"Danurdara"

48 11 0
                                    


Mei, 2017

Bunga menatap langit sore di atap sekolah. Semakin memikirkan, semakin sulit menemukan jawaban. Bunga akhirnya benar-benar menjadi keluarga Danurdara yang baru. Bunga benar-benar telah menjadi si sulung dalam keluarga Danurdara, menjadi seorang Kakak bagi adiknya yang baru. Bunga memiliki rumah baru, Ayah adalah orang yang suka membawanya jalan-jalan bersama sang adik, Ibu selalu memberi cinta padanya, juga si kecil Karang yang gemar sekali bermain bersamanya. Bunga tidak akan mengira bahwa kehidupannya berubah drastis. Bunga akui bahwa hidupnya sekarang lebih baik dari sebelumnya, tetapi ia ingin bersama keluarga kandungnya. Setiap hari terus bertanya bagaimana keadaan Mama dan Dika? Apakah mereka baik-baik saja? Sebab Bunga tidak akan pernah bisa lagi bertemu Mama dan Adiknya, karena Ayah dan Ibu memutuskan untuk membawanya pergi. Menjauh dari keluarganya di tempat kelahirannya. Tdak ingin ia kembali pada hidup lamanya atau kepelukan Mama kembali. Sebab, tahu mereka tidak akan melepaskan dirinya dengan mudah. Tidak kah lupa bahwa dirinya dijual oleh sang Mama kepada mereka? Bunga hanya menjalani hari-harinya sebagai si sulung Danurdara.

Saat itu sudah tahun keempat, usianya sudah menginjak sepuluh tahun. Bunga tidak lagi membicarakan Mama dan adiknya. Bahkan ia tidak meminta Mama untuk menjemputnya pulang. Bunga seakan menutup mulutnya rapat-rapat atau anak itu sudah terlalu lelah mengharapkan sesuatu yang bahkan sadar tidak akan bisa mendapatkannya kembali. Mama sudah pergi membawa adiknya untuk menjauh dari jangkauannya atau Mama sengaja menjauhkannya dari mereka. Tidak lagi menangis setiap tengah malam, kini ia mengubahnya dengan tidur lelap. Bunga berhenti. Sebab, Ayah dan Ibu tidak suka. Ayah dan Ibu selalu memarahi meminta untuk tidak memikirkan Mama dan adik, jika hari-hari buruk Bunga selalu mendapatkan cubitan atau tamparan dari keduanya. Lalu Bunga memilih berhenti karena tubuhnya selalu kesakitan.

Sementara, si bungsu Danurdara saat itu ketika ia datang si bungsu baru dilahirkan didunia. Bayi menggemaskan itu kini sudah menginjak usia empat tahun. Masih dalam fase belajar berbicara. Karang Danurdara namanya. Adik lucu, Bunga suka sekali kepada Karang. Bunga suka menciumi pipi gembil Karang tetapi Ibu tidak menyukai ketika ia menyentuh Karang. Setiap hari, Bunga pikir Ibu sedang merasa lelah. Tetapi Bunga menyadari bahwa dirinya tetap orang asing dalam keluarga. Ini adalah beberapa kisah Bunga di masa kecilnya. Tentu, waktu terus berjalan. Begitu cepat sampai Bunga tidak menyadari bahwa dirinya sudah sangat lama berada dalam keluarga itu. menahan semuanya seperti orang dewasa.

Ini sudah tahun ketiga belasnya, kini ia sudah tujuh belas tahun. Ia sudah dewasa, kan?

****

18 Juni 2017

Hari ini ia harus membanggakan diri. Mengatakan bahwa dirinya hebat dan keren. Bunga tersenyum ketika tangannya harus meraih piala akademi kesenian untuknya. Bunga adalah murid berbakat, di akademi kesenian ia adalah murid yang kerap mendapatkan penghargaan akademi, termasuk dalam akademi matematika. Bunga tipe murid yang banyak disukai oleh guru dan teman-teman, selain pandai ia juga merupakan anak yang ramah, ceria, dan lugas menyebabkannya mempunyai banyak teman.

Penghargaannya disaksikan semua angkatan dan akademi, merayakan anak yang memang pantas mendapatkannya karena sudah membanggakan sekolah dan semua orang. Bunga membalas pelukan dari gurunya dan tersenyum cerah ketika harus mendapatkan pujian untuknya. Senyumnya semakin cerah ketika teman-temannya menyebutkan namanya, tidakkah ini membahagiakan?


*****

24 Juni 2017

Bunga membawa diri pergi untuk menjenguk adiknya. Meski tertatih ia tetap melangkahkan kaki hanya untuk memastikan bahwa adiknya baik-baik saja. Lorong rumah sakit begitu hening, sampai roda pada tiang infus itu sangat terdengar hampir diseluruh penjuru lorong. Dan butuh waktu yang lama untuk sampai diruang pesakit adiknya. Sebab, tubuh sakitnya masih sesekali berdenyut terlebih perut bagian kanannya masih basah. Bunga harus berhati-hati menggunakan tubuhnya dan harus pandai agar tidak berteriak akibat sakit diseluruh tubuh. Hanya karena gesekan baju saja rasanya perih sekali.

Jaga Bunga DikarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang