Cinta berdiri hendak membuka pintu ruangan Naru namun, niatnya ia urungkan. Cinta berbalik menatap ke arah Naru yang masih berjongkok membalas tatapan Asistennya. "Jika kau tetap berjongkok di situ, kau akan terkena daun pintu ini," jelas Cinta memberitahu Bosnya.
Naru berdiri dan melangkah ke belakang mundur dua langkah. "Silahkan, dan ingat! Jangan dekat-dekat dengan, Zayn!" Tangan Naru memberikan kode, jika dirinya memantau.
Cinta tersenyum pada Naru. "Siap, Pacar!"
Cinta segera pergi dari ruangan Naru, sementara si empunya ruangan diam terpaku dengan ucapan Cinta tadi.
"Pacar?" tanya Naru.
Pria itu masih diam, kemudian wajah keterkejutannya itu berganti seutas senyum indah. "Kenapa kata pacar seperti sebuah kado yang selama ini ingin aku dengar dan Gadis Bebek itu yang mengucapkannya, tapi masih terdengar bagus dan ... aku menyukainya," gumam Naru berjalan ke arah single sofa untuk duduk menikmati satu kata yang terdengar sangat merdu di telinganya.
Cinta yang sudah mengantongi jam makan siang bagian pertama segera menuju ke arah ruangan khusus karyawan yang digunakan untuk berganti baju khusus wanita.
Gadis itu menghubungi ibunya.
Cinta berjalan ke arah ruang makan khusus karyawan untuk makan siang.
Saat Cinta sudah berada di sana, ia bertemu dengan Zayn.
Cinta tersenyum pada Chef tampan itu dan Zayn juga membalas senyuman Cinta.
Cinta duduk di sebuah meja yang masih tersedia 3 kursi kosong tak berpenghuni di meja yang ia tempati.
Kebetulan sekali ada Monica yang duduk menghampirinya. "Cinta, aku duduk di sini ya?"
"Duduk saja, Mon! Gratis kok tak perlu bayar," ledek Cinta membuat tawa keduanya pecah.
"Boleh aku bergabung dengan kalian?" tanya seorang pria yang bermarga Orlando itu.
Cinta dan Monica melihat ke arah sumber suara. "Silahkan, Chef Zayn!" Monica menyahut seenaknya tanpa memikirkan tanggapan Cinta seperti apa.
Zayn masih belum duduk karena ia masih menunggu tanggapan Cinta yang memperbolehkan dirinya duduk atau tidak.
Monica menendang kaki Cinta memberikan kode, agar sahabatnya itu setuju, jika Zayn bergabung duduk dalam satu meja yang sama.
Cinta tersentak dan melotot ke arah Monica. Orang yang dipelototi oleh Cinta balik membalasnya sembari memberikan kode, agar Cinta setuju dengan permintaan Zayn.
"Boleh, Chef! Silahkan duduk!" Cinta akhirnya mengizinkan.
Zayn tersenyum sembari duduk dengan sebuah nampan dan beberapa lauk serta nasi di atasnya.
Belum satu menit Zayn mendaratkan bokongnya pada kursi yang ia duduki, seorang pria tampan dengan kemeja hitam duduk di kursi tepat disamping Cinta dengan beberapa nampan dan lauk pauk serta nasi di atas nampan tersebut.
Cinta terkejut dengan kehadiran pemilik restoran tersebut. "Chef Naru! ka ... Anda makan siang di sini juga?" tanya Cinta sembari memakan makanannya namun, hatinya merasa ketar-ketir karena dia dan Zayn ketahuan duduk satu meja yang sama.
"Iya, aku ingin melihat bagaimana situasi ruang makan para karyawanku," sahut Naru sekenanya sembari melahap tumis sayur saus tiramnya dengan kasar dan mata Naru juga terarah pada manik mata Cinta.
Zayn yang tak mau ambil pusing lebih memilih diam dan ia berinisiatif memberikan perhatian pada Cinta.
Zayn memberikan beberapa lauk buatannya di atas nasi milik Cinta.
"Coba kau rasakan tumis sawi putih dengan campuran udang dan sosis," tutur Zayn meletakkan lauknya di atas nasi Cinta.
Monica melihat ke arah Zayn yang nampak perhatian pada sahabatnya namun, Chef dessert tersebut juga melihat bagaimana mata elang seorang Chef Naru menyorot makanan yang diletakkan oleh sahabatnya.
"Sepertinya Cinta diperebutkan oleh dua orang lelaki tampan yang sudah mapan dan masa depannya juga cerah." Monica membatin dengan arah mata yang masih terfokus pada kedua pria di hadapannya.
Naru mengambil makanan yang tadi sudah Zayn letakkan tepat di atas nasi milik Cinta.
Naru melihat makanan yang Zayn berikan pada Cinta menggunakan sendoknya. "Sepertinya makanan ini enak!"
Tanpa pikir panjang, akhirnya Naru melahap sawi putih itu dan merasakan masakan sahabatnya. "Enak dan pas di lidah," puji Naru tersenyum manis pada Zayn namun, lebih tepatnya itu senyum ledekan karena Cinta tak berhasil memakan makanan dari Zayn.
Monica menghentikan kegiatan makannya karena ia lebih tertarik akan persaingan sengit antara dua Chef berbakat di salah satu restoran terbesar di negara ini.
Naru menusuk satu telur puyuh yang bermandikan saus tiram dan memberikannya kepada Cinta.
"Buka mulutmu dan makan!" Naru berniat menyuapi Cinta karena, jika ia mengikuti taktik Zayn, yang ada bukan Cinta yang memakannya, tapi sahabatnya.
"Aku tak mau ditikung olehmu, Tuan Orlando!" Naru membatin.
Cinta melihat ke arah Zayn dan pria itu menganggukkan kepalanya mengizinkan karena Zayn tahu, jika Cinta merasa tak enak hati padanya karena makanan yang ia berikan dimakan oleh Naru, bukan dimakan olehnya.
Cinta membuka mulutnya menerima suapan dari Naru. "Bagaimana? Enak?" tanya Naru kembali menusuk satu telur puyuh dan melahapnya sendiri.
"Enak!"
Naru tersenyum pada Cinta namun, gadis itu tak menanggapi senyuman Naru. Cinta lebih memilih untuk memakan makanannya.
"Bagaimana hubunganmu dengan Kinan?" tanya Zayn ditengah-tengah waktu makan siang mereka berempat.
Monica dan Cinta secara bersamaan melihat ke arah Naru yang menjadi objek utama.
"Masih dalam proses pengejaran," sahut Naru enteng.
"Apa kau yakin dia akan menerimamu?" tanya Zayn lagi.
"Tentu saja, karena aku sudah memiliki seorang pakar yang mengerti luar dalam masalah seperti itu," ujar Naru blak-blakan.
Cinta tersedak dan gadis itu segera meminum air putih yang berada di hadapannya.
Cinta menatap Naru tajam, sementara Naru hanya membalas tatapan mata tajam Cinta dengan senyuman manisnya.
"Aku suka sekali melihat dia kesal seperti ini." Naru bersorak dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Milik Naru
RomanceBerpura-pura menjadi pacar seorang pria tampan dengan bayaran 200 juta, menjadi benang merah pengikat antara seorang Chef dingin dan gadis pemilik toko kue tradisional. Pahit, gurih, dan manisnya hubungan mereka berdua akan menjadi satu dalam ikatan...