Happy reading guys (ʘᴗʘ✿)
☆☆☆
"Sya, mau ke mall?"
Tasya menggeleng mendengar penuturan Bita, ntahlah dia sedang tidak ingin melakukan apapun, Bita hanya memaklumi perubahan sikap Tasya, dan dia akan terus berusaha untuk mengembalikan sifat Tasya yang ceria seperti dulu.
"Yaudah, lo pulang hati-hati ya, udah sore banget ini, btw lo pulang sama siapa? Mau bareng sama gue?"
Lagi dan lagi, Tasya menggeleng, dia menghembuskan nafasnya pelan lalu menatap Bita.
"Ngga bit, gua pulang naik bus aja, makasi ya tawarannya, gue duluan" Tasya beranjak pergi meninggalkan Bita, entah kenapa ada perasaan tidak enak di dalam lubuk hatinya.
Suasana sekolah sangat sepi, sekarang sudah pukul setengah 6 sore, Tasya masih ada di sekolah karena harus kerja kelompok terlebih dahulu dengan Bita dan Shaqel.
Menunggu bus adalah hal yang paling lama dan membosankan, Tasya memainkan handphonenya, dan sial baterai handphone nya tersisa 2% saja, dia memasukkan handphonenya ketika melihat bus mendekat.
Anehnya, bus ini sangat sepi, biasanya jam-jam segini adalah jam nya orang pulang kerja, tapi kenapa ini sepi? Ntahlah, dia sudah sangat muak, rasanya ingin cepat-cepat sampai ke rumahnya.
Tunggu, ada 1 orang pria di belakang, setidaknya tidak membuat Tasya takut jika di bus sendirian. Tapi apa ini? Kenapa pria itu mendekat? Apa pria itu ingin turun ke halte berikutnya?
"Hai nona"
//Tasya POV
Aku menoleh ke arah pria itu, ternyata dia sudah lumayan tua, mungkin 40 tahun keatas, aku tersenyum padanya lalu membalas sapaannya.
"Berhati-hatilah dengannya, jika kau menurut dia akan menjadikanmu layaknya seorang ratu. Jangan buat masalah apapun jika tidak ingin dia marah"
Aku mengerutkan keningku, apa maksud pria ini? Ntahlah, saat aku ingin bertanya, bus sudah berhenti di halte berikutnya, dan pria itu langsung pergi.
Aku hanya termenung mendengar ucapannya.
"Apa maksud dari ucapan paman itu?"
//Author POV
Akan tetapi Tasya tidak terlalu peduli, dia hanya bingung, kenapa tiba-tiba seorang pria tua memberinya peringatan seperti itu, huft ini membuat mood nya semakin memburuk.
Bus sudah berhenti di halte tujuan Tasya, dia turun lalu mulai berjalan ke arah rumahnya, tidak terlalu jauh, hanya saja harus melewati lorong-lorong komplek yang gelap.
Tasya terus berjalan, tetapi makin lama tempo jalannya semakin cepat, Tasya merasa ada yang mengikutinya dari belakang.
Rumah Tasya sudah di depan mata, dengan cepat Tasya berlari lalu masuk ke rumahnya, dengan nafas terengah-engah Tasya mengunci pintu.
Dia merasa orang di belakangnya mengejarnya, siapa tadi? Apakah dia manusia? Tasya sangat ketakutan.
Membuka ponsel berniat untuk menelpon Bita, tetapi sial sekali, ponsel tersebut mati.
Lalu Tasya pergi ke meja kecil yang ada di ruang tamu, disana ada telpon yang bisa digunakan untuk menelpon Bita.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BOYFRIEND
JugendliteraturFelix Leandra Siapa yang tak mengenal pria ini? Seorang CEO tampan, pemilik perusahaan LEANDRA CORP. Perusahaan yang menyediakan properti terbesar di Italia. Meskipun usianya baru menginjak 22 tahun, Felix mampu untuk menjalankannya dengan baik. Tet...