Cinta masih sibuk mempersiapkan beberapa bahan makanan untuk pesanan para pelanggan seperti kentang, udang, bawang Bombai, dan bahan makanan lainnya, agar Chef yang khusus memasak main course dengan mudah membuat makanan yang sudah di pesan oleh pelanggan, jika bahan-bahannya sudah siap tersedia.
Saat Cinta hendak mengangkat satu kotak besar yang berisi kentang untuk di kupas, tangan kekar seorang pria membantunya.
Cinta yang terkejut sontak melihat ke arah pemilik tangan kekar tersebut.
Cinta bingung, ia tak pernah melihat wajah pria ini sebelumnya.
Pria itu tahu, jika perempuan yang berada di hadapannya saat ini tengah kebingungan karena mereka memang baru pertama kali ini bertatap muka.
"Namaku Zayn Orlando!" pria itu tersenyum manis pada Cinta.
Akhirnya wadah berukuran besar itu mereka angkat berdua.
Cinta dan Zayn meletakkan wadah tersebut di tempat pengupasan kentang dan di sana sudah ada petugas tersendiri untuk melakukan hal itu.
Zayn melihat ke arah Cinta dan gadis cantik dengan rambut diikat sekenanya itu juga melihat ke arah Zayn. "Aku Chef bagian main course di sini," tutur Zayn memberitahu Cinta kedudukannya di Resto tersebut, agar gadis yang berada dihadapannya tak canggung padanya.
"Kau Chef baru?" tanya Cinta seenaknya.
Zayn tersenyum mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Cinta. "Aku sudah lama di sini! Kau pasti karyawan baru, 'kan?" tanya balik Zayn membuat wajah Cinta terlihat malu karena telah mengira pria yang berada di hadapannya ini adalah seorang karyawan baru seperti dirinya.
"Maaf, iya, aku Asisten baru di sini," sahut Cinta.
Zayn melirik Cinta, melihat gadis itu dari atas ke bawah. "Berarti kau adalah Asistenku!"
"Bukankah aku Asisten Chef Naru?" tanya Cinta lagi.
Zayn tersenyum mengumbar kemanisan yang tiada tara. "Naru hanya menggantikan aku sebagai Chef karena aku kemarin izin satu hari ada acara keluarga," jelas Zayn pada Cinta.
Cinta hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Chef tampan se tampan Naru namun, masih lebih tampan Naru kemana-mana.
Tanpa mereka sadari, jika di ambang pintu penghubung dapur dan ruangan itu ada seorang pria tengah memperhatikan keakraban Cinta dengan salah satu sahabatnya.
"He'em! ini waktunya bekerja, bukan berbincang," tegur Naru menyandarkan tubuhnya di kusen pintu penghubung dapur tersebut.
Cinta dan Zayn terkejut. "Maaf, Chef!" Cinta segera bergegas untuk keluar lebih dulu dari ruangan itu namun, saat berpapasan dengan Naru, pergelangan tangan Cinta ditahan oleh Naru.
Cinta melihat ke arah Naru, kemudian beralih ke arah pergelangan tangannya yang di genggam erat oleh atasannya itu.
Sorot mata Naru masih tertuju pada Zayn sahabatnya. "Jangan lupa siapkan makanan untuk para pelanggan dengan cepat karena kemarin kau meminta cuti dadakan padaku, Zayn!" Naru berbalik badan menarik tangan Cinta keluar dari ruangan itu.
Cinta masih sempat menoleh ke arah Zayn dan menundukkan kepalanya bermaksud meminta maaf atas kesalahannya karena telah membantunya tadi mengangkat kentang yang akan di kupas sehingga berujung seperti saat ini.
Zayn tersenyum mengerti akan maksud Cinta padanya.
Manik mata Zayn masih tertuju pada genggaman tangan Naru pada Asisten barunya itu. "Kenapa Naru mau menyentuh perempuan yang baru ia kenal?" tanya Zayn.
Zayn berjalan menyusul mereka berdua dan saat sudah berada di table working, Zayn melihat Cinta sudah masuk ke dalam ruangan Naru.
Rocky yang baru melihat keberadaan sahabatnya segera menepuk pundak Zayn cukup keras. "Ayo! Sedang melihat apa? Apa mungkin ada bidadari lewat di pagi hari seperti sekarang?" tanya Rocky membuat Zayn terkejut sembari menatap ke arah Rocky.
Pria bermarga Orlando itu tersenyum mendengar celotehan sahabatnya yang bagai burung di pagi hari habis diberi makan. "Apa kau tahu siapa nama bidadari di Resto ini?" tanya Zayn pada Rocky.
