37

5K 188 0
                                    

"Ya, saya menyukainya, dan itulah yang menjadikan alasan saya melakukan semua ini." ujar Alcyone.

"Gak waras lo... Kenapa bisa bisanya orang kayak lo malah jadi suka sama orang yang bukan dari kalangan lo sendiri?"

"Entahlah. Memangnya itu salah?"

"Jelas enggak masuk di akal..."

"Tidak ada dari kalanganku yang seperti dia... itu saja alasanku."

"Cih auk ah... Ana pasti bakalan kecewa sama lo. Lo harus siap menerima semua itu. Gue takut aja kalau penyakit mentalnya kembali nyerang dia... gue takut dia kayak dulu lagi."

"Tidak akan... saya berani menjamin."

"Kenapa sih lo bersikeras banget melakukan ini semua? Dengan kedua tangan lo, lo udah membunuh suaminya... sekarang apa mau lo? Nebus kesalahan?" tanya Reno.

"Anda tidak akan mengerti dan tidak perlu mengerti. Apa yang saya pendam dan rasakan selama ini. Padahal saya yang duluan melihatnya, memperhatikannya, mendapatkannya, tapi dia malah pergi bersama lelaki itu... Tanpa memberitahuku, secara diam-diam dia menjalin hubungan dengannya. Padahal sedikit lagi saya menjemputnya. Saya menyadarinya saat itu, kalau saya cukup telat menjemputnya."

Reno terdiam. Ia jadi berbalik merasa simpatik dengannya, ia jadi paham dengan apa yang dirinya rasakan. Ia jadi berkaca dan menganggap dirinya adalah Alcyone. Sekalipun ia tak benar-benar pernah berada di posisi itu.

"Udahlah, intinya sekarang lo harus minta maaf ke Ana...  lo kasih tahu ini semua ke Ana." ujar Reno.

"Tidak, saya tidak berencana untuk memberitahunya."

"Loh, kenapa?"

"Saya ingin membiarkan Ana tidak tahu soal ini, saya tidak akan memberitahu dan menjadikan ini tetap menjadi rahasia." ujar Alcyone.

"Suatu saat Ana bakal tahu... dan lo bakal disalahin banget soal ini." ujar Reno memberi saran.

"Ya, saya tahu itu." ujar Alcyone.

"Yaudah gue mau ngomong ke Ana dulu... lo bisa kasih teleponnya ke Ana?" tanya Reno.

"Jangan beritahu Ana..."

"Iya gue enggak bakal, nanti malah makin lama gue dikurung disini." ujar Reno.

Alcyone langsung memberikan ponselnya ke Ana. "Ini..."

"Iya mas ada apa? Kok ngomongnya serius banget sih mas? Ngomongin aku ya?" tanya Ana.

"Enggak An... kita cuma ngomong tentang hal laen kok, enggak terlalu penting. Oh iya gimana kabar lo An?" tanya Reno.

"Alhamdulillah baik mas, eh tapi aku sedikit enggak enak badan sih."

"Lo kenapa An? Sakit?"

"Aku hamil."

"Serius An? Anak siapa? Rayyan atau ..."

"Hahaha atau siapa mas... orang cuma mas Rayyan kok pilihannya yee..."

"E-ehhehe iya ya... lupa gue." ujar Reno.

"Aku seneng banget mas... kamu juga kan? Akhirnya Allah kasih kami kebahagiaan ini."

"Suami lo udah tahu An?"

"Udah dong, aku kasih tahu dia duluan malah."

"O-oh.... selamat ya An... semoga jadi anak yang berbakti dan soleh."

"Aamin makasih. Semoga dilancarkan juga persalinannya, doain ya mas."

"Iya An, pasti gue doain."

"An gue, pengen minta maaf sama lo..."

"Soal apa mas?"

"Lo nyembunyiin sesuatu kan dari gue? Pas gue lagi koma akibat kecelakaan waktu itu lo berjuang nyari duit ke China."

"E-eh... iya mas..."

"Gue merasa bersalah banget, lo emang baik An... gue merasa berhutang sama lo."

"Enggak perlu merasa berhutang mas... lagian aku ikhlas melakukan ini semua."

"Makasih An..."

Rasanya ada yang ingin diungkapkan lagi oleh Reno, tapi sayangnya Reno memilih untuk diam tak menyinggung masalah itu... ia sangat khawatir jika ingatan itu membuat Ana pusing sendiri jadinya. Begitu banyak yang harus dirinya lupakan... karena untuk keselamatannya sendiri. Untuk kesehatannya sendiri.

Dietrich di ruangannya terlihat memandangi foto Ana hasil jepretan dari anak buahnya yang beberapa waktu lalu terus mengintai disekitar menantunya itu. Ferdi berkata mencoba menjelaskan.

"Dia kelihatannya memang bukan dari keluarga yabg mampu, kedua orang tuanya sudah meninggal, dia memiliki kakak yang juga perhatian padanya. Sepertinya tuan Alcyone menyembunyikan fakta kalau nona Ana menderita amnesia diakibatkan penyakit mental yang dideritanya."

"Apa alasan dia melakukan semua ini karena alasan yang sama?" tanya Dietrich.

"Ya sepertinya begitu. Tuan Alcyone rela melakukan apapun termasuk menempati posisi Rayyan yang dirampasnya secara paksa. Karena untuk alasan itu."

"Dia sudah melewati batas. Bisa bisanya dia melakukan tindakan yang mencoreng nama baik kita sebagai keluarga mafia terhormat. Bagaimana jika seseorang dari kalanganku tahu tentang hal ini?"

"Nona Ana juga sepertinya sebelum ini sangat membenci tuan Alcyone. Salah satu teman nona Ana ada yang terbunuh dalam perdagangan manusia bahkan Rayyan juga terbunuh ditangan tuan Alcyone. Nona Ana bahkan pernah akan dijual dan dijadikan pelacur. Tidak ada alasan nona Ana mencintai tuan Alcyone, kecuali dendam."

"Hahaha! Jadi mereka sekarang berada diambang, antara cinta dan benci, bukan?"

"Ya benar..."

"Kalau begitu bocorkan saja rahasia diantara mereka... dan buat Alcyone tak lagi bisa meraihnya..."

"Apakah tuan yakin? Bagaimana jika tuan Alcyone marah?" tanya Ferdi.

"Entahlah. Dia sudah membuatku kesal, kenapa aku harus mengikuti keinginannya?"

"Sebelum itu, saya ingin menyampaikan beberapa hal pada anda... ini soal sikap nona Ana. Jika anda masih tidak merestui nona Ana, mungkin cerita saya ini akan membuat anda sedikit menerima nona Ana." ujar Ferdi.

Ferdi pun menceritakan dari mulai hal terkecil hingga terbesar yang dirinya dapatkan dari pengintaiannya selama berhari hari terhadap Ana.

Dimana disana tersimpan sisi kebaikan Ana yang lengkap dirinya ceritakan pada Dietrich membuat Dietrich terdiam ketika mendengarnya.

"Nona Ana orang yang jujur, ceria, ramah dan orang yang gemar menolong, ada yang bilang kalau nona Ana juga pernah menolong tuan Alcyone ketika di China beberapa waktu lalu.

Dimana nona menyelamatkan tuan Alcyone ketika sedang terluka saat ditembak oleh polisi interpol. Saat itu nona Ana tidak mengadu ke polisi, padahal ia sangat memiliki kesempatan untuk menjebloskan tuan Alcyone ke penjara, ia malah justru menolong tuan Alcyone yang sedang terluka, makanya tuan Alcyone merasa berhutang budi. Mulai dari saat itu, tuan merasa kalau nona Ana adalah orang yang mesti ia cari.

Hingga nona Ana sendiri terseret dalam beberapa hal hingga membuatnya terluka. Tuan Alcyone merasa kalau ia harus melindungi nona Ana dan menjadikannya prioritas yang mesti ia lindungi."

"Cinta yang berasal dari hutang budi?"

"Entahlah... saya tidak begitu mengerti..."

"Heuh... ternyata karena hal itu dia melihat ke arahnya... pantas saja... "

"Meski begitu nona Ana mungkin tidak akan memaafkan tuan, disebabkan tiga hal yang saya sebutkan tadi. Makanya mereka mencoba untuk membiarkan ingatannya tidak kembali lagi... agar ia tidak mengingat ingat kembali apa yang sudah terjadi di masa lalu. Karena itu akan menghancurkan semuanya." ujar Ferdi.

Dietrich terdiam memikirkan ini semua.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang