[ Season 2 ] Chapter 26

533 47 5
                                    

*Di gudang senjata

Nata berjaga di area lobi sambil terus mengecek luar dari jendela ditemani oleh Chika. Chika terlihat memegangi senjatanya dengan sangat gelisah dan ekspresi yang terlihat takut tidak bisa dia sembunyikan.

"Chik, are you okay??" Tanya Nata memecahkan keheningan

"Eh.. Gapapa kok kak" Jawab Chika dengan melepaskan senyuman khasnya

"Oh oke" Balas Nata

Nata pun kembali mendekati jendela untuk melihat kearah luar. Tak berselang lama Chika pun berdiri dan bersandar pada tembok di samping Nata. "Kak Nata.... Sebenernya..., aku masih ragu, takut buat apa yang terjadi nanti disini, takut buat gunain senjata ini buat membunuh seseorang, aku...aku belum siap..." ucap Chika yang kemudian merosot kebawah untuk jongkok dan tangannya menutupi wajahnya.

Nata kemudian ikut jongkok dan memegangi bahu Chika berusaha untuk memotivasi Chika. "senjata yang kamu bawa bukan untuk membunuh seseorang Chik, tapi buat ngelendungi kamu sendiri, temen-temenmu dan orang-orang disini yang kamu sayangi. Keadaan ini memang sangat berat, tapi kamu udah melewati semua hal sampai saat ini, dirimu sendiri pasti bangga udah bisa bertahan sampai sekarang."

Perlahan Chika membuka tangannya dan menatap kearah Nata, lalu memeluknya. "makasih ya kak" ucap Chika. Nata yang tiba-tiba dipeluk merasa canggung "iya Chik sama-sama" balas Nata. Setelah itu Chika melepaskan pelukannya dan mencoba berdiri dibantu oleh Nata.

"kakak bener, aku gaboleh cuma duduk diem, nangis sedangkan temen-temenku sedang berjuang diluar sana, aku bakal ngelindungin orang-orang yang ada disini semampuku" ucap Chika yang kemudian mengikat rambutnya.

"sip" balas Nata. 

Tetapi tiba-tiba dari arah luar berondongan peluru menghantam bagian depan gedung gudang senjata mengakibatkan kaca-kaca yang ada disana pecah. Nata dan Chika pun langsung jongkok berlindung di balik tembok. Nata pun membalas menembakan senjatanya secara asal tanpa melihat ke arah luar. Hamdan, Dewi, Olla yang berada di dalam gudang segera keluar membantu Nata, sedangkan Christy tidak nampak batang hidungnya.

Kini mereka semua saling membalas tembakan, hingga akhirnya semua berhenti ketika pihak penyerang menghentikan tembakan dan salah satu dari mereka berbicara dengan pengeras suuara.

"sudahlah, untuk apa kita saling baku tembak seperti ini buang-buang peluru, kita cuma ingin beberapa senjata dari kalian, setelah itu kita akan pergi dari sini" ucap seseorang. Nata pun mengintip dan melihat sekilas siapa yang sedang berbicara. Nata pun tahu bahwa yang sedang berbicara adalah Ares, Nata mengenali pria itu dari ciri-ciri yang diberitahukan oleh Tim 1.

"Ares...." ucap Nata kepada semua orang yang ada disana.

"jadi gimana?? kita damai??" ucap Ares

Namun tidak ada balasan dari dalam gudang senjata. Kesabaran Ares sangat tipis hingga dia menembakan senjatanya ke langit. "woy jawab!! kalau memang tidak ada jawaban, itu artinya kalian setuju kita berdamai.."

"untuk apa kalian menginginkan senjata kami??!!!" teriak Hamdan.

"loh....diluar sana berbahaya tahu...ini kan untuk keselamatan kelompok kita" balas Ares

Saat sedang bernegosiasi, ada 2 anak buah Ares yang berhasil masuk melalui pintu samping, dengan cepat Nata dan Dewi langsung menembak mati kedua bawahan itu.

"Apa-apaan ini!!! kalian berusaha membuat kita lengah!" Teriak Hamdan.

"Cih...mereka gagal, serang mereka!" Ares memerintahkan pasukannya untuk menyerang.

Baku tembak pun kembali terjadi, Pihak Nata sangat terpojok karena penglihatan mereka yang minim dan tidak bisa melihat ke arah luar dengan jelas. Namun tiba-tiba dari alat komunikasi milik Hamdan. "kita disini, kalian lemparkan flashbang atau smoke bom ke arah luar, biar kita habisi mereka dari belakang" terdengar suara Putra dari alat komunikasi tersebut.

Start From BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang