☆20

1K 40 6
                                    

Happy reading guys (⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

☆☆☆

POV ASKAR

'orang gila mana santai banget bawa-bawa pistol kaya gitu?' batinnya.

Dia melirik Bita dan mengerti kode yang diberikan, Bita sebentar lagi akan turun. Tetapi orang itu mengikutinya, awalnya Askar tak ingin ikut campur, tetapi gerak gerik yang diberikan orang aneh itu sangat membuatnya khawatir pada Bita.

Askar mengikuti kemana Bita dan orang itu pergi dari jauh, orang aneh itu masih terus membuntuti Bita dengan hati-hati, sama seperti dirinya.

Bahkan dia rasa, Bita tak menyadari jika orang itu ada di belakangnya, atau Bita berpura-pura tidak tahu?

Awalnya semua berjalan baik-baik saja, tetapi saat Askar melihat orang itu mengambil balok kayu, perasaannya mulai tak enak.

Dia terkejut saat Bita dipukul dengan balok sebesar itu, lalu menyeret Bita begitu saja. Dengan sigap dia menendang orang asing itu hingga terjatuh.

Dia bertarung dengan sangat brutal, bahkan pistol itu pun sudah dikeluarkan, bukan Askar jika dia merasa takut.

Tch! Askar menendang pistol itu hingga terlempar jauh, dia terus memukul orang asing itu dengan membabi buta, bahkan sepertinya sebentar lagi si orang asing ini akan kehilangan kesadarannya.

Walau Askar juga memiliki luka, tetapi dia terus saja melawan. Hingga lawannya jatuh dan tumbang, dia melihat Bita yang sudah terkapar, kepala belakangnya mengeluarkan darah.

Askar menggendong Bita lalu pergi membawanya ke rumah sakit, untung saja tidak terlalu jauh.

Tetapi, tiba-tiba seseorang datang dan mengambil alih Bita dari gendongannya. "Apa yang terjadi dengannya?"

"ada seseorang yang ingin mencelakai Bita"

☆☆☆

"Lin, bagaimana dengan tugasmu?" Felix masih berada di depan ruangan Tasya, sekarang Tasya sudah dipindahkan di ruang rawat inap, dan tentu saja VVIP.

"Ruangan akan siap dalam 24 jam kedepan tuan, perkembangan akan aku berikan setiap 5 jam sekali" Felix tersenyum kepada Lin.

Dia berjalan ke arah Lin lalu memegang bahunya, "sudah berapa kali aku katakan? panggil aku dengan namaku, jika tidak ada orang lain, terkecuali Barka dan saudari kembarmu"

Memang Felix sudah mengatakan itu berkali-kali kepada Lin, tetapi tetap saja, Lin tetap memanggilnya dengan embel-embel 'tuan', padahal tidak ada pengawal lain di sekeliling mereka.

"Aku sangat canggung, maafkan aku F-felix"

"Tidak masalah"

Tiba-tiba Barka datang dengan ekspresi wajah yang sulit sekali diartikan.

Felix mencari keberadaan Bita, dimana dia?

"Dimana Bita, Barka?"

Wajah Barka sangat panik, dia kelabakan dengan pertanyaan Felix.

"Felix, aku tidak menemukan Bita di sekolahnya. Akupun sudah pergi ke rumahnya, tetapi tetap tidak ada, aku juga sudah mencarinya kemana-mana"

Barka berharap Felix tidak marah, tetapi bisa dilihat wajah Felix cemas sekarang.

POSSESIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang