[ Season 2 ] Chapter 36 | Renggang

450 46 20
                                    

Nata dan Chika semakin masuk ke dalam Kota. Disana sangat sepi, tidak ada seseorang ataupun infected sekalipun yang terlihat. Bahkan jalanan pun tidak ada satupun kendaraan. Hingga akhirnya mereka sampai di Alun-alun Kota Bogor. Disana mulai terlihat beberapa orang yang sedang membangun pos pertahanan. Nata pun segera memarkirkan motornya di pinggir jalan kemudian turun dengan pistol yang sudah siap di tangannya, sedangkan Chika berjalan di belakang Nata. Nata mencoba mencari tahu keadaan disana dengan bertanya kepada orang-orang yang sedang bekerja itu.

Saat sedang berjalan. "NATA!!" teriak seseorang yang asalnya dari sebelah kanan Nata. Nata segera menoleh ke sumber suara, orang yang memanggilnya ternyata Putra. Dengan senang Putra segera mendekat kepada Nata dan langsung memeluknya dengan hangat.

"Kemana aja lo Nat?" tanya Putra dengan terus memeluknya. "I..i..iyaaa tapi lepasin dulu" ucap Nata yang kesulitan bernafas karena dipeluk Putra dengan erat. "Ahhh Sorry Nat, gue sama yang lain selama ini nyariin lo sama Chika kemana-mana" ucap Putra sambil memegang bahu Chika sambil tersenyum. "Yang lain?" ucap Nata bingung. "Iya yang lain....semuanya ada disini, di sentul lebih tepatnya" jawab Putra.

Tak berselang lama ada seorang wanita berlari menuju Nata dan langsung memeluknya dengan erat sambil menangis, wanita itu adalah Shani. Nata melihat ke arah Chika dan langsung ditatap sinis oleh Chika. "Ehhh Shan, sorry nih" ucap Nata sambil berusaha melepaskan pelukan Shani. "jangan lepasin dulu" bisik Shani. Nata kembali melihat Chika, Chika hanya menghela nafas kemudian memalingkan wajahnya. "Shan udah ya" ucap Nata dengan sekali lagi berusaha melepaskan pelukan Shani.

Setelah melepaskan pelukannya kepada Nata, kini giliran Chika yang Shani peluk. "Kalian dari mana aja? Kita nyari kalian ke seluruh Jakarta" ucap Shani yang kembali mengeluarkan air matanya. Chika segera menyampingkan perasaan cemburunya dengan Shani karena telah memeluk pacarnya tadi. "Jangan nangis gitu dong Ci, buktinya kita masih ada kan? mungkin takdir yang membawa kita ke Bogor biar bisa ketemu kalian" ucap Chika sambil menyeka air mata Shani.

"Aku...bukan, kita khawatir sama kalian tau ga" ucap Shani. "Iya Ci, tapi.....keadaan kita ga bisa kemana-mana, kita terjebak di dalam apartemen di Bekasi" ucap Chika.

Tak berselang lama dari belakang Putra ada Ares yang datang. Melihat itu Nata langsung menodongkan pistol ke arah Ares. "NGAPAIN LO DISINI!!??" ucap Nata. "Nat....Nat...tenang dulu..." Putra berusaha menenangkan Nata dan menurunkan arahan pistol Nata. "Kok?? Lo ngelindungin dia Put?" ucap Nata terheran-heran. "Nat...sekarang dia sekutu kita" ucap Putra. "Sekutu?? Kalian gabung TRIAD??" ucap Nata dengan ekspresi kecewa dan tidak percaya.

Kemudian Nata menggenggam tangan Chika lalu perlahan melangkah mundur menjauh dari Putra dan Shani. "Nat...bukan gitu...." ucap Shani. "Dengerin penjelasan kita dulu Nat" sambung Putra. Nata menggelengkan kepalanya dan menunjukan raut wajah yang sangat kecewa "Gue ga nyangka, kecewa gue sama kalian" ucap Nata.

"NATA PLEASE!! DENGERIN KITA DULU" bentak Shani. Kemudian Nata maju satu langkah mendekat ke hadapan Shani dan Putra "KITA....SEMUA HAMPIR MATI KARENA ULAH MEREKA!! GRACIA FLORA BAHKAN CHIKA MAU DI PERKOSA SAMA ANGGOTA MEREKA! DI DEPAN MATA GUE!! .....TAPI APA??.....KALIAN MALAH GABUNG SAMA PARA BAJINGAN ITU! HINA TAU GA?!....MEREKA...UDAH BUNUH SEMUA ANGGOTA YAKUZA! AYAH FIONY JUGA ! BAHKAN MEREKA MEMBUNUH WARGA SIPIL YANG GAK TAU APA-APA....CUMA BUAT KESENANGAN MEREKA!" teriak Nata di hapadan Putra dengan penuh amarah dan kekecewaan.

"NAT!! LO GAK TAU APA-APA!" bentak Putra. Kini mereka berdua saling menatap dengan tajam. Nata terekekeh kecil "Iya....iya gue memang gue gak tau apa-apa, gue bodoh! Tapi, yang jelas gue tau adalah kalian.....ITU PENGKHIANAT!" teriak Nata di depan wajah Putra persis. Putra langsung memukul wajah Nata hingga Nata terjatuh dan bibirnya berdarah. "Nat...sorry Nat gue kelepasan...." ucap Putra menyesal dan bersalah setelah memukul Nata, dia kemudian menjulurkan tangannya untuk membantu Nata berdiri tetapi Nata menangkisnya. Kemudian Chika membantu Nata berdiri. Setelah Nata berdiri, Shani berusaha meraih tangan Nata namun Nata menampiknya. Nata kemudian berbalik badan lalu menggandeng tangan Chika "Kita pergi dari sini!" ucap Nata lalu meninggalkan Putra dan Shani.

Start From BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang