Skinny Love 15

1.6K 168 15
                                    

[ PART 15 : RINDU ]

REI menyipitkan matanya kala orang yang terasa familiar terekam indera matanya secara tak sengaja. Dia yang rencana awalnya akan ke kelas untuk meletakkan tas sandangnya, akhirnya membelokkan arah untuk mengikuti wanita paruh baya yang tampak berjalan terburu-buru menuju kantor guru. Itu Bundanya Hanni, bukan? Rei bermonolog di hatinya.

Semakin cepat langkah yang ia ambil untuk berlari mengikuti wanita yang diyakini orang tua Hanni. Sedikit banyaknya, Rei dapat mengira jika ada hal yang tak beres telah terjadi saat dia dapat melihat ekspresi wajah wanita itu yang menunjukkan kesenduan yang mendalam. Ada gurat penuh kegusaran juga yang tersirat di wajahnya yang tampak lelah. Hal itu menimbulkan tanda tanya dan membuat rasa penasaran Rei semakin membumbung tinggi.

Jadi, dengan kepala yang menyembul masuk ke pintu kantor guru yang terbuka lebar dan tubuh yang membungkuk serta menempel pada tembok, Rei akhirnya menguping pembicaraan yang dilakukan oleh ibu Hanni dan wali kelasnya, Wendy.

"Ya? Ada perlu apa, ya, Buk?"

Wendy menyambut dengan kerutan bingung dikala wanita paruh baya di depannya ini bertanya mengenai dirinya kepada salah seorang guru yang duduk di bangku depan, setelah ditunjukkan yang mana orang yang dicarinya, wanita itu tersenyum, mengucap terima kasih tanpa suara dan langsung menuju meja Wendy. Dia duduk di hadapan sang wali kelas, tersenyum tipis saat Wendy menanyai ada gerangan apa wanita itu mencarinya, lalu berdeham pelan dan mulai memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Sebelumnya perkenalkan, saya Jisoo, orang tua Hanni."

"Ah, kebetulan sekali. Saya ingin menanyakan soal Hanni. Dia sudah tidak masuk selama beberapa hari tanpa keterangan yang jelas. Apa terjadi sesuatu?" Wendy menegakkan duduknya, memandang lurus pada Jisoo yang segera menghela napas.

"Itulah alasan saya ke sini, Buk. Saya ingin menyampaikan alasan kenapa anak saya bisa nggak masuk beberapa hari ini." Kemudian, Jisoo sodorkan sebuah amplop yang ia ambil dari tas jinjing yang ia bawa. Amplop putih dengan logo salah satu rumah sakit swasta, yang langsung diterima Wendy tanpa kata. "Mohon maaf karena saya baru bisa memberi tau pihak sekolah hari ini, sebelumnya saya sibuk mengurus Hanni di rumah sakit ... dan saya juga nggak punya nomor pihak sekolah untuk dihubungi."

"Tapi, saya sudah menghubungi nomor Ibu beberapa hari ini."

"Mungkin yang Buk Wendy maksud itu nomor Maminya Hanni. Nomor dia yang dijadikan kontak utama untuk dihubungi sekolah di formulir pendaftaran Hanni waktu dia masuk dulu."

Penjelasan Jisoo membuat kening Wendy berkerut semakin dalam. Kebingungan dengan maksud perkataan Jisoo yang terasa janggal.

"Kondisinya sedikit pribadi untuk diceritakan, tapi saya harap Buk Wendy bisa mengerti dan mau menjelaskan pada guru-guru lain pasal absensi Hanni kedepannya."

Jisoo memaksakan senyumnya untuk terbentuk, menatap Wendy yang kini bergerak untuk membuka amplop putih tersebut dan menemukan surat keterangan dari rumah sakit mengenai kondisi Hanni. Anak malang itu ternyata terkena Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang menyebabkannya harus dirawat.

"Astaga..." refleks Wendy sesaat setelah membaca surat tersebut. Wajahnya yang tadi terlihat serius, berangsur terlihat melunak, Wendy kembali menatap Jisoo dan mengangguk. "Saya turut sedih soal kondisi Hanni. Semoga dia bisa segera sembuh dan kembali ke sekolah seperti sedia kala."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Skinny Love | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang