Baik Dewi maupun Satria, keduanya bukan orang yang familier dengan kamera. Media sosial keduanya juga nyaris tidak aktif. Kalau Satria lebih sering mengunggah foto-foto pemandangan dan bangunan-bangunan berarsitektur unik, maka Dewi lebih banyak mengunggah foto makanan. Yah, meskipun begitu, Dewi masih lebih baik. Karena setidaknya ia pernah mengunggah fotonya beserta keluarganya saat hari raya Idulfitri. Kemudian fotonya bersama tiga sahabatnya yaitu Ben, Dea, dan Kemal. Dan ada satu lagi fotonya yang diambil saat sedang berlibur ke Korea Selatan-Dea yang mengambil foto itu saat mereka sedang berada di Pulau Nami. Selain tiga foto itu, laman media sosialnya hanya berisi foto-foto makanan dan beberapa foto kopi dengan hiasan latte art di atasnya.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa dua orang yang sedang memakai pakaian pengantin dengan senyum kaku itu sangat amatir dalam hal berpose.
"Mas Satria bisa senyum lebih lebar?" pinta Kaila yang menjadi fotografer mereka hari ini. "Ya, begitu, pertahanin ya," ucapnya sambil membidik kameranya. Berusaha mengambil foto dengan ekspresi terbaik dari dua orang calon pengantin yang sedang tersenyum itu.
"Ini kapan selesainya?" bisik Satria yang saat ini sedang berpose memeluk Dewi dari belakang dan menaruh dagunya di atas pundak kanan Dewi yang terbuka.
Dewi sedikit menoleh ke arah kanan, hingga posisinya hampir mencium pipi Satria. Yang justru mendapat sambutan baik oleh Kaila yang menyukai pose itu dan mengabadikannya dalam beberapa kali bidikan cepat.
"Kamu sudah capek?" tanya Dewi dengan suara tak kalah pelan. Ia masih berusaha tersenyum di sela-sela kata-katanya.
"Tired of smiling," ujar Satria ringan.
Mendengar jawaban Satria, senyum Dewi justru mengembang semakin lebar. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kamera, namun ia kembali berkata, "Tahan dulu. Ini sudah baju ke dua. Setelah ini selesai."
Dan tidak ada lagi jawaban yang terucap dari Satria setelah itu. Melainkan tangannya yang semakin erat memeluk pinggang Dewi sebab Kaila yang masih asyik memberikan arahan gaya kepada keduanya.
Selama pengambilan foto prewedding sejak tiga jam yang lalu, mereka banyak berpelukan. Bahkan tak hanya berpelukan, tetapi nyaris berciuman. Awalnya Kaila menyarankan agar Satria dan Dewi dapat berciuman sungguhan. Walaupun perempuan berambut merah itu menambahkan bahwa jika Satria dan Dewi malu melakukannya, maka mereka boleh hanya mendekatkan bibir mereka saja-tanpa menempelkan bibir masing-masing atau saling memagut seperti sarannya yang pertama. Tentunya opsi itu menjadi pilihan yang paling tepat bagi keduanya.
Ciuman? Oh, itu terdengar berlebihan. Pelukan saja mereka baru melakukannya di sesi foto prewedding hari ini.
"Mas Satria, Mbak Dewi, sudah capek?" tanya Kaila sambil tersenyum lebar.
Oh, jelas sudah, Satria tersenyum tanpa menjawab.
Dewi menoleh ke arah Satria sekilas sebelum menepuk pelan punggung tangan Satria yang masih melingkar di pinggangnya, setelah itu barulah ia berkata, "Saya sudah agak capek, gaunnya lumayan berat ternyata," Dewi menunduk seraya memandangi gaun yang sedang ia kenakan. "Boleh istirahat sebentar?"
Kaila mengiakan sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Satria dan Dewi yang masih berdiri di depan layar abu-abu muda polos yang menjadi latar foto mereka. Sementara Dewi belum mengangkat kepalanya. Ia masih menunduk memandangi gaun yang sedang ia kenakan.
Gaun itu berwarna putih tulang dengan model bahu terbuka serta bagian pinggul ke bawah yang mengembang dan dihiasi oleh batu-batu kecil yang cantik dan berkilauan. Dan tentunya tampak semakin bersinar saat terkena lampu yang membuat Dewi ikut bersinar bersamanya. Belum lagi rambut Dewi yang digelung ke belakang, menambah kesan anggun serta menonjolkan lehernya yang jenjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion Playground
RomanceAwalnya, Dewi Kirana tidak pernah menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan Satria Natha Moerdoko setelah sekian lama. Di situasi yang tidak terduga, Satria menawarkan apa yang sedang Dewi butuhkan--dan Dewi terlalu waras untuk menolak itu semua. ...