[ PART 10 : SMILING FOR U ]
PRINCESS. Panggilan yang meski dilisankan tanpa suara, nyatanya tetap mampu menciptakan getaran yang mengalir kuat hingga darah Hanni berdesir hebat. Ini pertama kalinya ada seseorang yang memanggilnya dengan embel-embel ‘Princess’, bahkan orang tua atau seseorang di mimpi terindahnya pun belum pernah ada yang memanggil Hanni dengan panggilan semanis itu.
Maniknya masih setia menatap Minji tanpa kedip, tertegun oleh aksi berani si Kim yang kemudian menepuk-nepuk pelan puncak kepalanya, setelah ultimatum yang ia lemparkan tepat kena menuju hati Hanni. Gadis yang lebih muda bisa merasakan perasaan menggelitik di perutnya, pun dengan area pipi yang mulai terasa panas. Ia memerah, dalam hati kontan memekik salah tingkah.
Minji tersenyum kecil, berbisik kepada Hanni yang langsung menegakkan tubuh, tak lagi menyender pada Minji. Ia secepat mungkin mengalihkan pandangan kemana saja asal tidak lagi bersitatap dengan gadis bermarga Kim itu, karena demi Tuhan, ucapan Minji selanjutnya hanya membuat Hanni semakin kesusahan mengigit pipi bagian dalamnya agar tak kelepasan tersenyum lebar.
"Jangan liatin gue segitunya, gue takut ini jantung meledak terus kita semua jadi puing-puing cuma gara-gara gue salting diliatin bidadari." ujar Minji, mencoba bercanda meski suaranya jelas terdengar penuh kegugupan, pun dengan rona yang perlahan menghiasi pipi si Kim.
Sepasang hawa tersebut, terverifikasi sedang salah tingkah level maksimal.
***
Sampai film selesai, keduanya tidak lagi terlibat obrolan. Sepenuhnya diam meski isi pikiran dan fokus tidak benar-benar menuju pada animasi fantastis yang sedang tayang.
Hanni sendiri masih menetralkan dirinya, sebanyak mungkin memberi sugesti untuk berhenti tersenyum agar orang-orang di sekitar tak men-cap aneh dirinya, sedangkan Minji, gadis itu sesekali mencuri lirik pada Hanni sembari membatin atas sikap kelewat beraninya yang membuatnya kini malu sendiri. Tapi, tadi awal yang bagus sih, kata hatinya, mengingat baru kali ini Minji berani mengambil selangkah maju setelah selama ini hanya menyukai Hanni dari jauh.
"U-udah selesai tuh, lo nggak mau keluar?" Hanni bertanya dengan kecanggungan yang kentara, seraya menepuk pelan paha Minji yang melamun.
"Eh? O-oh, iya ... Ini mau keluar."
Keduanya bangkit, berjalan beriringan menuju pintu keluar. Masih tersisa kecanggungan di antara keduanya, namun hal itu dibiarkan. Dibiarkan sampai memudar sendirinya karena Hanni yang tak pernah tahan dengan suasana hening, kembali buka suara untuk mengalihkan situasi sehabis di dalam bioskop tadi.
"Habis ini lo mau kemana?"
Gadis manis itu menatap sekilas pada Minji, sebelum kembali mengalihkan pandangan karena tidak kuat bersitatap lama-lama dengan mata belo cerah milik Minji. Sebab itu hanya akan membuat jantung Hanni semakin berdetak tak karuan.
Jika diperbolehkan hiperbola, mungkin sedari Minji menyebutnya 'princess', Hanni tidak lagi diidentifikasikan sebagai manusia melainkan es yang meleleh dan menggenang mengenaskan di lantai bioskop.
Sedikit berpikir, Minji mendengung bingung cukup panjang. Sebelum akhirnya menjawab, "hm cari makan, kayaknya?" dengan suara penuh keraguan. Karena sejujurnya, niat awal si Kim memang mau me time keliling-keliling saja. Tak sedikitpun terpikirkan akan mau kemana, pokoknya keliling mengikuti kemana kaki mau melangkah.
"Mau barengan? Kebetulan gue juga kelaparan."
Hanni mengelus-elus perutnya, manyun lucu secara tak sadar, dan hal itu terekam baik oleh netra Minji. Gadis itu tersenyum, tangan tergerak untuk naik dan menepuk-nepuk pelan puncak kepala Hanni seperti yang ia lakukan beberapa saat lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skinny Love | Bbangsaz
Fanfiction[ Romance, Drama, Soulmate AU ] Sama-sama suka, tapi malu untuk mengakui. • • • warn! gxg content pair; minji x hanni © moyster