Kecupan di Kening

8 2 2
                                    

Cinta mendekati Zayn untuk meminta izin pulang lebih dulu. "Aku izin pulang lebih awal," tutur cinta hendak pergi namun, tangannya dicekal oleh Zayn.

"Katakan padaku sebenarnya hubungan kalian ini apa?" tanya Zayn ingin mengulik kebenaran dari mulut Cinta lagi.

Cinta terlihat kebingungan antara ia harus memberitahu hubungannya dan Naru yang hanya sebatas kekasih palsu atau tidak.

Jika dirinya memberitahu hubungannya dan Naru hanya sebatas kebohongan saja, sama saja ia membongkar kebohongannya sendiri namun, setelah memikirkan hal itu matang-matang akhirnya Cinta memutuskan untuk memberitahu hubungannya dan Naru hanya sebatas kekasih palsu.

"Sebenarnya aku dan Chef Naru hanya--"

"Kami akan bertunangan nanti malam!" suara bariton seorang pria yang terdengar mendekat ke arah Cinta dan Zayn berhasil memotong pernyataan Cinta.

Zayn dan Cinta menoleh ke arah sumber suara begitu pula dengan para karyawan yang lain yang nampak terlihat terkejut dengan apa yang mereka dengar.

Zayn masih diam dengan gaya cool-nya karena ia tahu, jika Naru sangat mencintai Kinan.

"Untuk apa kau kemari?" tanya Cinta sedikit panik karena ia dan Naru sudah sepakat tak akan memberitahu hubungan palsu mereka pada siapapun.

Sebelum Naru menjawab pertanyaan Cinta, pria tampan berlensa kebiruan itu menatap ke arah tiap karyawan yang berada di dapur Restonya. "Anggap saja kalian tak mendengar ucapanku! Jika sampai berita ini bocor ke media, maka orang itu akan aku pastikan tak akan mendapatkan pekerjaan seumur hidup," ancam Naru untuk berjaga-jaga kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Naru kembali menatap ke arah Cinta dan Zayn. "Kalian berdua ikut ke ruanganku!" Naru berbalik badan menuju ke arah ruangannya.

Zayn dan Cinta masih saling tatap. Cinta nampak tak begitu antusias karena ia takut kebohongannya dan Naru diketahui oleh Zayn.

"Kita ikuti kemauan Naru!" Zayn hendak melangkahkan kakinya mengejar Naru namun, ia kembali melihat ke arah Cinta yang tak berpindah tempat sedikit pun.

Zayn tersenyum menatap ke arah Cinta sembari menarik tangan gadis cantik itu. "Ayo!"

Pergelangan tangan Cinta masih digenggam oleh Zayn karena gadis itu memang tak ingin masuk ke dalam ruangan Naru.

Saat sudah berada di depan pintu ruangan Naru yang sudah terbuka lebar, Cinta menghentikan langkahnya secara mendadak membuat tubuh Zayn yang masih menggenggam tangan Cinta ikut tertarik berhenti mendadak.

Chef partner Naru itu melihat ke arah Cinta. "Ada apa?" tanya Zayn pada Cinta.

"Tidak apa-apa!"

"Jika tidak kenapa-napa, kenapa kau tiba-tiba berhenti mendadak seperti tadi?" tanya Zayn lagi.

"Aku hanya ingin buang air kecil saja," sahut Cinta sekenanya.

"Di dalam bukannya ada kamar mandi?"

Cinta memejamkan matanya karena alasan yang keluar dari mulutnya membawanya ke dalam masalah lagi dan lagi.

"Sebenarnya--"

"Kalian berdua ingin masuk atau ingin tetap di sana!" Naru berteriak dari dalam.

Zayn menarik tangan Cinta masuk ke dalam dan gadis itu dengan pasrah harus mengikuti langkah kaki Zayn.

Cinta dan Zayn duduk di sofa tunggal yang berbeda.

Naru melihat ke arah Zayn dan Cinta secara bergantian. "Aku dan Cinta akan bertunangan nanti malam," tutur Naru menatap ke arah Zayn.

Pria yang ditatap oleh Naru terkejut namun, ia tak ingin terlalu memasukkan ke dalam hati ucapan dari mulut sahabatnya itu karena ia tahu, jika Naru hanya mencintai Kinan bukan Cinta.

"Aku tahu kau luar dalam, Naru! Kau pasti berbohong, 'kan?" tanya Zayn masih tetap dengan pendiriannya.

Cinta melihat ke arah Naru dengan tatapan cemas akan kebohongannya terbongkar.

Naru tersenyum tipis pada Zayn yang juga tengah menatapnya dengan raut wajah serius. "Jadi kau tak percaya padaku?" tanya Naru pada Zayn.

"Ya, perempuan yang ada dalam hati dan pikiranmu hanya Kinan seorang bukan Cinta!"

Naru kembali tersenyum namun, senyumannya kali ini bukan tipis, melainkan terlihat lebih manis. "Apa kau perlu bukti?" tanya Naru pada Zayn.

Zayn mencoba kembali berpikir untuk memilih jawaban apa yang akan ia berikan pada Naru.

Zayn menatap ke arah Naru. "Aku perlu bukti, agar aku percaya, jika kalian berdua memang benar-benar saling mencintai," sahut Zayn.

Naru berdiri dari sofa yang ia duduki. Pria itu menggulung lengan kemeja yang ia gunakan sampai batas siku.

Setelah ritual menggulung lengan kemeja sudah rampung, Naru dengan langkah gagahnya berjalan ke arah Cinta.

Jantung Zayn sedikit mulai terasa berdenyut lebih cepat dari biasanya, sementara Naru sudah berada di hadapan Cinta dengan posisi berdiri.

Cinta menatap ke arah wajah Naru yang berada tepat di atasnya karena posisi pria itu berdiri menjulang tinggi. "Kenapa?" tanya Cinta sedikit ketakutan.

Tanpa aba-aba, Naru merundukkan tubuhnya mendaratkan bibirnya pada kening Cinta tepat di hadapan Zayn.

Mata Cinta melebar sempurna, sementara jantung Zayn berdetak kencang, lebih kencang dari biasanya.

Naru melepaskan kecupan pada kening Cinta sembari berkata, "Kau milikku!"

Cinta Milik Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang