sembilan🌿

1K 147 72
                                    


Haiiii!!! Apa kabarrrr???
Selamat membaca🌿🌿


🌿🌿🌿🌿🌿

Matahari mulai menepi ke ujung barat. Misya dan kedua temannya duduk di pos satpam. Menemani salah satu dari mereka menunggu jemputan.

"Jemputan lo kok gak dateng-dateng sih?" Elsa menatap Misya sembari membenarkan rambutnya yang dikucir satu.

Misya menghembuskan nafas kesal. Sesekali gadis itu mengecek ponselnya untuk melihat notif dari Papinya.

"Gak tau gue. Kata Papi dia yang bakal jemput."

Memang, tadi Papi Aris telah memberi kabar, jika sepulang sekolah, beliau yang akan menjemput anak gadisnya. Tapi semenjak dua puluh menit setelah bel pulang sekolah bergema, tidak ada tanda-tanda kemunculan pria yang menjadi suami Maminya itu.

Elsa mengangguk pasrah, usai berkutat dengan rambutnya, Elsa memainkan ponsel miliknya.

"Kalian, kalau mau pulang dulu gakpapa. Gue oke kok nunggu sendiri." Ujar Misya tak enak hati.

Sebenarnya Misya sudah meminta teman-temannya agar pulang lebih dulu, tapi mereka memaksa untuk menunggu Misya sampai jemputan gadis itu datang.

Sungguh teman yang sangat perhatian

"Ya enggak bisa gitu dong!! Lagian ini belum terlalu sore kok." Jawab Elsa menanggapi.

"Iya kan Trid?" Elsa menyenggol lengan Astrid membuat gadis itu terlonjak kaget. Elsa memandang Astrid aneh.

"Lo napa dah!! Daritadi gue perhatiin murung muluk. Ada masalah?"

Astrid menghembuskan nafas panjang. "Gue tuh kesel with my parents."

"What the reason?"

Astrid mengerucutkan bibirnya, lalu berdecak kesal. "Forget it!!"

"Aneh lo!!" Kesal Elsa. Dengan sengaja tangannya mencubit pipi Astrid yang memang tembam.

"Awww!! Awww!! Elsaaaaa this is sickkk!!!" Erang Astrid.

"Bodo amatt!!!!"

Di tempatnya Misya hanya berdecak pasrah. Mulai terbiasa dengan keributan yang para temannya buat. Namun tak ayal dirinya juga merasa terhibur dengan tingkah absurd mereka.

Haruskah Misya mengucap rasa syukur karena diberi teman yang sangat baik hati ini?

Ahhh yaaaa, Elsa dan Astrid membawa motor untuk berangkat ke sekolah. Sebenarnya Misya bisa mengendarai motor. Tapi tetap saja dia tidak diperbolehkan untuk membawa motor sendiri. Coba tebak siapa pelakunya?

Tentu saja Mino!! Cowok aneh yang sayangnya adalah kakak raga yang Misya tempati.

"Lohhhh, Misya? Belum pulang?" Saat menoleh Misya mendapati Juna yang berjalan mendekati pos satpam.

"Hehe belum kak. Lo juga belum pulang?"

Juna mendelik sinis. "Baru sadar lo kalo gue kakak kelas lo?"

"Maksudnya?"

Juna berdecak malas. "Lupain "

"Lo ngapain belum pulang?" Juna bertanya kembali

"Nunggu jemputan"

Juna membulatkan bibirnya. Merespon jawaban Misya tanpa suara.

"Kak Juna sendiri kenapa belum pulang"

"Ohhh ini, mau rapat. Gue duluan ya? Mau motokopi proposal!" Juna memperlihatkan kertas yang sudah dijilid.

"Gak di ruang TU aja?" Iyakan, Padahal sekolah sudah menyediakan fasilitas. Kenapa tidak digunakan?

Peran PembantuWhere stories live. Discover now