Desakan Untuk Bertunangan

2 3 0
                                    

Semua orang sudah berada di meja makan untuk makan malam bersama.

Di atas meja sudah tersedia makanan pembuka yaitu chicken salad.

Keluarga itu memakan hidangan pembuka tersebut bersama dan menikmati makanan yang pastinya sudah direkomendasikan oleh Chef Yunani tersebut.

Setelah makanan pembuka, 10 menit kemudian baru hidangan utama datang dibawah oleh para pelayan rumah Zinnia dan William.

Hidangan utama itu berupa olahan seafood seperti ikan bakar dan kepiting asam pedas. Olahan daging seperti rendang, olahan sayur seperti brokoli tumis udang sosis dan masih banyak menu lainnya untuk hidangan makan malam ini.

Setelah kurang lebih satu jam selesai makan makanan utama, sembari mengobrol di meja makan, hidangan penutup satu persatu mulai berdatangan dibawa oleh para pelayan.

Dessert banana pudding dengan siraman vla vanila dan diatasnya bertengger buah strawberry dan daun mint membuat tampilan pudding tersebut semakin cantik.

Cinta dan Naru beserta yang lain mulai menikmati dessert tersebut.

"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya William pada Naru dan Cinta.

Karena Cinta tak memperhitungkan hal itu, ia terkejut sampai tersedak vla vanila yang terasa nikmat di mulutnya.

Naru segera mengambil air minum dan memberikannya pada Cinta yang duduk tepat di sebelahnya.

Naru mengusap punggung Cinta dan secara tak langsung tangan kekar Naru menyentuh kulit punggung Cinta yang memang terekspos karena bagian itu terbuka sedikit.

Tangan Naru seketika terasa gemetar karena ini kali pertama ia menyentuh kulit punggung seorang perempuan.

Tangan Naru yang awalnya digunakan untuk mengusap punggung Cinta beralih mengusap keningnya yang tak gatal atau berkeringat.

"Kenapa halus sekali dan ... hangat!" batin Naru.

Cinta hanya fokus dengan air yang ia teguk sampai tersisa tinggal setengah.

Naru kembali menatap ke arah Cinta. "Bagaimana? Sudah lebih baik?" tanya Naru pada Cinta.

Cinta hanya mengangguk mengiyakan.

Naru menatap ke arah ayahnya. "Daddy hampir membuat anak orang celaka," protes Naru dengan wajah sedikit kesal.

William menghentikan menyantap hidangan penutup itu dan menatap serius ke arah Naru. "Kau ini sudah berumur, sudah mapan dan kau juga sudah memiliki segalanya yang kau butuhkan untuk membangun rumah tanggamu sendiri, Son! Jadi, kapan kau akan menghalalkan gadis yang berada di sampingmu itu?" tanya William menaikkan sedikit kacamata yang bertengger pada kedua matanya.

"Kami masih ingin berpacaran, Dad! Aku masih ingin mengenal dia lebih jauh lagi," sahut Naru sekenanya.

"Kami semua sudah terlanjur suka pada Cinta! Dia gadis yang baik!" William tetap mendesak putranya.

Alis Naru hampir menyatu. Ia tahu, jika sang ayah sudah mencari tahu asal-usul Cinta.

"Beri kami waktu, Dad!"

William bertukar tatapan dengan sang istri. Zinnia menyentuh tangan suaminya.

William kembali menatap ke arah Naru. "Baiklah! Daddy akan memberikan kalian berdua waktunya namun, status kalian berdua harus naik tingkat dan kalian berdua harus segera bertunangan dalam waktu satu Minggu ini," tutur William mengeluarkan ultimatumnya.

Cinta menoleh ke arah Naru dengan wajah cemas. Naru saat ini juga tengah menatap ke arah Cinta.

"Pasti gadis ini ketakutan!" Naru kembali membatin.

Naru kembali menatap ke arah sang ayah dan membulatkan tekadnya. "Baiklah! Tapi beri kami waktu untuk melakukan pendekatan beberapa bulan setelah pertunangan ini karena aku masih ingin melakukan hal manis bersama calon istriku, aku tak ingin terburu-buru menikah!" Naru membuat Cinta menatap Chef Yunani itu dengan sorot mata tertegun.

"Calon istri? Siapa yang dia maksud? Aku atau Kinan?" tanya Cinta dalam diamnya.

Semua keluarga tersenyum penuh kebahagiaan.

"Daddy setuju dan pertunangan kalian akan di selenggarakan satu Minggu lagi, jadi, besok lusa Daddy dan Mommy akan menemui keluarga Cinta untuk membicarakan perihal masalah ini," jelas William.

Naru menganggukkan kepalanya paham, sementara Cinta masih diam layaknya patung lilin yang tak tahu harus berkata apa lagi.

"Hancur sudah harapanku! Bagaimana aku harus menjelaskan pada ibu dan ayah masalah sebenarnya." Cinta mulai cemas dalam diamnya.

Naru menggenggam tangan Cinta erat. "Kau tak perlu cemas! Aita akan melewatinya bersama-sama," tutur Naru menguatkan Cinta.

Gadis itu menatap ke arah manik mata kebiruan Naru.

"Aku berharap kata-katamu itu bisa kau pegang," batin Cinta.

Cinta tersenyum tipis pada Naru. "Aku percaya padamu!"

Mereka berdua saling membalas senyuman masing-masing.

Naru melihat ada sisa vla yang menempel pada bibir Cinta. Pria itu tersenyum sembari mengambil selembar tisu dan akan membersihkan bibir Cinta.

Wajah Cinta mundur kebelakang karena ia terkejut dengan perlakuan Naru padanya. "Apa?" tanya Cinta.

"Ada noda vla di bibirmu," sahut Naru dan Chef tampan itu tanpa menunggu lama langsung mengusap bekas vla yang menempel pada bibir Cinta. "Jangan terburu-buru, jika sedang makan, kau bisa menghabiskan semuanya," ledek Naru.

Semua keluarga Naru tersenyum melihat kemesraan dua muda mudi di hadapan mereka.

Setelah makan malam selesai, Naru dan Cinta berpamitan pulang pada semua keluarga yang hadir.

"Langsung antar dia pulang! Jangan masih kau ungsikan di rumahmu," titah William pada putranya.

"Siap, Dad!"

Cinta mencium punggung tangan para tetua. Saat mata Naru tak sengaja melihat punggung Cinta yang terbuka, ia segera membuka jas berwarna hitamnya berjalan ke arah Cinta yang tengah mencium punggung tangan ibunya.

Naru menutupi punggung Cinta dengan jasnya. "Lain kali, jika Mommy ingin membuat gaun untuk Cinta! jangan ada yang terbuka! Buat saja semuanya tertutup," celoteh Naru yang tak ingin melihat punggung kerupuk itu lagi.

Kenapa Naru mengibaratkan punggung Cinta kerupuk? Karena kerupuk adalah makanan yang membuat kita candu. Sekali gigit pasti ingin lagi dan lagi karena suara krenyes-nya membuat kita rindu.

"Sampai segitunya anak Mommy ini, ya! Mentang-mentang akan bertunangan," ledek Zinnia.

Naru hanya cemberut kesal sembari berpamitan pada keluarganya.

"Kami pulang dulu!" Naru merangkul tubuh Cinta, agar jas yang dikenakan oleh gadis itu tak jatuh tergeletak di lantai.

Para keluarga mengikuti keduanya sampai pada teras.

Cinta dan Naru sudah berada di dalam mobil. Mobil yang mereka berdua naiki telah berselancar ditengah jalan.

Cinta memainkan jarinya yang tengah dalam keadaan kebingungan.

Naru memperhatikan kegiatan Cinta yang tak bermutu itu sedari tadi. "Kau kenapa, Gadis Bebek?" tanya Naru.

Cinta menatap Naru kesal. "Kau masih bertanya aku kenapa? Kita akan bertunangan dan aku tak ingin itu terjadi! Aku tak ingin terikat denganmu," omel Cinta meluapkan emosinya.

Naru hanya tersenyum santai. Pria itu masih fokus mengemudikan mobil sport miliknya. "Kau tenang saja, meskipun kita sudah bertunangan, kau masih bisa berpacaran dengan pacarmu itu dan aku masih bisa mendekati Kinan!"

"Tapi kita sudah bertunangan, semua orang akan tahu," ujar Cinta yang merasa jalan keluar sudah tak ada lagi. Yang ada hanya jalan buntu.

Naru menepikan mobilnya tepat di pinggir jalan yang sedikit sepi.

Cinta sedikit takut karena Naru memberhentikan mobilnya di tempat yang cukup sedikit lalu lalang kendaraan.

"Jangan sampai dia melakukan hal-hal yang bisa membuat masa depanku musnah!" Cinta membatin dengan hati mulai cemas.

Cinta Milik Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang