☆3

3K 112 3
                                    

Happy reading guys (⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

☆☆☆

"Bit anterin gue ke perpus yuk" ajak Tasya pada Bita, Bita mengerutkan keningnya, tumben sekali Tasya mengajak dirinya ke perpustakaan, biasanya dia langsung hilang begitu saja.

"Tumben, biasanya lo sendiri ke perpus" Tasya menghembuskan nafasnya, Bita ini sangat tidak peka.

"Ck, gue takut kalo keluar sendiri Bit, lo tau kan gue lagi dijauhin sama mereka, udah ayok anterin gue. Kalo bukan karena terpaksa juga gue gamau ke perpustakaan dengan kondisi yang kaya gini" ya, jika bukan karena ingin mengembalikan buku yang waktunya sudah habis, Tasya tidak akan pergi ke luar kelas.

"Udah ayok ah, lama lo" Tasya menggandeng tangan Bita menuju perpustakaan, dan benar saja, di perjalanan Tasya mendapatkan tatapan tidak suka dan juga cibiran.

"Cih, sok cantik banget"

"Haha kok mau ya kak Farel megang tangan kutu buku"

"Emang anak emas sih, tapi sikap nya kok ga mencerminkan banget ya"

"Kira kira Bizel bakalan ngelakuin apa ya ke dia?"

Mendengar kata-kata yang terakhir, Tasya melebarkan matanya. Apa tadi? Apa yang dia dengar? Dia merasa takut, semoga saja Bizel tidak melakukan hal yang di luar nalar, anak itu memang dikenal karena suka membuat onar.

namanya sekarang sudah tercemar, semua orang sudah menganggapnya anak yang tidak baik, sepertinya tidak akan ada lagi yang percaya kepada dirinya selain Bita.

Bita menyenggol lengan Tasya karena dia melihat Tasya berjalan dengan tatapan kosong seperti sedang memikirkan sesuatu, tetapi Bita tau apa yang sedang dipikirkan oleh Tasya.

"Udah gausah di dengerin, omongan mereka tuh ga penting. Lo kan ga ngelakuin itu, jadi lo gausah takut" Tasya tersenyum mendengarnya, setidaknya dia masih memiliki Bita.

Tasya masuk ke dalam perpustakaan untuk mengembalikan buku, sedangkan Bita menunggu diluar, tidak ada sepuluh menit Tasya sudah keluar, dia bernafas lega karena perpustakaan tidak terlalu ramai jadi dia bisa kembali ke kelas dengan cepat, telinga nya sudah terlalu panas untuk mendengar semua cemoohan.

Sepanjang perjalanan, Tasya hanya diam sambil menggandeng tangan Bita, dirinya sudah sangat lelah mendengarkan cemoohan dari orang-orang.

Tapi dia terpikir sesuatu, tentang seseorang yang sudah menyebarkan berita bohong itu, apakah Bita mengenalnya? Dia akan menanyakannya setelah sampai di kelas.

"Sya, kantin dulu yuk, beli roti bakar, laper banget nih gue" Bita mengusap perutnya yang sudah keroncongan. Sebenarnya Tasya ingin menolak, namun dia tidak enak dengan Bita, seharusnya Bita pergi ke kantin untuk mengisi perutnya, tetapi malah mengantar Tasya untuk mengembalikan buku ke perpustakaan, Tasya mengangguk mengiyakan permintaan Bita.

Lagi-lagi telinga Tasya dibuat panas, kenapa semua orang percaya dengan berita itu tanpa tau kebenarannya? Seharusnya mereka meminta Tasya untuk menceritakan yang sebenarnya, bukannya malah langsung mencibir tanpa tau benar atau salahnya berita itu.

Argh, rasanya dia ingin cepat-cepat sampai di kelas, dia sudah tidak tahan lagi. Sekarang Tasya sudah duduk di kursi sambil menunggu Bita yang sedang mengantri untuk membeli roti bakar, tapi ada hal yang aneh, Tasya dapat melihat seseorang berpakaian serba hitam seperti sedang melihatnya.

POSSESIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang