Detik jam berjalan sesuai aturannya.
Begitu juga dengan dunia.
Detik berganti menit, menit berganti jam, lalu jam menjadi hari dan selanjutnya hari hari terus berjalan tak pernah terhenti, hingga waktu begitu cepat berlalu dan kurang lebih selama 2 tahun tidak terasa telah terlewatkan begitu saja.
Banyak hal yang telah terjadi sebelumnya, serta banyak pengorbanan dan keringat bercucuran yang menemani hari-hari Sakura. Semuanya bagaikan bumbu-bumbu dalam sebuah masakan dan melahirkan proses akhir yang begitu menyenangkan ketika kita menikmatinya.
Sakura saat ini baru saja keluar dari ruangan khusus perawat di sebuah Rumah Sakit di desanya, dengan pakaian ninja berwarna merah mudanya Sakura menyusuri lorong rumah sakit, jam istirahat baru saja datang dan ia berencana untuk mengisi perutnya yang keroncongan.
Gadis yang kini berusia awal 16 tahun serta telah menyandang gelar chunin itu berjalan dengan santainya. Penampilannya terlihat ada yang berbeda sejak beberapa tahun lalu, dimana kini gadis itu tampak lebih percaya diri akan kemampuannya.
"Aku tidak tahu kalian berdua sekarang berada dimana, Sasuke-kun, Naruto. Namun, akan kupastikan suatu saat nanti aku bisa berjalan beriringan bersama kalian, tidak lagi berdiri dalam bayang-bayang kalian berdua." Gumamnya.
Ya. Sudah dua tahun Naruto memutuskan untuk pergi meninggalkan desa bersama dengan Jiraiya, Naruto berencana untuk mengasah kemampuannya. Dan ya, selama itu pula Sakura ikut melatih kemampuannya sendiri.
Sakura tidak ingin kalah dengan kedua temannya. Dimana Sasuke berlatih pada Orochimaru, lalu Naruto pada Jiraiya, dan gadis itu sendiri memilih berguru pada sang Hokage, ya, Tsunade-sama. Dengan begitu, ia merasa mereka tengah sama-sama berjuang untuk mendapatkan mimpi masing-masing walaupun dalam perjalanan yang berbeda.
Sakura menghela napas, ia tidak pernah membayangkan tim yang ia banggakan sejak dulu sekarang terpecah belah seperti ini, rasanya begitu hampa, ia hanya bisa menonton bagaimana tim lain yang selalu terlihat bersama, sedangkan dirinya tidak memiliki rekan tim.
Menyedihkan.
Emerald itu mendongak, saat itu pula ia baru menyadari jika selama ini ia tidak benar-benar sendiri, ya, sosok itu, dia ... dia tidak jarang menemani Sakura, entah itu untuk menjalankan misi ringan atau hanya sekadar menemaninya menghabiskan waktu luang.
Atau, untuk memberikan pengobatan ketika dia mendapatkan luka.
"Neji-san? Sekarang apa lagi? Bukan kah kemarin kau juga menemuiku?" Tepat ketika mereka berhadapan, Sakura langsung menyerangnya dengan rentetan pertanyaan.
Ya, karena telah banyak menghabiskan waktu bersama membuat Sakura kini tidak lagi merasa segan pada sosoknya, walaupun masih ada sedikit, tapi kini ia bisa lebih nyaman ketika berbicara dengan Neji.
"Tanganku terluka." Hanya dua kata itu, dan Neji langsung menyodorkan tangannya.
Bisa Sakura lihat pergelangan tangan laki-laki itu nampak memiliki goresan yang berasal dari kunai jika ia tebak.
Seorang Hyuga menemui ninja medis hanya untuk mengobati luka goresan kunai? Fakta itu hampir saja membuat Sakura ingin menghadirkan tawa kecil, baginya semakin hari sikap Neji terlihat lucu walaupun laki-laki itu masih bisa memasang wajah damainya.
Sakura menghela napas. "Baiklah, ikut aku." Gadis itu mulai berjalan.
Sedangkan Neji masih setia dalam diamnya. "Kupikir akan di sini?"
Tepat saat suara Neji menghantam indra pendengarannya, detik itu pula langkah Sakura terhenti dan berbalik, bibirnya tersenyum. "Ramen Ichiraku? Aku sekalian ingin makan, jika kau mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔
Fanfic🌸𝐍𝐞𝐣𝐢𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Sakura genin itu kemampuan bertarungnya masih di bawah rata-rata. Maka, di setiap kegiatan menjalankan misi, ia hanya bisa terdiam atau bertarung sebisanya dan selalu berakhir dilindungi oleh rekan misi yang lain. Hingga kepergi...