Setelah kejadian kemarin, Berlian tetap diam tanpa menjawab pertanyaan yang terus dilontarkan oleh Davka. Sepanjang perjalanan pulang, hanya terdengar suara deru angin diantara mereka. Saat sampai pun, Berlian hanya mengucapkan terima kasih lalu pergi tanpa basa basi apapun.Weekend sudah berlalu. Kini waktunya memulai aktivitas seperti biasa. Para pekerja dan anak sekolah juga sudah mulai berangkat ke tujuan masing-masing. Termasuk Berlian yang juga masuk kuliah pagi. Syukurnya motor miliknya sudah diantar oleh pihak bengkel sampai ke rumahnya. Jadi pagi ini ia bisa mengendarainya dengan sangat senang, karena ia sudah merindukan motor kesayangannya ini. Dia dengan semangat memulai hari senin dibarengi senyum cerianya.
Saat hendak berangkat, dia melihat Davka di pinggir jalan dekat rumah nya. Sebenarnya dia masih tidak ingin bicara dengan Davka, tapi dia juga tidak tega meninggalkan Davka sendirian. Akhirnya, ia menemui Davka sebentar.
" Ada apa? " tanya Berlian tanpa basa basi.
" Gue nungguin loe. Ayo berangkat bareng "
Tanpa mengatakan apapun, Berlian lebih memilih langsung melajukan motornya dan Davka mengikuti dari belakang. Berlian sebenarnya senang diperlakukan seperti ini. Davka yang penuh perhatian terhadap Berlian, membuat Berlian ingin sekali menerima Davka. Tapi ia tetap harus memegang janjinya terhadap Chandra.
Sesampainya di kampus, Davka menghentikan langkah Berlian yang ingin langsung menuju kelas setelah sampai di parkiran.
" Lian, dengerin gue dulu. Gue minta maaf soal kemarin. Kalau loe gak bisa terima gue sebagai pacar loe, tapi kita bisa seperti ini aja kan? "
" Ok. Gue bakal maafin loe. Udah ya, gue buru buru "
Kemudian Berlian pergi meninggalkan Davka yang masih mematung di parkiran motor.
" Ribet juga ngadepin dia. Tapi gue gak boleh nyerah " gumam Davka.
Setelah selesai kelas, Davka ingin mengajak Berlian pergi ke cafe yang tengah viral di sosial media yaitu mint choco cafe. Berlian yang mudah sekali luluh jika dibujuk dengan es krim tanpa pikir panjang langsung mengiyakan ajakan Davka.
Davka menuruti semua keinginan Berlian yang mau mencoba semua varian mint chocolate di cafe itu. Mulai dari es krim, cake, macaron, dan yang lainnya semua ia coba satu per satu. Davka yang duduk di depannya hanya melihat ia yang tanpa henti mencoba semua makanan di meja." Mau coba? " tanya Berlian sambil menyodorkan sesendok kue di depan Davka
" Enggak. Loe kan tau gue gak suka rasa ini. Udah loe habisin aja. "
Davka sangat senang memperhatikan tingkah Berlian yang kalau sudah tentang sesuatu yang ia suka, Berlian akan bertingkah seperti anak kecil. Ini membuat rasa ingin memiliki Berlian semakin kuat. Tapi ia tak mau lagi membahas masalah hubungan. Mereka akan menjalaninya seperti ini saja.
Setelah selesai, mereka langsung pulang dan seperti biasa Davka akan mengantarkan Berlian sampai depan rumah untuk memastikan Berlian selamat. Kemudian ia baru balik ke kosannya.
Saat Davka sampai di kos, terlihat Arion sudah menunggu di depan pintu kamar kosannya.
" Ada apa boy? " tanya Davka saat sampai di depan Arion dan hendak membuka kamar kos nya.
" Enggak sih. Gue cuma mau main aja ke sini. Gitu aja nanya lu. " ucap Arion masuk ke kamar Davka yang tampak sedikit berantakan.
Nuansa hitam metalik yang terpancar dari ruangan yang cukup luas ini. Banyak peralatan musik yang Davka punya, seperti gitar, violin, dan juga keyboard. Davka juga menyukai musik selain menggambar.Arion yang suka sekali dengan gitar, langsung mengambilnya di sudut ruangan dekat ranjang. Dia juga memainkannya sesekali sembari menunggu Davka yang masih mandi.

KAMU SEDANG MEMBACA
05 : 00
عاطفية" Bangun aja telat, gimana cinta mau datang di waktu yang tepat "