Happy reading guys(ʘᴗʘ✿)
☆☆☆
Sekarang Tasya dan Bita sudah di dalam mobil dan melaju menuju rumah Tasya, mereka berdua dijemput oleh supir pribadi Bita.
Tasya hanya melamun sambil melihat jalan yang mereka lewati, sangat indah. Bita yang menyadari itu menepuk sahabatnya, Tasya menoleh ke arah Bita, tau apa yang sedang dipikirkan Bita, Tasya hanya menghembuskan nafasnya.
Dia menunjukkan handphone nya kenapa Bita, dapat dilihat ada chattingan Tasya bersama dengan Dezan.
Papaku😎 :
Sayang, papa minta maaf ya, seharusnya papa masih ada waktu cuti besok, tetapi papa dipanggil oleh bos papa untuk kembali bekerja, jadi besok papa sudah harus keluar kota, kamu jangan pulang malam-malam ya sayang, hati-hati, kalau ada apa-apa langsung telpon papaBita yang membacanya ikut sedih, dia tau perasaan Tasya saat ini, pesan itupun tidak dibalas oleh Tasya, pasti Tasya akan sangat bersedih, dia harus menghibur Tasya.
"Sya, besok kalo kita ke mall lagi gimana? Gue ada rekomendasi film horor yang bagus lagi, lo mau kan?" Hening, tidak ada jawaban. Bahkan Tasya tidak berniat untuk mengalihkan perhatiannya kepada Bita, dirinya hanya fokus termenung sambil menatap indahnya jalan pada malam hari.
Tak terasa kini mereka sampai di pekarangan rumah Tasya, setelah itu Tasya turun dan mengucapkan terima kasih pada Bita. Mobil Bita melaju pergi, Tasya dengan cepat memasuki rumahnya, moodnya pasti akan sangat buruk.
CEKLEK
Tasya membuka pintu rumahnya, lalu dia menutup dan mengunci pintunya, setelah itu berjalan ke arah kamarnya, tetapi saat di ruang tamu, dia melihat Tesa dan Dezan tertidur di sofa, kepala Tesa bersandar di bahu Dezan, dan kepala Dezan bersandar di kepala Tesa.
Tasya menghampiri kedua orang tuanya, lalu menepuk pundak Dezan. Seketika Dezan langsung terbangun dari tidurnya, lalu dia melihat Tasya dan tersenyum.
Tesa yang terusik pun ikut terbangun juga, yaaa mereka sengaja menunggu Tasya di ruang tamu, mereka tau pasti Tasya sekarang akan bersedih karena Dezan sudah harus berangkat keluar kota besok.
"Sayang kamu sudah pulang?" tanya Dezan, Tasya hanya mengangguk sambil mengerutkan alisnya seolah sedang berfikir sesuatu.
"Mama, papa ngapain tidur disini? Kenapa ngga tidur dikamar aja?" Tanya Tasya, kedua orang tuanya itu hanya tersenyum hangat, ada apa ini? Apa mereka ingin menyambut Tasya? Tapi untuk apa?.
"Sini duduk dulu sayang" ucap Dezan sambil menarik lengan Tasya agar duduk di tengah-tengah mereka, Tesa mengelus lembut kepala Tasya, dia sangat menyayangi anak semata wayangnya ini.
"Sayang, kamu sudah tau bukan kalau papa besok sudah berangkat pergi ke luar kota?" Seketika Tasya menunduk saat mendengar perkataan Dezan, dia tidak ingin menangis di depan orang tuanya, sekuat tenaga menahan cairan bening agar tidak keluar dari pelupuk matanya.
Dezan langsung memeluk Tasya, dia tau, putri kecilnya sedang menahan tangis. Pertahanan Tasya untuk tidak menangis langsung pecah saat Dezan memeluknya, Tasya menangis di pelukan Dezan.
"Maaf ya sayang, papa besok sudah harus ke luar kota, papa janji hanya dua bulan saja" Dezan melepas pelukan mereka berdua, lalu menatap ke arah Tesa yang sedang menahan tangisnya.
"Papa janji, cuma dua bulan, habis itu papa minta cuti satu Minggu, gimana?" Ucap Dezan sambil melihat dua bidadari yang sangat berharga di dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BOYFRIEND
Teen FictionFelix Leandra Siapa yang tak mengenal pria ini? Seorang CEO tampan, pemilik perusahaan LEANDRA CORP. Perusahaan yang menyediakan properti terbesar di Italia. Meskipun usianya baru menginjak 22 tahun, Felix mampu untuk menjalankannya dengan baik. Tet...