" Masalah Davka tadi, gimana menurut kalian? " tanya Berlian kepada kedua sahabatnya yang sedang menikmati cemilan yang mereka pesan.Sebelumya, Berlian sudah lebih dulu menjelaskan syarat apa saja yang ia ajukan pada Davka. Syarat yang hanya sebuah akal akalan semata.
Delvin dan Jovita sudah berteman sedari mereka mengenyam pendidikan di bangku SMA. Mereka bertemu saat masa orientasi siswa. Kala itu, Delvin lebih dahulu berkenalan dengan Berlian. Kemudian saat di kantin sekolah, mereka melihat seorang wanita hanya diam duduk di bangku yang tersedia di kantin sendirian tanpa teman. Karena penasaran, mereka memutuskan untuk berkenalan dan dari situ mereka semakin dekat hingga lulus SMA.
Mereka merupakan murid murid cerdas yang suka ikut dalam kompetisi seperti olimpiade dari berbagai tingkat daerah. Hingga saatnya masuk ke perguruan tinggi pun, mereka memutuskan untuk di tempat yang sama. Benar benar sahabat yang tak terpisahkan. Tapi, mereka memilih jurusan yang berbeda karena mereka memiliki minat yang berbeda juga. Namun semua masih dalam kategori bidang kesehatan.
Persahabatan mereka juga tak sekedar hanya di mereka saja. Keluarga mereka juga sudah saling kenal satu sama lain. Delvin dan Jovita yang sering main ke kediaman Chandra karena kedua sahabat Berlian ini sangat menyukai hidangan yang dibuat oleh tangan ajaib Enzi. Kata mereka, masakan Enzi sudah seperti masakan dari koki internasional.
Dan untuk masalah perjanjian dengan Chandra, Delvin dan Jovita juga sudah mengetahui ini dari lama. Makanya mereka tak heran kenapa sahabat cantik nya ini tidak pernah terlihat dekat dengan siapapun.
" Loe yakin dengan rencana loe ini? "
Pertanyaan dari Delvin sedikit menggoyahkan kekuatan Berlian. Tapi, cepat cepat Berlian kembali meyakinkan dirinya sendiri.
" Gue yakin kok. Asal kalian gak ada yang ngasih tau ini ke siapapun. "
Delvin dan Jovita saling menatap setelah mendengar ucapan dari Berlian. Mereka sebenarnya sangat kaget dengan Berlian yang sudah berani berbohong.
" Itu sih terserah loe. Tapi bagi gue, tetep aja kan loe udah bohong. Bertahun tahun loe pegang janji itu. Dan sekarang loe berani langgar "
Delvin tahu perasan Berlian begitu besar pada Davka. Tapi ia juga tak mau ikut menjerumuskan Berlian kedalam lubang kebohongan. Ia mau Berlian jujur pada keluarganya. Tapi pasti itu tidak akan pernah dilakukan oleh Berlian, mengingat Chandra yang mudah emosi saat ada yang berani melanggar perjanjian apapun.
" Tapi kan.. "
ucapan Berlian langsung dipotong tegas oleh Delvin.
" Itu semua cuma akal akalan yang loe buat supaya gue sama Jo ikut setuju kan. Tapi, poin utamanya loe tetep ngelanggar perjanjian. Titik. "
Ucapan Delvin habis membuat Berlian terdiam tak berkutik. Delvin benar benar tegas dengan sikap Berlian kali ini. Ia amat menyayangi sahabatnya, dan tak mau tindakan salah Berlian dibuat seolah olah bisa benar.
" Kalau menurut Jovita gimana? "
tanya Berlian mengalihkan atensinya pada Delvin yang sudah marah padanya." Kalau menurut gue nih, kak Chandra kan kakak loe. Perjanjian itu antara loe sama dia juga kan. Sebaiknya kalau memang Davka serius, dia harus berani temui kak Chandra dan bukan dengan cara pacaran diem diem di belakang dia gini "
Jovita tergolong tipe orang yang lebih sabar dibanding Delvin. Dia mampu menenangkan kedua temannya ini dengan perkataanya.
Berlian pun merenungi semua perkataan Delvin dan Jovita. Pelan pelan ia mulai mencerna setiap kalimat yang disampaikan keduanya.
Ia juga mulai sadar dengan perlakuan yang salah ini. Kini, ia memutuskan untuk bertemu dengan Davka Minggu depan. Berlian belum siap untuk bertemu Davka saat ini, sejak mendengar nasihat dari mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
05 : 00
Roman d'amour" Bangun aja telat, gimana cinta mau datang di waktu yang tepat "