Happy reading~
...
Tokyo, Jepang
Lelaki itu masih terdiam menatap layar laptopnya, nampaknya notifikasi yang singgah beberapa menit lalu cukup untuk membuatnya dilema. Tok...Tok...Tok... "Oniichan! Boleh aku masuk?" Seseorang mengetuk pintu kamar Yoshi, "Masuk!". Pintu terbuka menampakkan Haruto, adik bungsunya.
"Apa kamu butuh sesuatu, Ruto?" Tanya Yoshi. "Tidak, aku hanya khawatir karena sejak tadi pagi oniichan tidak keluar kamar." Jujur Haruto. "Oh, aku sedang sibuk mengurus sesuatu jadi tidak sempat keluar kamar." Ucap Yoshi tersenyum. "Apa itu berarti oniichan belum makan sejak tadi pagi?" Tanya Haruto. "Dimana twins?" Bukannya menjawab pertanyaan adiknya, Yoshi malah balik bertanya.
Karena tidak mendapatkan jawaban, Haruto memilih keluar dari kamar kakaknya itu. "Apa dia marah?" Gumam Yoshi. Tepat saat Haruto pergi, si kembar Mashiho dan Asahi muncul, "Oniichan, ada apa dengan Haruto? Dia terlihat buru-buru, bahkan tidak menghiraukan kami." Tanya Mashiho sambil duduk di kasur Yoshi.
"Sepertinya dia marah padaku." Jawab Yoshi. "Kenapa dia marah kepada niichan?" Kali ini pertanyaan Mashiho membuat Yoshi terdiam. Asahi yang melihat itu pun menepuk pelan pundak kakaknya. "Tenanglah niichan, terlepas apa yang terjadi tadi, Haruto pasti tidak akan pernah bisa marah kepadamu, apapun yang terjadi." Ucapnya. "Apa iya dia tidak akan marah padaku?" Batin Yoshi.
Tiba-tiba Haruto muncul dengan membawa nampan di tangannya "Oniichan, makanlah ini. Sesibuk apapun oniichan, oniichan tidak seharusnya melewatkan makan. Aku tidak ingin jika nantinya Oniichan sakit." Ucap Haruto. "Lihatlah betapa sayangnya Haruto kepada Yoshi-kun, dia mungkin saja lupa jika dia mempunyai 3 orang kakak." Mashiho mengacak rambut adiknya gemas.
"Apa aku harus mengambilkan makanan juga untuk kalian agar kalian merasa dianggap sebagai kakak? Tapikan kalian sudah makan, jadi untuk apa kalian harus ku ambilkan makanan?" Ucapan Haruto membuat kedua kakaknya tertawa gemas, terkecuali Asahi yang hanya tersenyum kecil.
"Kalian ini imut sekali, aku pasti akan merindukan kalian nanti." "Apa yang oniichan katakan? Oniichan tidak akan pergi kemana-mana, kan? Oniichan tidak berpikir untuk pergi kan?" Serang Haruto. "Apa oniichan ingin pergi dari sini?" Tanya Mashiho. "Apa yang kalian bicarakan? Aku akan tetap disini." Ucap Yoshi. "Setidaknya hingga beberapa waktu kedepan." Lanjutnya dalam hati.
Asahi menatap Yoshi penuh arti "Ada apa Asahi?" Tanya Yoshi. "Niichan, bolehkah aku meminta sesuatu?" "Ada apa dengan Hikun? Kenapa dia tiba-tiba meminta sesuatu?" Mashiho sedikit mengejek. "Jangan begitu Mashiho. Jadi, apa yang kamu inginkan Asahi?" Tanya Yoshi lagi.
"Aku ingin kita bersenang-senang bersama di luar rumah seharian penuh." Pinta Asahi. "Ide yang bagus, Asahi. Jika dipikir-pikir, kita jarang menghabiskan waktu bersama ya? Tapi aku hanya punya waktu luang besok, apa kalian tidak keberatan?" Ucap Yoshi. "Tidak masalah, aku punya banyak waktu besok." Haruto mengiyakan. "Aku juga." Ucap Mashiho, sedang kembarannya hanya mengangguk pelan.
"Oniichan, bolehkah kita pergi ke Disneyland ?" Haruto semangat. "Apapun untuk adik kesayanganku." Ucap Yoshi. "Lihatlah Asahi, kita hanyalah anak bawang disini." Asahi hanya tersenyum menanggapi candaan kembarannya.
"Apa yang kamu katakan Mashiho? Kalian semua adalah adik-adik kesayanganku, kemarilah." Yoshi membuka lebar tangannya yang disambut pelukan dari adik-adiknya. "Baiklah, lebih baik kita semua tidur karena hari semakin larut. Kita harus menyimpan energi untuk besok, kan?" Ucap Yoshi.
"Ya niichan, kalau begitu kami pergi ke kamar dulu. Selamat malam, oniichan." Pamit Mashiho. "Selamat malam, niichan." Asahi mengikuti langkah kembarannya. "Jangan lupa habiskan makanannya, oniichan! Selamat malam." Ucap Haruto. "Iya, selamat malam." Balas Yoshi.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay That's Friendship
Fanfic"Jika seseorang tengah lelah dengan kehidupannya, ke mana dia bisa pergi?" "Biasanya dia akan mendatangi orang yang dia sayangi untuk menumpahkan semua perasaan yang ada, terkadang orang yang lelah dengan kehidupannya membutuhkan pelukan. Kenapa? Ap...