Skinny Love 06

1.3K 219 24
                                    

[ PART 6 : PERUBAHAN ]

SELALU ada satu sticky note yang menyambut kepulangan Hanni. Tulisan berupa tanya sederhana itu berbunyi, "hal apa yang membuat kamu bahagia hari ini?"

Jika di hari biasa, mungkin Hanni akan mantap mengatakan, "tidak ada, semaunya berjalan biasa-biasa saja" tanpa perlu berpikir lama. Bisa dibilang, hidup Hanni kelewat monoton; sekolah, pulang, belajar, sesekali bermain game atau berselancar di dunia maya. Bermain peran sebagai pribadi lain; seorang fangirl yang siap pasang badan demi bias yang kerap kena ujaran kebencian dari sekumpulan parasit bernama hatters. Katakan jika Hanni bodoh, karena membuang-buang waktu untuk membela idola yang bahkan tak tahu jika mereka memijak bumi yang sama. Ya, dia tahu jika itu sia-sia, buang-buang waktu, tapi Hanni menikmatinya. Selayak hiburan, dia sering dibuat terkikik atas balasan user kosongan yang seringnya semakin menunjukkan kebodohan mereka kala diladeni. Itu menyenangkan. Hanni merasa senang membaca rentetan kebodohan anonim yang selalu sukses menaikkan suasana hatinya.

Hanni tahu jika itu tak bermanfaat. Nirfaedah. Akan tetapi, hal itu sudah seperti obat bosan baginya. Selalu ampuh untuk mengusir perasaan kosongnya selama menunggu perputaran jam untuk kembali ke sekolah. Hanni tak terlalu suka lingkungan rumah. Dia lebih senang di sekolah, bertemu dengan teman-teman, membentuk pribadi baru yang tampak baik-baik saja.

Namun, untuk hari ini berbeda. Hanni ingin berlama-lama di rumah. Mengatakan pada sticky note yang kini ia genggam bahwa ada satu hal yang membuatnya senang. Ingin berteriak dan menari seharian di kamar, ingin melompat kegirangan diiringi debaran jantung yang terus memompa gila-gilaan sedari tadi pagi.

Semua ulah Minji, lewat confess dari Haerin.

"Emang apa hubungannya Haerin yang suka gue, sama Minji?"

Pertanyaan itu memang tak dijawab langsung oleh Minji, sebab bel berdering tak tahu waktu memotong satu dua patah kata yang akan si Kim lontarkan. Mengintruksikan untuk semua murid masuk ke kelas masing-masing.

Ada desah kecewa saat Hanni harus buru-buru masuk ke kelasnya sendiri. Menggandeng Haerin yang tunjukkan ekspresi aneh bahkan saat guru sudah masuk untuk mengajar jam pertama di kelas mereka. Kening gadis bermata kucing itu berkerut dalam, bibirnya senantiasa buka-tutup seakan ingin mengatakan sesuatu, tapi Haerin terlihat masih meragu. Air mukanya gelisah sedetik kemudian, kakinya sengaja digerak-gerakkan di bawah meja sana. Hanni tentunya sadar, jadi dia mencoba bertanya dengan berbisik rendah, takut guru tambun di depan sana sadar dan memarahinya yang mengobrol saat pelajaran berlangsung.

"Ada apa?"

"Soal yang tadi, Minji juga suka sama lo."

Seolah waktu sedang dibekukan, semua hal tampak diam di penglihatan Hanni. Ia ikut mematung. Berkedip lambat dan suarakan, "hah?" dengan wajah linglung.

Sejujurnya, Hanni memang sempat berpikir bahwa Minji suka padanya saat klarifikasi mendadak dari Haerin tadi. Cuma akal sehatnya segera ambil tempat, menyadarkan Hanni untuk tak terlalu percaya diri. Takut saja jika ia dibaduti dan makan hati sendiri jikalau pemikiran itu tak terbukti benar.

Tapi, Haerin tak pernah bohong, bisik hati Hanni.

Tanpa sadar rona merah menjalar dari pipi hingga telinga. Bibir bawahnya Hanni gigit, menahan senyum untuk mekar. Dia tak mau dicap gila karena senyam-senyum disaat separuh teman sekelasnya tengah mendesah frustasi pada materi pelajaran pagi itu; matematika minat.

"Dia mikir kalo gue juga suka sama lo karena kita deket. Dia bahkan mikir kalo gue saingannya." Haerin melanjutkan. "Jauh sebelum lo suka Minji, dia udah suka duluan. Cuma, ya, gitu, dia cupu."

Skinny Love | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang