Chapter 20 Yakuza

614 55 3
                                    

Mereka semua sudah berada di area panggung, Fiony membantu menggelarkan sleeping bag untuk Jinan serta membantunya untuk berbaring di sleeping bag, "thanks ya Fiony" sambil menggenggam tangan Fiony, Fiony tersenyum "iya kak, aku bakal disamping kakak, kalau ada apa-apa bilang aja ke aku" kemudian Jinan mulai memejamkan matanya untuk tidur, dan Fiony duduk di sleeping bag miliknya yang berada di samping Jinan.

Setelah itu, Putra langsung duduk kembali di dekat jendela menyendiri melihat ke arah jendela, sedangkan Nata juga duduk di dekat jendela untuk melihat keluar namun agak jauh dari Putra, Shani melihat Nata duduk sendirian, Shani pun menghampiri Nata dan langsung duduk di sampingnya.

"Hey Nat, join ya" Shani mengejutkan Nata yang sedang melihat keluar jendela, "Duduk aja kali shan, ada apa?" tanya Nata, "Pengin duduk aja sekalian liat keluar" mereka berdua duduk bersebelahan dan menatap luar jendela, tak lama, Gracia datang menghampiri mereka berdua.

"Gracia? Kenapa?" shani terkejut dengan kedatangan Gracia, "Ci, Nat, sorry ya kalau selama ini aku terlalu emosional dan ga bisa berpikir Panjang, asal nyeplos aja" Gracia menyesal dengan tulus karena selama ini dia terlalu emosional, mendengar hal tersebut, Shani tersenyum dan mengusap-usap kepala Gracia.

"Udah pasti dimaafin kok, kita udah paham kamu anaknya kaya gimana, iya gak Nat?" ucap Shani dengan ekpresi senang, Nata pun mengiyakan pernyataan dari Shani, "Kita juga tau kok Gre, kamu itu orang baik, yang selalu berusaha untuk keselamatan kita bersama, cuma....ya...itu emosimu yang suka bikin kita kesal, ya gak nat?" tanya Shani dan di jawab oleh Nata dengan sedikit meledek "Tsunami fakta" jawab Nata.

Gracia merasa malu karena sedang diusili oleh Shani dan Nata, "Iiiihhhh kalian ya, suka banget ngusilin aku, bete ah........tapi aku janji deh bakalan lebih bisa ngontrol emosiku kedepannya" ucap Gracia dengan percaya diri dan berjanji bakal bisa lebih mengontrol emosi.

Kemudian Gracia merasa sudah sangat mengantuk, sehingga dia pamit untuk pergi tidur terlebih dahulu, Gracia mengajak Shani untuk pergi tidur, namun Shani menolak dan memilih untuk duduk dulu bersama Nata sebentar, sehingga Gracia pergi meninggalkan mereka berduaan.

Shani dan Nata sama-sama melihat keluar jendela, tiba-tiba Shani memecahkan keheningan malam itu "Nat?" panggil Shani, "Iya hadir" jawab Nata bercanda, "Haha kaya lagi absen aja" Shani tertawa kecil, mereka berdua masih menatap keluar jendela, "Nat?" sekali lagi Shani memanggil nama Nata, "Iya shan?" balas Nata, "Makasih ya" mendengar hal itu Nata langsung mengahadap Shani, "Makasih buat?" jawab Nata bingung, Shani menghadap ke arah Nata sehingga mereka berdua kini saling bertatapan, "Makasih buat semuanya, yang udah kamu lakuin ke aku, ke Gracia, ke semuanya, kalau ga ada kamu, kita ga bakal bisa bertahan sampai sekarang".

Nata tertawa kecil dan memalingkan wajahnya, "Apaan sih shan, bikin takut aja, omonganmu kaya seolah-olah kamu bakal ninggalin kita tau gak, udah ah, mau main tebak-tebakan aja gak ? biar ga serius-serius amat" Nata tidak berani menatap mata Shani karena merasa takut bahwa ini merupakan ucapan terakhir Shani.

"Kita ga tau apa yang bakal terjadi nanti, atau besok, atau lusa, jadi, sekali lagi makasih ya" ucap Shani dengan terus melihat ke arah wajah Nata, Nata hanya terdiam melihat keluar jendela, tiba-tiba Shani mencium pipi Nata dari samping, hal itu membuat Nata terkejut dan langsung menoleh ke arah Shani, Shani hanya tersenyum dan langsung berdiri, berjalan meninggalkan Nata.

Nata membatu, tatapannya kosong melihat ke arah luar jendela, seolah tidak percaya bahwa Shani mencium pipinya, kemudian dia menampar-namparkan pipinya memastikan ini bukan mimpi, melihat hal tersebut, Putra berjalan menghampiri Nata, kemudian duduk di sebelahnya lalu merangkul Nata.

"Cielah Nat, sadar woy!, sampai jadi batu gini, udah lampu ijo itu buruan" ucap Putra meledek Nata, "Apaan sih Put, tapi gue bingung put, bingung mau seneng apa sedih, gue takut kalau diantara kita berdua bakal ada yang mati nanti, entah ditangan yakuza atau infected" Nata masih belum bisa mencerna apa yang terjadi tadi.

Start From BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang