45

6.3K 210 0
                                    

Alcyone akhirnya tiba didalam sebuah ruangan yang serba tertutup tanpa kelihatan celah sedikitpun.

Tepatnya kini ia berada di tempat tahanan dimana keseluruhan sisi penjara itu diberi pengamanan khusus yang tak sembarang orang bisa masuk. Penjara yang biasa diperuntukkan untuk kalangannya.

Alcyone terdiam di ruangan itu, menyandarkan punggungnya ke belakang dinding.

Ia mendadak terbayang dengan wajah Ana yang tadi terlihat beguguran air mata. Ia tersenyum lirih.

"Gadis cengeng, dipikir aku akan mati hanya karena mereka menangkapku." ujar Alcyone.

Disaat yang sama Dimas berunding dengan beberapa polisi interpol termasuk Dewa dan para polisi lainnya. Dewa berkata.

"Hukuman yang paling baik untuk seorang gembong narkoba bukankah hukuman mati?" tanya Dewa.

Beberapa orang terdiam mendengarnya, Dimas tersentak. Ini pasti akan sangat menyedihkan hati Ana jika perkataannya disetujui.

"Kita serahkan semuanya ke hakim mengenai sanksi hukumannya." ujar salah satu petinggi polisi.

"How about you? Do you want to give an opinion? How we punish him?" tanya salah satu polisi.

"He had ever make a rush and chaos, even drugs, selling organ and many things. I leave it to you all police, punish him as the law here..."

Dimas berkata.

"Oke, sekarang semua diserahkan ke kami. Kami akan mencoba rundingkan di persidangan dan juga lainnya. Yang lain setuju dengan pendapat saya?" tanya Dimas.

"Tidak ada hukuman lain yang lebih setimpal dari apa yang telah dia lakukan terhadap nyawa nyawa yang sudah melayang karena tangannya... Saya harap dia dihukum mati sesuai perkataan pak Dewa." ujar seorang polisi dan para polisi lainnya ikut setuju dengan perkataannya. Dewa tersenyum.

"Yah kita serahkan ini semua di persidangan besok." ujar Dimas.

Sesaat setelahnya Dimas pun keluar dari ruang meeting tadi. Disana Dimas dihampiri oleh Dewa.

"Kenapa sekarang kamu bimbang heh? Apa kamu berencana untuk mengurungkan niatmu membalas dendam atas Rayyan?" tanya Dewa tersenyum licik.

"Saya hanya tidak mau mendahului hukum disini. Saya juga bukan hakim... Saya menjalani semua sesuai tugas masing-masing.. Permisi." pamit Dimas yang langsung pergi meninggalkannya. Dewa mendecih. "Dasar plin plan.." gerutunya.

Esok harinya. Ana berunding dengan Reno dan Hilma, tepatnya mereka kini berada dirumah Ana.

"Udahlah An, lo enggak usah maksain diri buat ngebebasin Alcyone...Lagian emang lo suka sama dia?"

"Dia sudah meminta maaf kepadaku, dan mengaku menyesal, dia juga ingin bertanggung jawab serta menjadi ayah dari bayi ini." ujar Ana.

"Apa jangan-jangan lo mulai suka sama Alcyone?"

"Aku enggak ngerti... Intinya aku mau dia bertanggung jawab untuk membesarkan anakku." ujar Ana kekeh.

"Kita ke kantor polisi aja apa ya nanti?" tanya Reno.

"Iya mas..."

Reno menyalakan televisi, namun tiba-tiba saja berita tentang ditangkapnya Alcyone merebak diseluruh channel.

Pembicaraan tentangnya sedang panas-panasnya. Niatnya sih tidak ingin membuat Ana semakin sedih, tapi malah jadi membuatnya tersudutkan seperti itu.

Sebuah kata-kata menyakitkan bahkan terpampang jelas dilayar. "Alcyone dituntut hukuman mati."

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang