VI

129 13 1
                                    


Siang ini setelah selesai mengajar, Tara memutuskan untuk langsung ke rumah sakit tempat ibunya dirawat.  Ibunya mengidap penyakit kanker payudara stadium akhir. Pukulan yang begitu berat untuk Tara. Sebenarnya ia ingin melanjutkan S3 nya di Amerika. Tapi karena kondisi ibunya saat ini, sangat tidak mungkin untuk ia berangkat. Mengingat keluarganya yang semua tinggal di luar kota dan ia anak tunggal. Ayahnya sudah meninggal saat ia masih kecil. Maka dari itu, dia sedari kecil sudah belajar untuk menghasilkan uang. Ibunya dahulu adalah buruh di pabrik kayu. Tapi saat Tara lulus SMA, ibunya berhenti karena permintaan Tara. Tara mau ibunya beristirahat saja di rumah, karena ia yang akan menggantikan ibunya bekerja dan tetap berkuliah.
Ia merupakan anak yang pintar, sehingga bisa mendapatkan beasiswa dengan mudah. Tapi, 1 tahun belakangan ini, kondisi ibu Tara memburuk. Ia tak sangka ibunya bisa mengidap penyakit separah itu. Maka dari itu dia cepat cepat menyelesaikan kuliahnya di luar kota dan bisa kembali untuk menjaga ibunya.

Saat akan mengunjungi ibunya, ia akan membawa sesuatu yang dipesan ibunya kemarin. Kali ini, ibunya meminta untuk dibawakan buah strawberry. Sebelum sampai di rumah sakit, Tara menyempatkan untuk mampir ke supermarket untuk membeli buah dan beberapa keperluan lainnya.

Sesampainya di depan ruangan tempat ibunya dirawat, ia mengintip sedikit dari balik pintu untuk melihat apakah ibunya sedang tidur atau tidak. Ternyata ibunya sedang melihat ke arah pintu seperti menantikan seseorang.

" Ibu.. bagaimana kondisi ibu hari ini? "

" Ibu baik baik saja. Malah ibu sudah lebih baik dari sebelumnya. Tadi kata dokter, operasi akan dilakukan lusa. "

" Syukurlah kalau ibu sudah lebih baik. Ini Tara bawakan buah strawberry pesanan ibu. "

" Terimakasih anak ibu yang baik. Kamu habis ngajar langsung kesini? "

" Iya Bu. Hari ini cuma ada 1 kelas. "

" Kamu sudah makan siang? Kalau belum segeralah makan. Jangan sampai maag mu kambuh lagi "

" Aku sudah makan ibu. Sekarang ibu yang harus makan buah yang aku bawa. Ini manis banget. Ibu harus coba. "

Kemudian Tara menyuapkan buah strawberry yang sudah ia potong lebih kecil untuk mempermudah ibunya makan.








Disisi lain, Berlian sedang bersama Jovita dan Delvin. Mereka berkumpul di tempat biasa yaitu Blue Cafe milik teman mereka.

" Eh tadi pagi gue lihat loe ngobrol sama kakak kakak cowok tinggi. Siapa? " tanya Jo kepada Berlian yang sedang asyik menyeruput ice lemon tea pesanannya.

" Oh itu, dia dosen baru di kampus. Tapi gue gak tau dia jurusan apa "

" Pak Tara bukan sih? " sambar Delvin yang sedari tadi fokus pada game online yang sedang ia mainkan.

" Loe kenal? " tanya Berlian.

Delvin pun mencabut earphone yang bertengger di telinganya dan  menutup layar ponselnya. Kemudian ikut dalam pembicaraan Jovita dan Berlian

" Iya, dia dosen jurusan Animasi. Temen gue yang bilang. Ada dosen muda, ganteng, dan sopan banget. "

" Kok loe gak pernah cerita ke kita " ucap Jo dengan wajah yang sedikit marah.

" Lah kalian gak pernah nanya " jawab Delvin santai dan menyambar secangkir Ice americano miliknya.

" Uda sore nih, gue balik duluan ya. Gue Uda pesan ojek online kok. Bentar lagi sampai " ucap Berlian dan hendak berdiri untuk bersiap pulang.

" Iya, kita juga udah mau cabut kok. Loe duluan aja " jawab Jo

" Ok bye guys.." ucap Berlian meninggalkan sahabatnya dan keluar dari cafe. Untung saat ia keluar, tepat ojek online yang ia pesan datang sehingga tak menunggu waktu lama.

05 : 00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang