4. Berkunjung

10 5 0
                                    

"Kamu harus mengikuti hati sesekali, karena hidup tak selalu realistis."
-Kanya Aurora Fernando-































04. Berkunjung
Pagi ini kanya bangun lebih awal dari biasanya, entah apa yang merasuki dirinya ia merasa ada hal yang berbeda. iapun beranjak dari kasur empuknya menuju kamar mandi dan melakukan rutinitas seperti biasanya, setelah itu Kanya turun untuk sarapan, melihat mamahnya sedang didapur ia menghampiri membuat Alice terkejut yang tengah memasak nasi goreng untuk keluarganya.

"Pagi mah," sapa Kanya, Alice tersenyum mendengar sapaan anaknya.

"Pagi sayang, kamu mau berangkat lebih awal?" tanya Alice dan diangguki Kanya.

"Mamah buatkan bekal ya, kamu makan disekolah," lanjutnya, Kanya hanya diam lalu menerima bekal dan menyalami mamahnya.

Alice sangat tersentuh karena anak sulungnya sudah mau terbuka, Kanya langsung mengendarai mobilnya menuju rumah Riva dan Bulan jarak antara mereka tidak terlalu jauh hanya melewati tiga rumah dan rumah Riva juga Bulan bersebelahan. Kanya turun lalu menelpon kedua sahabatnya, mereka berdua pun keluar dengan muka cemberut.

"Ini masih terlalu pagi kay, lo mau ngapain mau nyapu sekolahan?" tanya Riva yang tengah melahap rotinya, Bulan tidak bersuara ia diam dan masuk kedalam mobil.

Kanya pun tidak menjawab lalu masuk bersamaan dengan Riva, Bulan masih diam dengan muka cemberutnya, Kanya pun heran karena tak biasanya sikap Bulan seperti dirinya.

"Lan, jangan jadi dingin kaya gua," ucap Kanya khawatir, Bulan masih belum bersuara.

"Wah, belum minum jampe - jampenya kali," celetuk Riva lalu ditatap tajam Kanya, Riva pun mengalihkan pandangannya.

Bulan pun tertawa, Kanya dan Riva melongo, ada apa ini? Apakah Bulan kerasukan. Tawa Bulan semakin menjadi, Riva yang mengerti ikut tertawa sambil menoleh ke arah Kanya, sang empu pun menepuk keningnya, ia dikerjai oleh kedua sahabatnya.

"Kay ... Kay ... ternyata dibalik hati dingin lo, lo masih peduli ya," ujar Bulan senang karena rencanya sukses membuat Kanya khawatir pada dirinya.

"Gengsi dia itu, malu - malu kocheng dia mah."

"Puas ya! Puas! Dasar humans bobrok unlimited," sarkasnya dan ditanggapi tawa oleh kedua temannya, setelah aksi konyol sahabatnya.

Kanya menyalahkan mobilnya dan pergi kesekolah. Sesampainya, Sekolah masih sangat sepi hanya murid rajin yang akan datang sepagi ini, Kanya memarkikan mobilnya dan langsung menuju kelas sedangkan, dayang - dayangnya pergi ke kantin mengisi para cacing yang sudah demo dan rusuh.

Kanya bersenandung kecil menyanyikan lagu kesukaannya, langkahnya terhenti tepat didepan pintu kelasnya. Gesya. Ya. Teman sebangkunya sudah datang dan duduk manis sambil mendengarkan lagu dari earphone miliknya.

Kanya melanjutkan langkahnya lalu duduk disebelah Gesya, Gesya yang menyadari tersenyum seakan menyapa Kanya. Kanya tidak membalasnya lalu menyibukan dirinya membaca novel yang ia bawa setiap hari di dalam tasnya.

Four Promise [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang