Naru dan Cinta sudah berada di perjalanan menuju arah resto karena motor Cinta masih terparkir di sana.
Saat keduanya sudah berada di parkiran Resto, Cinta turun dari motor Naru hendak melepaskan helmnya.
"Kenapa dilepas?" tanya Naru pada Cinta.
"Aku ingin bekerja, Chef Naru!" Cinta masih berusaha membuka helmnya namun, tangan Naru menahan tangan Cinta dan memasang kembali pengunci helm tersebut.
Wajah Naru sedikit merunduk saat memasangkan kembali pengunci helm Cinta membuat wajah mereka berdua sejajar. "Kau tak perlu kembali bekerja karena hari ini hari pengecualian untukmu dan kau bisa langsung pulang untuk mempersiapkan dirimu nanti malam."
Cinta menatap lekat kedua manik kebiruan mata Bosnya. "Apa kau selalu bersikap seperti ini pada perempuan?" tanya Cinta penasaran.
Naru tersenyum sembari menegakkan tubuhnya membalas tatapan Cinta yang penuh akan rasa penasaran. "Tidak! Hanya sekarang saja karena aku ingin melakukan eksperimen, perempuan benar-benar suka dengan perlakuan manis seorang pria atau tidak," sahut Naru sekenanya.
"Eksperimen?" tanya Cinta lagi.
"Ya, aku sempat membaca hal itu disebuah artikel, jika kau ingin membuat perempuan yang kau cintai bertekuk lutut, maka perlakuan dia dengan cara yang manis dan contohnya seperti ini," jelas Naru enteng.
"Jadi, bagaimana? Apa kau merasa tersentuh dengan perlakuanku?" tanya balik Naru ingin mengetahui kesungguhan artikel yang ia baca.
"Pria ini mungkin tubuhnya saja yang besar, tapi kepekaannya nol besar! Apa dia tak pernah melihat film atau drama percintaan? Jika perempuan diperlakukan dengan manis pasti akan luluh juga," Cinta membatin.
"Kau ingin aku berkata jujur atau tidak?" tanya Cinta.
"Jujurlah, mana ada aku ingin mendengar ungkapan yang penuh dusta!"
Cinta menghela napas panjang. "Baiklah! Sebagai pakar cintamu, aku akan berkata jujur! Perlakuanmu sudah manis, tapi jika di dihitung dalam hitungan persentase hanya 10 persen karena kau masih terlalu kaku," jelas Cinta yang berkata seolah dirinya sudah mahir akan dunia percintaan, padahal ia sekali saja tak pernah berpacaran.
Cinta berani berkata seperti itu karena ia ratunya film dan drama romantis, jadi, jika hanya masalah menganalisis manis tidaknya perlakuan pria masih bisa ia lakukan, meskipun ia tak mengalaminya secara langsung.
"Hanya 10 persen? Serius?" tanya Naru masih tak yakin.
Cinta menganggukkan kepalanya penuh keyakinan. Dari saking kuatnya sampai kaca helmnya tertutup sendiri.
Tak
Wajah Naru yang awalnya penuh tanya kini berubah melengkungkan bibirnya sampai barisan gigi putihnya terlihat.
Naru sungguh tak bisa menahan tawanya lagi. "Hahaha!"
Cinta masih menatap Naru datar dengan kaca helm yang masih tertutup. "Sudah puas!"
Naru memegangi perutnya yang terasa sakit karena kelucuan yang dibuat oleh Cinta secara tak sengaja.
"Jangan terlalu bersemangat, Gadis Bebek! Helm-mu itu terlalu ajaib," ledek Naru masih tertawa kecil.
Perlahan Naru lebih mendekatkan dirinya ke arah Cinta hanya tinggal jarah satu jengkal saja.
Naru membuka kaca helm Cinta perlahan. Pria itu menyentuh kedua pipi Cinta lembut. "Lain kali jangan terlalu kegirangan merespon apa pun karena aku tahu, kau itu wanita sekuat Hulk!" Naru menatap kedua manik mata Cinta diiringi bibir yang mengukir sebuah senyuman manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Milik Naru
RomanceBerpura-pura menjadi pacar seorang pria tampan dengan bayaran 200 juta, menjadi benang merah pengikat antara seorang Chef dingin dan gadis pemilik toko kue tradisional. Pahit, gurih, dan manisnya hubungan mereka berdua akan menjadi satu dalam ikatan...