Pukul 18.45, Enzi dan Chandra baru pulang dari kegiatan mereka masing masing. Enzi memang sengaja tidak membawa kendaraan sendiri ke butik tadi karena ia akan dijemput sang suami untuk pulang bersama. Tak lupa mereka membeli makanan favorit mereka berdua yaitu martabak pandan keju di tempat langganan mereka." Ini kok rumah masih gelap ya, Lian lupa nyalain lampu atau emang mati listrik " ucap Chandra sesampainya di ambang pintu depan dan melihat kondisi rumah yang gelap dan sepi.
" Enggak kok mas, tetangga nyala semua itu " ucap Enzi dan langsung menyalakan semua lampu di ruangan.
" Lian..Lian.." panggil Chandra dan langsung menuju ke kamar Lian, namun ruangannya juga gelap tanda tidak ada orang.
" Sayang, tadi Lian ada hubungi kamu gak dia mau kemana? " tanya Enzi dari meja makan sambil menyajikan martabak yang sudah mereka beli.
" Enggak. Tadi juga bilangnya cuma ketemu temennya bentar terus mau langsung balik "
" Ini aku coba hubungi juga nomornya gak aktif " ucap Enzi mencoba menghubungi Lian namun nihil.
" Kemana sih dia, bikin khawatir aja " gumam Chandra menuruni tangga dan menemui Enzi di ruang tamu.
" Ya udah, kamu bersih bersih aja dulu, mungkin bentar lagi Lian nyampe. Aku mau siapin makan malam dulu ya " ucap Enzi menenangkan kerisauan Chandra.
Tak lama dari situ, Berlian sampai yang diantar oleh Davka. Tapi Berlian meminta untuk Davka untuk menurunkannya di tepi jalan yang sedikit jauh dari rumahnya.
" Eh disini aja gue turunnya " ucap Berlian ke Davka.
" Loe bilang tadi rumah loe masih ke dalam lagi "
" Iya gak apa apa, biar loe gak ribet " ucap Berlian turun dari motor Davka dan melepaskan helmnya.
" Sekali lagi thanks ya, gue udah ngerepotin loe dari tadi " lanjut Berlian
" Kagak lah. Gue seneng kok bisa bantu loe tadi. Dari sini kan kita jadi banyak ngobrol "
" Ya udah loe buruan balik, ntar keburu hujan lagi "
" Loe ngusir gue? " tanya Davka bercanda
" Eh enggak enggak, bukan gitu. Gue gak mau loe kehujanan lagi. Ntar loe sakit " ucap Berlian merasa bersalah atas perkataannya.
" Khawatir ya loe kalau gue sakit? " goda Davka sambil tertawa melihat ekspresi wajah Berlian yang mulai salting.
" Terserah loe deh " ucap Berlian memasang wajah cemberut
" Ya udah kalau gitu gue balik ya, sampai jumpa Berlian "
" Iya "
Setelah itu, Davka langsung memakai helm full face nya dan langsung melajukan motornya untuk pulang ke kosannya yang tidak terlalu jauh dari rumah Berlian.
Setelah melihat Davka yang sudah cukup jauh, Berlian berjalan ke arah rumahnya dengan rasa khawatir. Kakaknya pasti marah karena Berlian yang pulang terlambat tanpa mengabari orang rumah. Saat dia tiba sudah terlihat lampu rumah yang sudah menyala tanda kakaknya sudah pulang. Berlian memang sudah diajarkan oleh Chandra untuk menjadi anak yang disiplin. Jika ia ingin pulang terlambat, ia harus menghubungi salah satu anggota keluarga.
" Semoga kak Chandra gak marah " gumam Berlian khawatir akan nasibnya nanti karena kakaknya memang terkenal tegas. Dulu ia sempat dihukum untuk tidak boleh menggunakan motor selama sebulan dikarenakan pergi ke cafe sepulang kuliah saat semester 2 tapi lupa mengabari keluarganya.
Saat sampai di pintu, Berlian langsung diinterogasi oleh sang kakak.
" Dari mana aja kamu? " tanya Chandra yang tahu Berlian sudah sampai meskipun matanya masih fokus menggunakan kacamata untuk membaca berbagai berita di koran.

KAMU SEDANG MEMBACA
05 : 00
Roman d'amour" Bangun aja telat, gimana cinta mau datang di waktu yang tepat "