19. Bubur Ubi

5 0 0
                                    

"Sangat sederhana tetapi bermakna."
- Gesya -



Gesya terdiam mendengar semua penuturan tentang latar belakang keluarga Tania yang sangat kelam, pantas saja Kanya sangat tidak ingin berteman kembali dengan seseorang yang telah menghancurkan kehidupannya. Meskipun dalam satu sisi dia juga merasa iba dengan masalah yang dihadapi Tania namun tetap saja perbuatannya sudah terlewat batas.

Setelah mengetahui fakta tentang Tania mereka berdua kembali ke dalam kelas sebab takut sudah ada guru yang mengajar tetapi sesampainya di kelas, semua teman-temannya justru sedang membereskan tas dan bergegas pulang membuat mereka berdua kebingungan. Apakah hari ini mereka semua pulang lebih awal?

"Darimana aja kalian berdua? Pacaran?" ucap Bulan melontarkan pertanyaan tidak masuk akal.

"Iya nih, gua habis pacaran sama Gesya sambil minum es teh satu berdua," balas Riva yang justru menganggap serius pertanyaan Bulan.

Bulan yang mendengar jawaban Riva hanya menepuk dahinya karena tingkah sahabatnya yang sangat absurd, sedangkan Gesya memilih untuk merapihkan tasnya dan bersiap untuk pulang. Disampingnya sudah ada Kanya yang dibantu Tania salah satu pemandangan langka yaitu kedamaian, selepas semuanya selesai mereka semua pulang bersama di satu mobil Kanya yang tentu dikemudikan oleh Tania karena kondisi Kanya yang tidak memungkinkan untuk membawa mobil.

"Perhatian semuanya, gua mau ajak kalian semua ke cafe sebagai pertemenan kita yang sudah kembali utuh. Kalian semua mau, kan?" ajak Kanya kepada mereka semua.

Mereka yang berada dalam mobil tercengang terutama Bulan dan Riva yang kehabisan kata-kata sebab kali pertama sejak kejadian kelam itu, keduanya melihat kembali sisi Kanya yang ceria dan jauh dari wajah dinginnya. Sementara Kanya yang melihat reaksi semua temannya hanya diam tanpa bersuara memasang kembali wajah dingin dengan tatapan mata angkuhnya.

Seketika mereka yang melihat tatapan itu langsung mengangguk serentak lalu melajukan mobil ke arah Cafe, sementara Tania yang sedang menyetir mobil merasakan hatinya kembali terisi tidak lagi kosong apalagi dia mulai diterima baik oleh Kanya juga kedua temannya. Dia menjadi ragu untuk membalas dendam dan hati kecilnya tidak berbohong untuk perasaan ini, dia harus bagaimana? Apakah mungkin Tuhan ingin memberinya kesempatan agar dia dapat menebus semua kesalahannya bukan membalasnya.

Sesampainya di Cafe mereka semua terlihat sangat senang sebab Cafe yang mereka kunjungi ialah milik Kanya, salah satu cafe terkenal di daerah Jakarta yang selalu dikunjungi anak muda seperti mereka. Para pegawai yang melihat kedatangan Kanya langsung membukakan pintu dengan senyum manis yang membuat keempat temannya berdecak kagum, sementara Kanya membalasnya dengan senyum juga lalu meminta untuk membawakan makanan serta minuman yang spesial di Cafe ini untuk semua temannya.

Kemudian mereka semua diajak ke atas dimana tempat paling favorit di Cafe ini karena dapat melihat pemandangan indah kota Jakarta yang dilindungi kaca agar tidak terpapar langsung sinar matahari ditambah beberapa tanaman yang diletakan secara rapih menambah suasana tenang serta oksigen yang segar untuk dihirup, Kanya sengaja memilih tempat ini sebab dia sering datang dikala dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Lama menunggu akhirnya makanan dan minuman yang dipesan sudah datang membuat mereka ingin segera melahap makanan yang terlihat sangat lezat, tanpa aba-aba Riva memulai terlebih dahulu mengambil beberapa makanan yang ditumpuk menjadi satu ke dalam piringnya kemudian Bulan serta Tania tidak ingin kalah mereka semua saling berebut membuat Kanya yang melihatnya tersenyum tetapi tidak dengan Gesya yang sedaritadi tidak mengambil apapun.

Riva yang melihatnya menyipitkan mata. "Sya, makan ayo ngapain diam aja?" tanyanya dengan mulut yang penuh makanan.

"A-anu, aku-"

Four Promise [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang