XIV

208 23 6
                                    


" Lian, udah siap belum? " tanya Enzi dari luar kamar Berlian.

Apa sebenarnya yang terjadi. Tidak biasanya Enzi menyuruh Berlian bersiap siap seperti ini. Enzi juga sedari tadi sudah sibuk membuat berbagai macam makanan lezat. Dan wangi masakannya juga sudah mulai tercium sampai ke kamar Berlian yang berada di lantai dua. Sepertinya ada sebuah kejutan yang akan mengkagetkan Berlian kali ini. Padahal dia tidak sedang berulang tahun hari ini.

" Gini aja gimana kak? " tanya Berlian menunjukkan busana yang ia kenakan. Hanya menggunakan setelan kemeja lengan pendek berwarna biru muda dengan celana berbahan katun berwarna navy dan dan tak lupa dengan sepatu berwarna hitam.

" Bagus kok. Ya udah yuk tamunya udah datang " ajak Enzi dan mereka menuruni tangga bersama. Satu per satu anakan tangga dipijak Berlian, beriringan dengan hati Berlian yang semakin tak karuan.

Terlihat dari pertengahan tangga, ada seorang laki laki yang sedang mengobrol dengan Chandra. Terlihat sangat akrab, tetapi karena posisi orang itu membelakangi tangga, wajah nya tak terlihat jelas. Dan sepertinya Berlian kenal dengan pemilik punggung tegap dan tatanan rambut yang rapi ini. Gaya seorang dosen yang ramah dan baik.

" Ini ada pak Tara datang, Berlian. "
ungkap Chandra yang duduk di sebelah kiri Tara.

Perlahan Berlian berjalan di samping tempat duduk Tara dan memilih tempat duduk yang bersebrangan dengan Tara.

Senyum lembut yang terpancar dari bibir Tara, bersamaan dengan kedipan matanya yang tenang, namun tak setenang hatinya. Matanya memaku tatap pada Berlian yang kini menundukkan kepalanya. Berlian merasa canggung dipandangi seperti itu. Tangannya juga sibuk memainkan ujung kemeja yang ia kenakan. Baru kali ini Berlian melihat Tara memiliki tatapan mata yang berbeda padanya. Tidak seperti pertemuan sebelumnya yang tidak disengaja.

" Pak Tara bagaimana jadinya, ini yang bersangkutan udah disini. Silahkan disampaikan maksud kedatangannya kemari pagi pagi seperti ini. " ucap Chandra.

" Maksud saya kesini, seperti yang sudah saya sampaikan pada pak Chandra tadi pagi, saya bermaksud melamar adik bapak Berlian "

Wajah kaget tak bisa ditutupi oleh Berlian. Terlihat dari ia yang langsung mengangkat kepala menatap Tara dan Chandra secara bergantian.

" Maaf pak Tara, maksudnya gimana ya? " tanya Berlian untuk memastikan pendengaran yang ia rasa salah. Karena ia sangat tak percaya.

" Begini Berlian, pak Tara udah jauh jauh dari rumahnya, dan pagi pagi juga udah sampai kesini buat menyampaikan maksud baik nya untuk melamar kamu. Pak Tara ini anak yang baik 'loh. Dia sering ngajak kakak olahraga, gak itu nge-gym, atau cuma jogging pagi biasa. Dia juga anti rokok. Dan yang penting dia ini orangnya disiplin banget, tidak pernah menyia nyiakan waktu. Jadi bagaimana Berlian? " Jelas Chandra.

Tak ada jawaban dari Berlian. Ia hanya diam dan memainkan kalung yang ada di lehernya. Kini pikiran melayang memikirkan Davka. Dia sangat mencintai Davka. Dan yang ia inginkan adalah yang datang melamarnya kali ini adalah Davka bukan Tara.

Ia menganggap Tara hanya sebatas dosen dan mahasiswa atau menghormatinya karena ia teman dekat Chandra. Ia tak menyangka ternyata diam diam Tara menyukainya. Tapi bagaimana lagi, ia hanya mencintai Davka. Cintanya sudah habis pada seseorang yang kini mewarnai hari hari Berlian.

Ia mengingat betapa Chandra menginginkan adiknya mendapat pasangan hidup yang memenuhi kriteria yang ia maksud. Seperti Tara ini lah orangnya.

Memang tak bisa Berlian pungkiri bahwa Tara merupakan sosok yang sangat cocok untuk memimpin rumah tangga. Sosok yang dewasa, tenang, ramah dan tak lupa dibarengi dengan wajahnya yang tampan. Siapa yang tidak mau mendapatkan suami seperti dia. Tapi, itu belum bisa menggoyahkan hati Berlian untuk Davka. Masih wajah Davka yang ada di bayang bayang pikiran Berlian. Sampai ia tak mendengar Chandra memanggilnya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

05 : 00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang