Skinny Love 08

1.4K 207 42
                                    

[PART 8 : CURHAT ]

HANNI menumpu dagu dengan kening membentuk lipatan imajiner. Tengah berpikir keras pasal ucapan Minji beberapa saat lalu, "lagipula, soulmate gue katanya udah punya pacar, dan sekarang, benang di jari kelingkingnya juga ngarahnya ke orang lain," sebelum gadis itu pamit dengan menerobos hujan yang turun kian deras. Hanni sempat terkesiap tadinya, sebelum sadar dan memandangi dalam diam punggung Minji yang semakin jauh, menghilang dibelokkan jalan.

Maksudnya Minji apa? Bukankah kata Taehyun jika soulmate Hanni adalah si Kim itu? Lalu siapa yang dia bicarakan sudah memiliki pacar? Siapa orang yang Minji maksud dengan jalinan takdirnya mengarah ke orang lain? Siapa? Itu jelas bukan dirinya.

Lama Hanni terdiam, hingga semburan kurang ajar dari mobil yang melaju membuat genangan yang dia tabrak mengenai seragam Hanni sampai gadis itu berjengkit kaget. Hanni berdecak, berteriak memaki pengendara yang terus melaju tanpa berhenti. Sialan, Hanni membatin kesal.

***

Hyein terdorong dari kasur saat Minji dengan brutalnya ikut naik ke ranjang si adik, menggeser tubuhnya, sampai Hyein meringis merasakan sakit saat bokongnya mencium lantai. Gadis itu kontan mendelik pada Minji yang tunjukkan wajah tanpa dosa, pura-pura tak peduli pada dengusan kesal Hyein.

"Apa sih, Kak, ganggu aja." sinis Hyein, kembali naik ke kasur dan duduk di sebelah Minji yang sok memerhatikan tontonan drama yang sedari tadi Hyein saksikan, padahal dia sejujurnya tak mengerti itu drama apa dan bahasa apa yang digunakan pelakon di drama tersebut. "Sana, ih, balik kamar Kakak, jangan ganggu aku." usir Hyein, mendorong bahu Minji untuk segera bangkit dari kasurnya.

"Gue mau curhat."

Ucapan tiba-tiba Minji mendapat tatapan aneh dari Hyein. Ia mengernyit dikala Minji menghela napas berat dan air mukanya yang semula datar-datar saja kini berubah sedih. Minji menatap adiknya melas, meminta sedikit belas kasihan untuk mau mendengarkan barang sejenak keluh kesah yang memberati pundaknya setelah percakapan singkat dengan Hanni beberapa jam yang lalu.

"Soal soulmate gue."

Hyein menaikkan sebelah alisnya, mulai tertarik. Tangannya bergerak mem-pause drama yang terpampang di layar dan mematikan laptop. Sepenuhnya fokus Hyein, ia berikan pada Minji yang kini tengkurap sembari menumpu kedua pipinya dengan tangan yang terlipat. Si tengah memiringkan kepala, memandang Hyein dengan binar mata penuh kepedihan—Hyein jelas langsung memutar mata melihat wajah memelas Minji, bukannya gemas, Hyein malah merasa ingin menendang wajah Minji karena menurutnya si kakak tak cocok membuat wajah menjijikan seperti itu.

Tapi, sepertinya Minji tak menangkap sinyal jijik yang dilemparkan Hyein. Terbukti dari dia yang masih menatap memohon pada Hyein, adiknya itu menghela napas berat, ikut tiduran di samping Minji dengan posisi menyamping.

"Kenapa soal soulmate?" tanya Hyein pada akhirnya. "Bukannya Kak Nji nggak percaya gituan?"

"Awalnya," Minji menjawab pelan. "Tapi Kak Taehyun ngasih gue sedikit harapan dengan ngasih tau gue siapa soulmate gue. Dan lo tau nggak dia bilang apa? Ternyata soulmate gue crush gue sendiri, jelas dong gue langsung besar kepala. Langsung kesenangan gue denger itu." Minji mengubah posisi tidurannya menjadi terlentang menghadap langit-langit kamar Hyein. Pandangannya jauh, melanglang buana. Sedangkan si bungsu masih diam, tapi dari kerutan yang terbentuk di dahinya, jelas Hyein bertanya-tanya, "bukannya bagus jika soulmate Minji adalah orang yang dia sukai? lalu, apa masalahnya?" Hyein sungguh tidak mengerti.

Hening yang terasa lebih panjang dari perkiraan membuat bibir Hyein gatal untuk menyuarakan pertanyaan. Jadi, dengan sedikit desakan dia bertanya, "terus?"

"Nabrak."

"Serius ah!" Hyein berdecak, lalu menepuk pelan bahu Minji saat gadis itu malah melempar candaan yang tidak lucu sama sekali. Sementara kakaknya itu terkekeh kecil, memandang sekilas pada si bungsu yang mendengus menunggu lanjutan ceritanya. "Terus masalahnya apa? Bukannya bagus kalo belahan jiwa Kak Nji itu orang yang Kakak suka?"

Minji berdeham sejenak, menetralkan suaranya. "Masalahnya, tebakan itu keliru. Kayaknya... Dia bukan soulmate yang ditakdirkan buat gue, karena dia barusan bilang ke gue kalo benang merah di kelingkingnya terikat sama orang lain. Harapan gue buat milikin dia bener-bener pupus gitu aja." Minji mengakhiri curhatan malam itu dengan suara lirih hampir tak terdengar, tapi untungnya Hyein yang berada di sampingnya menajamkan pendengarannya hingga masih mampu menangkap gumaman sedih sang kakak.

"Ehm," Hyein mendengung bingung. Dia menggaruk pipinya sendiri yang mendadak terasa gatal. "Kalo soal gini aku juga kurang paham sih, tapi kenapa Kak Nji yakin kalo benang merah crush Kakak itu terikatnya ke orang lain? Emang dia udah bilang siapa soulmate-nya sampai Kak Nji bisa berasumsi bahwa soulmate dia bukan Kakak?"

Gelengan polos Minji membuat Hyein terperangah.

"Terus kenapa Kakak berasumsi negatif duluan?!"

"Soalnya Kak Taehyun tuh peramal abal-abal. Jadi, gue ragu sama perkataan dia soal soulmate gue." jelas Minji, menyampaikan alasan paling masuk akalnya, karena memang benar jika tak semua perkataan Taehyun itu benar. Ucapannya banyak juga yang meleset jauh—seperti kasus alumni sekolahnya dulu yang katanya ia berpasangan dengan kematian, tetapi yang Minji dengar justru si kakak alumni itu sekarang sudah bertunangan, tinggal menunggu dia dan pasangannya lulus dari perguruan tinggi, maka mereka siap menyambung ke jenjang yang lebih serius; pernikahan.

"Y-ya, kalo gitu, mau gimana lagi. Terima nasib aja."

Semakin sedih hati Minji mendengar saran tanpa solusi yang Hyein berikan.

Semakin sedih hati Minji mendengar saran tanpa solusi yang Hyein berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini aku ultah, ayo kasih aku selamat 🧍🧍🧍

Skinny Love | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang