesaat kemudian lanjut menatap ke depan.

"Kau ga bosan apa kesini mulu" Mingyu.

"Udah lama ya.. Mungkin sudah 10 tahun yang lalu" Sambung Mingyu.

"Saat aku hampir tenggelam dan kau menyelamatkanku" Terus Mingyu.

"Kau tahu kita sudah kenal sangat lama, tak terhitung berapa banyak waktu yang sudah kita lalui bersama" Sambung Mingyu.

"Lalu mengapa kau masih tertutup denganku?" Mingyu.

Minghao hanya menatap lurus. Melihat itu, Mingyu hanya menarik napas panjang.

"Kau ingat saat aku membelikanmu es krim disini? yang bahkan belum sampai sedetik kau sudah menjatuhkannya?" Mingyu.

"Kau menangis sangat kencang, terpaksa aku memberikan es krimku" Mingyu.

"Kau tahu, aku akan selalu mengalah padamu, aku akan selalu sabar padamu. Kau adalah sahabat terbaikku Minghao. Tolong jangan cuekin aku" Mingyu.

Walau terdengar biasa. Anehnya hati Minghao berhasil terguncang. Ia kini menatap Mingyu walau masih dengan wajah jutek.

"Belikan rasa vanila, aku akan memaafkanmu" Minghao.

Mendengar itu, tanpa menunggu aba-aba, Mingyu segera menuju tempat es krim yang tadi dia tunjuk kemudian membeli es krim yang Minghao inginkan.

Setelah itu keduanya pun kembali berbagi cerita seakan-akan tidak pernah terjadi masalah diantara keduanya.

__..__

KUBUS || GyuHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang