Extra part 2

6K 175 0
                                    

"Sekarang mereka udah pisah rumah sama saya, enggak tahu perginya kemana." ucap Reno mencoba menyembunyikan fakta tentang Ana yang pindah keluar negeri.
Dimas terlihat cemas dan dibuat berpikir atas hal ini. Bagaimanapun alasan dirinya kesana adalah untuk menemui Ana meminta informasi darinya soal keberadaan Alcyone, tapi kini dirinya malah keburu pergi.

"Mbak Ana pergi sama siapa?" tanya Dimas.

"Saya enggak tahu." ucap Reno.

"Kenapa ya kok anda bisa enggak tahu soal kemana mbak Ana pergi dan bersama siapa dirinya pergi? Ini cukup janggal. Apa mungkin mbak Ana pergi dari sini bersama Alcyone?" tanya Dimas.

"Maaf, saya benar-benar enggak tahu. Ana cuma pamit pergi sama anaknya, selebihnya saya enggak tahu lagi." ucap Reno. Dimas semakin curiga dengan Reno.

"Ini aja yang anda tahu? Atau apa mungkin ada lagi yang anda sembunyikan dari saya? Saya curiga kalau anda memiliki hubungan dengan Alcyone, bersekongkol dengan Alcyone, mencoba untuk membiarkan mereka kabur, anda bisa saja dimasukkan penjara dikarenakan upaya anda membantu mereka untuk pergi, lepas dari jeratan hukuman...." ancam Dimas, Reno menghela nafasnya merasa jika penyudutannya saat itu benar-benar merepotkan.

"Sekali lagi saya tegaskan. Saya tidak tahu menahu soal kepergian Ana. Kalau anda ingin bertanya langsung dan menanyakan dimana keberadaan dia, anda bisa langsung telepon nomornya." ucap Reno.

Dimas terdiam, sedikit menimbang perkataannya. Ingin kesal tapi dirinya cukup sopan, tidak jadi kesalnya. Apalagi mengingat kalau posisinya disini serba salah.

Tapi ia mencoba untuk meyakinkan diri, kalau yang dirinya katakan cukup benar, apalagi ia menjabat sebagai polisi, penegak kebenaran. Sedangkan apa yang coba Reno pertahankan adalah harga dirinya sebagai kakak kandung dari adik yang dinikahi oleh seorang mafia yang diincar berbagai penjuru.

"Saya tegaskan sekali lagi. Jika anda berniat untuk membantu mereka kabur dari kami, saya tidak bisa menjamin kehidupan anda dilain waktu, jangan salahkan kami jika setiap hari anda akan terus diintai. Itu adalah konsekuensi dari keputusan yang telah anda buat." ucap Dimas.

"Terima kasih atas sarannya, saya akan memikirkannya." ucap Reno.

Malam harinya, Ana masih mencemaskan tentang hal yang terjadi tadi. Ia khawatir jika orang-orang berbeda tadi adalah polisi disini, kenapa kabar begitu cepat tersebar tentang kedatangan mereka disana.

Apakah mungkin mereka sudah diintai sejak berada di pesawat?

Alcyone memahami raut wajahnya yang terlihat khawatir seperti itu. Ia kemudian bertanya.

"Are you okay? Kenapa tidak mencoba untuk tidur seperti Maryam?" tanya Alcyone.

"Aku enggak bisa tidur mas. Aku.... Masih kepikiran soal tadi siang." ucap Ana.

"Soal apa? Apakah ada yang kamu khawatirkan?" tanya Alcyone.

"Tadi aku melihat orang berbeda-beda saling melihat ke arah kita. Aku pikir mereka--"

"Itu mungkin hanya perasaan kamu saja. Apa kamu sudah meminum obatmu?"

"Sudah, tapi aku yakin itu polisi mas. Mereka mengintai kita, mereka sudah tahu keberadaan kita." ucap Ana.

"Ana... Kamu harus tenang. Sekalipun itu benar, kamu tidak perlu khawatir, karena ada banyak orang di sisi kita, ada pengawalan cukup ketat yang tentunya akan melindungi kita." ucap Alcyone.

Ana terdiam.

"Tapi bagaimana kalau polisi saling bekerja sama dengan polisi interpol untuk saling menangkap kamu? Sudahlah mas kamu sudahi saja menjalankan bisnis gelap ini, lagipula apa yang kamu lakukan ini akan berakibat buruk ke kamu di kemudian hari, bahkan itu bisa terjadi kapanpun. Belum lagi pertanggungjawaban nanti di akhirat." ucap Ana.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang