26

8.9K 277 0
                                    

"Enggak kok."

"Lantas kenapa?"

"Mereka penasaran sama kamu, jadi mau ikut juga dengan kita."

"Penasaran? Apa yang membuat mereka penasaran?"

"Iya, wajah kamu katanya berbeda..."

"Apa yang membuatnya ber---" belum selesai bicara Alcyone mendadak menghentikan perkataannya. Ia cukup kaget dan sedikit tegang, meskipun ia secepat kilat langsung menimpalinya.

"Jangan aneh-aneh, jelas-jelas tidak ada yang salah dengan wajah saya."

"Iya aku juga berpikir kayak gitu, tapi mereka tetap aja penasaran dan ingin melihat kamu secara nyata." ucap Ana.

Alycone membatin.

"Apakah mereka sudah mulai curiga kalau aku adalah orang yang berbeda? Mungkinkah mereka sudah mulai melihat perbedaan antara wajahku dan Rayyan? Ini bisa gawat sebenarnya, tapi sedikitpun aku tidak perduli, hanya tinggal menutup mulut mereka saja kan?" batinnya.

"Atau kalau mas merasa terganggu atas mereka, mas bisa mengurungkan niat untuk kesana, biar aku yang bilang ke mas Reno. Kalau perlu aku saja yang kesana."

"Enggak, jangan gitu. Saya tidak masalah sebenarnya, kalau mungkin itu keinginan kamu. Saya bisa menyesuaikan diri dengan kehadiran mereka."

"Beneran? Mas enggak marah?"

"Tidak..."

"Oh hehe yaudah. Nanti aku bilang ke mereka supaya berangkat pagi." ucap Ana.

"Kalau perlu mereka jangan terlalu lama disana, karena sama saja mengganggu waktuku berduaan denganmu." ucap Alcyone.

"Eh? Kamu mau mereka pulang duluan? Dan kita pulang belakangan?" tanya Ana.

"Kalau bisa. Kalau tidak bisa ya tidak apa-apa."

Ana terkekeh geli.

"Kenapa tertawa? Ada yang aneh?"

"Lucu aja, kita kan sering berduaan dirumah tapi kamu bilang barusan ingin berduaan sama aku. Bukankah sama saja hehehe... Agak lucu aja."

"Sebenarnya ada bedanya. Bedanya adalah kita berduaan diluar, kalau ini kan didalam rumah. Cukup membosankan." ucap Alcyone.

"Kamu mau ngajak aku naik puter-puter itu mas? Enggak ah aku suka pusing."

"Hmm kalau yang tidak pusing gimana? Seperti arum jeram dan bianglala gimana? Melihat lautan saja juga tidak masalah sebenarnya."

"Boleh tuh, enggak masalah sih dua permainan itu."

Alcyone tersenyum. Dan mengusap pipi Ana lembut. Memandangnya teduh.

"Melihatmu tampak sesehat ini benar-benar suatu anugerah bagiku.... Aku berjanji tidak akan pernah membuatmu terluka ataupun menangis lagi honey. Bahkan kepada siapapun yang berani merenggut senyummu dariku, akan kupastikan ia tidak akan kembali." ucap Alcyone tersenyum menyeringai.

Saat itu Ana tidak tahu, serigala apa yang sedang berada dihadapannya. Sekalipun ia bukanlah mangsanya. Ia adalah sosok yang justru serigala itu sayangi dan lindungi.

Untuk saat ini tidak ada yang tahu kalau dirinya adalah Alcyone dan bukanlah suaminya itu. Tapi cepat atau lambat kenyataan kalau dirinya bukanlah Rayyan pasti akan terkuak.

Ana masih menikmati saat-saat dimana ia terjebak ke dalam permainannya.

Dimana ia dibutakan oleh situasi dan keadaan, ia dibuat tak melihat kenyataan besar yang berdiri dibaliknya. Ia dipaksa buta atas kenyataan menyakitkan itu....

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang