Skinny Love 12

1.2K 181 6
                                    

[ PART 12 : DISKUSI ]

SENYUM Minji merekah saat dia lihat Hanni akhirnya datang. Segera saja ia hampiri Hanni untuk diajak berjalan bersama menuju kelas.

Semakin dekat langkah Minji menuju Hanni, semakin jelas matanya melihat wajah tertekuk Hanni. Gadis itu berkali-kali menghela napas, berjalan menunduk, sehingga dia tak sadar sama sekali dengan kehadiran Minji yang mulai mengerutkan kening. Si Kim itu total kebingungan, terlebih saat ia lihat jelas betapa tak ada gairahnya wajah yang biasa menebar senyum itu.

Wajah Hanni pias, tanpa rona sedikitpun.

"Hanni," panggilnya. Nada suara Minji jelas sekali terdengar khawatir tatkala Hanni menoleh ke arahnya. "Lo kenapa? Apa ada masalah? Kok mata lo kayak orang abis nangis semaleman gini?"

"Gue oke kok." Hanni memasang senyum palsu, menjauhkan tangan Minji dari wajahnya. "Mau ke kelas bareng?" ajaknya, mengalihkan perhatian Minji yang masih menatap lamat ke arah dirinya.

Ada yang salah dengan Hanni, pikir Minji.

***

Hari-hari berlalu dengan cepat. Terhitung sudah seminggu Minji mendapati wajah muram yang setia bertahan di wajah Hanni. Meski gadis itu kerap tegaskan bahwa dia tidak apa-apa, tapi Minji yakin, ada sesuatu yang tak beres terjadi sampai memengaruhi suasana hati yang lebih muda.

Jadi, berbekal rasa penasaran dan khawatir, Minji mencoba mencari tahu. Mulanya ia tanyakan pada Haerin—akhirnya ia, Haerin, dan Danielle kembali berteman baik setelah menyelesaikan semua kesalahpahaman konyol yang terjadi di antara mereka—tapi, gadis bermata kucing itu juga tidak tahu-menahu mengenai masalah Hanni. Lalu, ia coba mengorek informasi dari kedua teman baik Hanni, Liz dan Rei.

Dari mereka, Minji berhasil menemukan titik terang mengapa Hanni terlihat muram akhir-akhir ini.

Menurut cerita Liz, orang tua Hanni akan segera bercerai. Dan gadis malang itu, diminta untuk membuat pilihan, ingin tinggal dengan siapa dia nantinya.

"Orang tua tuh kadang egois. Selalu mikirin diri sendiri tanpa mau denger pendapat anak." komentar Yoon setelah Minji menceritakan pasal masalah yang kini dihadapi oleh soulmate-nya.

"Kita nggak bisa langsung nge-judge gitu aja. Kita nggak ada yang tau apa yang dilalui kedua orang tua Hanni." sanggah Jihan lembut.

Saat ini, Minji dan tiga temannya—Yoon, Jihan, dan Gyuvin—tengah berkumpul di rumah Minji untuk kerja kelompok (mulanya), karena pada kenyataannya, mereka hanya bekerja selama setengah jam dan selebihnya digunakan untuk membicarakan masalah soulmate-nya Minji.

"Tapi, ya ... Nggak semua masalah harus diselesaikan dengan perpisahan lah. Mestinya sebagai orang tua, mereka juga perlu bicara ke Hanni. Minta pendapatnya juga, bukannya langsung ambil keputusan sepihak begitu." Yoon masih keukeh dengan pendapatnya.

"Bercerai nggak selamanya buruk kok." Jihan mengulas senyum tipis, dia teringat soal kondisi keluarganya dahulu. "Contohnya orang tuaku. Dulu mereka sering banget bertengkar pas masih bareng, sampai aku ketakutan dan cuma bisa nangis di kamar. Emosi mereka sering nggak stabil dan cenderung meledak-ledak, dan ujung-ujungnya aku sebagai anak yang jadi pelampiasan. Tapi, syukurnya sekarang semua mulai membaik sewaktu keduanya milih buat bercerai. Enggak ada lagi caci-maki atau lemparan barang yang bikin aku takut. Kehidupan Papa lebih baik dan bahagia bersama keluarga barunya, pun aku sama Mama juga lebih bahagia sekarang."

"Terkadang, bercerai adalah pilihan yang tepat." sambung Jihan.

Baik Yoon dan Minji terdiam. Sepenuhnya bungkam atas nasihat Jihan selaku orang yang lebih berpengalaman perkara perceraian orang tua. Berbeda dengan Gyuvin yang justru melongo sembari menangkup kedua pipinya.

"Han ... Ada baiknya kita pacaran aja nggak sih?" ucap Gyuvin memecah keheningan sepersekian detik kemudian.

"Yeu, mana mau Jihan sama manusia abstrak kayak lo." cibir Yoon seraya lemparkan penghapus ke kening Gyuvin yang langsung mengaduh.

"Gue nggak bisa bayangin Jihan yang lemah lembut punya pacar jamet kabupaten kayak Gyuvin."

"Mencaci-maki orang adalah perbuatan tercela, tapi khusus lo berdua pengecualian. ALIAS KONTOL!"

Gyuvin mengumpat mendengar ejekan dari Yoon dan Minji. Tidak lupa ia arahkan dua jari tengah yang segera dibalas dua gadis lainnya, sedangkan Jihan hanya bisa tertawa kecil melihat kelakuan teman-temannya.

"Udah ah, ini selesaiin dulu tugasnya. Dari tadi malah ngobrol terus."

Tiga orang itu langsung manut pada titah si Putri Solo, Jihan. Segera melanjutkan tugas mengambar bagian-bagian sel hewan yang akan dipresentasikan besok pada pelajaran biologi.

***

Happiest belated birthday to our first love, our bearcare, Hanni's soulmate, Lady Royal Kim Minji~! <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happiest belated birthday to our first love, our bearcare, Hanni's soulmate, Lady Royal Kim Minji~! <3

Sorry baru bisa update, padahal niatnya mau up pas ultah ngab Minji tapi draftnya belum rampung trus aku mendadak males buka wp huft 😔🤙

Skinny Love | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang