☆7

2.3K 73 4
                                    

Happy reading guys(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

☆☆☆

"TASYAAA"

Bita berlari menuju Tasya yang terduduk di sofa sambil termenung, merentangkan tangannya seolah-olah ingin menyalurkan kekuatan pada Tasya.

GREP

Bita memeluk Tasya dengan erat, seketika Tasya langsung menangis dan membalas pelukan Bita. Bita ikut sakit melihatnya, tak menyangka jika hal ini akan menimpa sahabat yang dia sayangi.

"Tasya, lo yang ikhlas ya, Tante sama om pasti tenang disana, gue yakin itu. Lo kalo butuh apa-apa ke gue aja ya? gue siap jadi temen cerita lo, Sya" Bita mengelus surai hitam milik Tasya, meneteskan air mata, tetapi berusaha untuk kuat menahannya.

"Bita, sakit Bit sakit" lirih Tasya di dalam pelukan Bita.

Hati Bita seperti dicabik-cabik, sungguh malang sahabatnya ini, dia tidak akan kuat jika terus melihat Tasya menangis.

"Iya Sya, yang kuat ya. Kita do'ain Tante sama Om dari sini oke?" Bita lalu melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Tasya.

"Udah, jangan nangis lagi, nyokap sama bokap lo pasti ga suka kalo liat lo nangis terus" Bita berusaha untuk tersenyum, dia harus kuat. Jika dia lemah, siapa yang akan menguatkan Tasya?

☆☆☆

"Ibu dan ayah nona Tasya telah menjadi korban"

"ARGH, KALIAN SEMUA MEMANG PAYAH!" Teriak Felix, saat ini mereka telah berada di ruangan yang tersembunyi, hanya orang-orang terpercaya yang bisa memasukinya.

"Maaf tuan, musuh kita memang sangat kuat" ucap Ansen.

Felix menoleh ke arah Ansen lalu mencengkram kuat kerah bajunya "musuh kita tidak kuat, hanya saja kalian yang tidak becus mengurusnya"

Skak mat, semuanya langsung terdiam, tak ada yang berani bicara. Felix menggeram marah, pasti gadisnya sekarang sedang bersedih, dan dia tidak suka jika gadisnya menangis.

Akan dia buat hancur orang yang berani berbuat lancang seperti ini, lalu dia mulai pergi meninggalkan ruangan itu dan anak buahnya yang sedang terdiam.

☆☆☆

"Inget! Lo gak boleh sedih, awas aja sampe mata lo bengkak lagi!" Peringatan dari Bita diberikan pada Tasya.

Tasya tersenyum, lalu dia mengangguk "iya, lo hati-hati ya. Makasi udah mau kesini nenangin gue" kali ini Bita yang mengangguk, lalu dia mulai pamit dan meninggalkan pekarangan rumah Tasya.

Tasya memasuki rumahnya, benar-benar sepi. Ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan oleh Tasya, tetapi dia tidak boleh sedih lagi, walau itu susah, dia akan berusaha.

"Aku harus bersih-bersih badan dulu" lalu dia mulai beranjak ke kamarnya, dan dia dikejutkan dengan kedatangan seorang pria misterius sedang duduk di kasurnya.

Aneh, pria itu memakai pakaian serba hitam, topi, dan masker. "Siapa lo?" Tanya Tasya, Pria itu langsung berdiri dan berjalan menuju Tasya.

"Ada urusan apa lo?" Tanya Tasya sekali lagi, dan sama saja, tidak ada jawaban. Karena masih di ambang pintu, Tasya berniat untuk kabur tetapi dia kalah cepat, orang itu sudah mencekal tangannya.

POSSESIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang