☆17

1.5K 45 0
                                    

Happy reading guys(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

☆☆☆

Tempat yang lembab dan dingin, air selalu mengalir membasahi tubuh seorang gadis cantik.

Bita, dia mulai tersadar dari pingsan. Mengerjapkan matanya berkali-kali, kepalanya sangat berat dan pusing, oh Tuhan malang sekali gadis itu.

"Eugh" Bita mulai bangkit, sesekali dia meringis sakit karena lukanya, dia sangat kedinginan, bahkan air pun tak berhenti untuk membasahi dirinya.

Dia mulai berjalan perlahan sambil bertumpu pada tembok, menuju ke arah pintu yang tertutup, saat dia membukanya

CKLEK

Tidak terkunci, Bita tersenyum senang, dengan berjalan tertatih-tatih dia menuju kamarnya, tangannya sudah begitu keriput, bibir nya sangat pucat, rambutnya berantakan dan kulit mulusnya dihiasi oleh kebiruan.

Sesekali menggosokkan kedua tangannya guna menghadirkan kehangatan.

Dia mulai masuk ke dalam kamarnya, mengganti baju, setelah itu duduk sambil terus menggigil.

Diliriknya jam dinding, ternyata sudah pukul 3 sore, astaga berapa lama dia tak sadarkan diri?

Luka-luka nya begitu menyakitkan, tiba-tiba dia teringat sesuatu, "Tasya" ucapnya.

"Akh" kepalanya berdenyut hebat, Bita memegang bahkan menjambak rambutnya, Tuhan, ini sangat menyakitkan.

☆☆☆

"Felix, ini berkas-berkas yang harus ditanda tangani" ucap Jex - tangan kanan Felix sekaligus sahabatnya.

"Aku sudah muak dengan semua ini Jex"

"tetapi berkas-berkas ini sangat penting Felix"

"Aku tahu, tetapi gadisku sedang dirawat saat ini" Felix memijat pelipisnya, semuanya terjadi begitu cepat.

Felix mengeluarkan handphone nya, lalu mulai menelepon seseorang, ntahlah, siapa yang dihubungi oleh pria itu?

"Bagaimana keadaan gadisku?"

"..."

"Tetap awasi dia" setelah mengatakan itu, telepon terputus, Felix menghembuskan nafasnya gusar, kecerobohan dan kelalaian nya membuat semuanya berantakan.

"Bagaimana? Apa kau bersedia untuk menanda tangani berkas ini?"

☆☆☆

Lix dan Barka kini berada di depan ruangan Tasya, mereka berdua ditugaskan Felix untuk menjaga gadis itu dari bahaya.

Handphone Barka tiba-tiba saja berdering, dengan cepat dia melihatnya, ternyata Felix yang menelepon.

"..."

"Kondisi disini terkendali tuan, sejauh ini sangat stabil"

"..."

Tut

"Loh, dimatiin?" Barka heran dengan sikap Felix, selalu berbicara yang penting saja, setidaknya dia mengucapkan sampai jumpa di telepon.

POSSESIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang