Ana dan Alcyone akhirnya tiba di Turki. Dimana mereka sudah disambut oleh beberapa bodyguard Alcyone yang lantas membungkuk hormat menyapanya. Mereka saling berjalan."Kamu sempat mabuk perjalanan tadi?" tanya Alcyone.
"Ah tidak mas.... Aku hanya takut... Maryam juga takut kayaknya..." ucap Ana seraya menggendong Maryam.
Alcyone tersenyum. "Syukurlah dia mampu menyesuaikan diri." ujar Alcyone."Mas.... Disini mau tinggal sama siapa?" tanya Ana.
"Hanya kita bertiga. Kita mengasingkan diri untuk sementara." ujar Alcyone.
"Aku harap disini kamu tidak lagi dikejar oleh mereka." ujar Ana.
"Ya... Aku berjanji akan terus menjaga diriku. Terima kasih karena telah mencoba mengerti dan menyesuaikan dengan posisiku." ujar Alcyone tersenyum. Ana ikut tersenyum.
"Lalu bagaimana dengan ayah dan ibumu? Apakah mereka masih tinggal disana?" tanya Ana.
"Tetap tinggal disana, mungkin entah nanti akan bermain menjenguk kemari. Aku tidak tahu apa yang akan mereka rencanakan didepan." ujar Alcyone.
Mereka pun akhirnya berhenti dihadapan sebuah mobil kepemilikan Alcyone, dimana para anak buahnya sudah menyediakan semua itu sedari tadi. Ana masuk ke tengah mobil duduk bersebelahan dengan Alcyone.
Mobil pun dinyalakan dan segera beranjak dari sana. Jujur ini pertama kalinya Ana pergi ke Turki, tidak disangka pemandangan yang indah sudah tersajikan didepan matanya. Pemandangan yang tidak ia temukan di Indonesia.
Bahkan beberapa kali ia membuka kaca jendelanya lalu memfotonya. Sangat menyenangkan. Alcyone tersenyum melihatnya seperti itu.
"Kamu tampaknya cukup senang dengan pemandangannya, apa kamu mau kuajak ke suatu tempat?" tanya Alcyone.
"Eh? Apa tidak apa apa? Bagaimana kalau ada orang jahat yang mengancam nyawamu?" tanya Ana.
"Hanya tinggal dihajar saja kan dan tinggal pergi?" ujar Alcyone membuat Ana sedikit heran tentangnya. Dia mengatakan seperti itu seolah seperti sudah terbiasa saja dengan semua hal buruk yang terjadi padanya belakangan. Tidak dimengerti.
Mobil pun kini menepi ke depan didepan sebuah taman yang sangat menarik sejauh mata memandang, pepohonan rindang, kolam, bunga-bunga tulip yang berwarna warni, berbagai macam jenis spesies bunga dan berbagai macam tanaman lainnya yang sangat indah dipandang. Suasana yang juga mengibaratkan surga dunia, tak disangka ternyata ada pemandangan seindah ini.
Ana maupun Maryam sangat senang dengan semua pemandangan ini. "Aaa mas, kamu memang yang terbaik. Kamu tahu banget aku suka bunga. Makasih yaa.." ucap Ana. Alcyone tersenyum ikut senang atas hal itu.
Mereka sering berfoto saat itu, Ana merasa sangat nyaman dengan suasana disana. Apalagi disana sedang musim semi sekarang, musimnya bunga banyak yang bermekaran.
"Oh iya mas, kamu bisa bahasa sini?" tanya Ana.
"Tidak, tapi mengetahui kalau kita akan lama disini, aku akan mencoba untuk belajar."
"Aku juga mau mas belajar." ucap Ana mengekeh, Alcyone tersenyum.
"Maryam sekolahnya tapi gimana ya mas?" tanya Ana lagi.
"Tidak masalah bersekolah disini. Belajar bahasa sini juga tidak masalah." ucap Alcyone.
"Hihi Mary, sebentar lagi kamu akan jadi orang turki nih. Ciyee... jadi buleeee... hehehe." tawa Ana.
Mereka terus dilihat beberapa orang sana bahkan jadi pusat perhatian disana. Mungkin karena dirinya yang terlihat seperti orang baru disana atau orang luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]
Romansa"Jika kita bertemu lagi... Mungkin itu bisa terhitung takdir..." (Follow dulu sebelum baca yahhh!!!!) Ana dijual keluar negeri disebabkan ia mesti berurusan dengan ketua geng mafia terkuat "Tengkorak hitam" yang memiliki bisnis tersebar di berbagai...