Kening Rocky mengkerut mendengar pertanyaan yang Zayn lontarkan. "Bidadari? sungguh ada bidadari di sini?" tanya Rocky balik dengan wajah penasaran.
Zayn menganggukkan kepalanya mengiyakan. "Perempuan yang dibawa oleh Naru!"
"Perempuan? Apa jangan-jangan yang kau maksud itu adalah Cinta?" Rocky mencoba menebak-nebak.
"Cinta?" tanya Zayn masih cukup asing dengan nama orang bernama Cinta.
"Iya, Cinta! Asisten dadakan untuk mengantikan Asistenmu dan Naru yang sedang cuti honeymoon," jelas Rocky lagi.
Zayn hanya tersenyum sembari membalikkan badannya menghadap ke arah table working.
Zayn mulai mengambil beberapa daging sapi kualitas super untuk ia panggang dan membaluri bumbu khusus di atasnya.
Rocky masih aneh dengan tingkah laku temannya itu. Karena rasa penasaran yang lebih besar, akhirnya Chef bagian dessert itu beralih tempat berada persis di samping kanan Zayn. "Kenapa kau tersenyum sendiri? Jangan bilang kau suka pada Cinta!" Rocky mencoba menebak.
Zayn hanya tersenyum tak memperdulikan celotehan sahabatnya. Rocky dibuat penasaran tingkat akut. "Kau ini kebiasaan ya, Zayn! Sejak dulu, jika suka pada seseorang pasti hanya diam dan tersenyum seperti orang gila!"
Zayn yang sudah selesai mengoleskan bumbu pada daging sapinya beralih menatap ke arah Rocky. "Dan kau selalu kepo dengan urusan orang lain, Rocky!"
"Kau suka pada Cinta, 'kan?" tanya Rocky lagi.
"Bukan suka, hanya kagum akan kecantikannya saja!"
Rocky tersenyum simpul. "Bagaimana, jika Naru juga mencintainya?" tanya Rocky pada Zayn.
Pria dengan senyuman bagai gula itu tertawa kecil. "Tidak mungkin! Dia masih tergila-gila dengan Kinan!"
"Cinta datang tanpa tau keadaan si pemilik hati itu sudah memiliki seseorang yang disukai atau tidak, Zayn! Bagaimana, jika Naru jatuh cinta padanya?" tanya Rocky pada Zayn.
"Selama janur kuning masih belum melengkung, Cinta bisa dimiliki oleh siapapun," sahut Zayn melanjutkan pekerjaannya.
"Apa kau akan berebut dengan sahabatmu sendiri?" tanya Rocky lagi.
"Tentu saja tidak! Jika perempuan itu mencintai Naru! Jika tidak, aku akan berjuang untuknya," jelas Zayn membalik daging yang ia panggang tadi.
"Aku hanya berharap kau dan Naru tak mencintai perempuan yang sama," tutur Rocky beranjak dari tempatnya menuju arah table working miliknya.
Di ruangan Naru, pria itu masih menggenggam pergelangan tangan Cinta begitu erat. Posisi Naru membelakangi Cinta. "Kau kenal dengan Zayn?" tanya Naru penasaran.
"Kenal!"
Naru berbalik badan menghadap ke arah Cinta. "Kenal? Di mana?" tanya Naru penuh selidik.
"Di sini!" Cinta berusaha melepaskan genggaman tangannya.
"Jadi, kalian baru kenal?" tanya Naru.
"Iya!"
"Kenapa begitu akrab?" tanya Naru lagi-lagi melontarkan pertanyaan pada Cinta.
"Karena aku Asistennya jadi, aku harus akrab dengan partnerku," sahut Cinta apa adanya tanpa coba menutupi sesuatu dari Naru.
"Kau Asistenku, karena aku yang memberikanmu gaji," jelas Naru menatap Cinta tajam.
"Tapi dia juga Chef yang harus aku layani dan--"
BUGH
Naru mendorong tubuh Cinta menempel pada pintu ruangannya.
Kini tangan Naru sudah berada di samping kanan kiri tubuh gadis tersebut sampai tubuh ramping Cinta benar-benar menempel sempurna pada daun pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Milik Naru
RomanceBerpura-pura menjadi pacar seorang pria tampan dengan bayaran 200 juta, menjadi benang merah pengikat antara seorang Chef dingin dan gadis pemilik toko kue tradisional. Pahit, gurih, dan manisnya hubungan mereka berdua akan menjadi satu dalam ikatan...