Tangan Cinta masih terus di tarik oleh Naru menuju arah keluar resto tersebut dengan mata para pegawai dan para pengunjung yang tengah melakukan makan siang tertuju pada kedua manusia beda jenis itu.
Cinta saat ini tak bisa berbuat apa pun karena mereka berdua masih melewati para pelanggan. Cinta tak ingin membuat Naru malu di depan para pengunjung restonya.
Saat mereka berdua sudah berada di depan motor Naru dan Cinta yang memang terparkir berdamping karena mereka berdua yang datang lebih dulu ke restoran itu tadi pagi.
Cinta segera melepaskan jeratan tangan Naru dari tangannya. "Apa yang kau lakukan? Jika kau seenaknya saja menarikku seperti itu, semua orang akan curiga karena aku tak ingin menjadi bahan pembicaraan para wanita yang suka padamu." Cinta mengoceh sembari mengusap pergelangan tangannya yang terasa sakit.
Naru tak memperdulikan ocehan Cinta, pria itu lebih memilih mengenakan helmnya.
"Kau ini mendengarkan ucapanku atau tidak, sih?" tanya Cinta yang kesal terhadap Naru karena pria itu terkesan mengacuhkan dirinya.
Setelah helm Naru sudah bertengger di kepalanya, Chef tampan itu menatap Cinta. "Kau ini cerewet sekali, ya! Kau tahu tidak, jika kau terus berbicara tanpa henti seperti tadi, kau sama seperti induk bebek! Dasar Gadis Bebek!"
Mata Cinta melebar karena julukan gadis bebek sudah Naru sematkan padanya. "Kau bilang apa? Bisa kau katakan sekali lagi?" tanya Cinta mendekatkan telinganya pada wajah Naru dengan menahan rasa kesal dalam hatinya.
Naru tersenyum sembari mendekatkan bibirnya pada telinga Cinta. "Namamu aku ganti menjadi Gadis Bebek!"
Cinta segera menoleh ke arah Naru dan wajah mereka berdua otomatis menjadi sangat dekat.
Mata tajam Cinta sudah beradu dengan mata datar Naru yang memang tak memperdulikan kekesalan hati Cinta. "Jika kau mengganti namaku, maka aku akan menggantikan namamu menjadi, Chef Kaku!" Cinta tersenyum menang karena dia telah berhasil membalas Naru.
Wajah mereka masih tetap berdekatan. "Gadis Bebek!" Naru kembali berulah.
"Chef Kaku!" Cinta tak mau kalah.
Naru tersenyum sembari memberikan helm milik Cinta pada pemiliknya. "Pakai helm ini!"
"Untuk apa? Kita mau ke mana?" tanya Cinta yang mulai lagi dengan mulut cerewet bebeknya.
"Pakai saja! Kau ini jangan terlalu cerewet, Cinta!" Naru kembali meminta Cinta mengenakan helmnya.
Cinta tersenyum simpul. "Sekali tidak, tetap tidak!" Mata Cinta melebar seakan menantang Naru untuk bergelut.
"Sungguh kau tidak mau?" tanya Naru masih dalam batas sabarnya dan gadis itu mengangguk dengan mantapnya.
"Baiklah! Uang 200 juta itu juga HANGUS!"
Cinta terkejut mendengar penuturan Naru. "A-apa? Ha-hangus?" tanya Cinta gelagapan.
"Ya!"
Cinta langsung mengenakan helmnya. Setelah helm sudah berada di kepalanya, gadis itu tersenyum manis pada Naru. "200 jutaku masih aman, 'kan?" tanya Cinta sembari sedikit mengedipkan matanya merayu Naru.
Naru tak dapat menahan tawanya kala Cinta mengedipkan matanya seperti tadi.
"Hahaha! Kau lucu sekali, Gadis Bebek! Kau tak pantas merayu pria seperti itu, kau terkesan memaksakan diri," ledek Naru mendapatkan pukulan seribu dari Cinta.
"Hentikan, Gadis Bebek! Tanganmu keras seperti beton!" Naru kembali meledek Cinta dan gadis itu masih terus memukul lengan Naru tanpa henti. "Rasakan! Biar kapok kau, Chef menyebalkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Milik Naru
RomanceBerpura-pura menjadi pacar seorang pria tampan dengan bayaran 200 juta, menjadi benang merah pengikat antara seorang Chef dingin dan gadis pemilik toko kue tradisional. Pahit, gurih, dan manisnya hubungan mereka berdua akan menjadi satu dalam ikatan...