[ Season 2 ] Chapter 40 | Reva Fidela (2)

651 60 12
                                    

Adel terus melaju tak tau tujuan yang akan dia singgahi. Tak sadar, dia terus membawa motornya itu naik kembali ke arah puncak. Dia terus menyusuri jalanan yang begitu sepi, meliak meliuk di jalanan yang berkelok dengan pemandangan yang indah. Hingga sampailah dia di sebuah telaga yang disana terdapat satu buah rumah di pinggir telaga tersebut. Dia pun segera turun dari motornya dan masuk ke dalam rumah tersebut.




















 Dia pun segera turun dari motornya dan masuk ke dalam rumah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam rumah tersebut nampak sedikit berdebu namun terawat. Rumah tersebut adalah milik Adel pribadi yang di belikan oleh ayahnya secara diam-diam.

Keluarganya tidak ada yang tau perihal rumah ini karena ini memang permintaan khusus dari Adel kepada ayahnya. Sedangkan teman Adel yang tau tentang rumah ini hanya Zee dan Marsha saja. Karena mereka bertiga pernah berlibur disini.

Rumah itu sedikit berdebu karena tidak ada yang merawatnya sejak bencana ini dimulai. Namun sebelum itu rumah tersebut rutin dirawat/dibersihkan oleh orang suruhan dari ayahnya yang terpercaya dan setia. Tetapi melihat kondisi rumah yang sedikit berdebu, besar kemungkinan orang tersebut tidak selamat atau bahkan tidak lagi merawat rumah tersebut.

Adel pun segera menuju ke arah dapur dan mengambil minuman yang ada di dalam kulkas. Lalu dia duduk di ruang tengah sambil melihat ke arah luar jendela dengan pemandangan telaga yang biru.

Dia nampak sedih karena kini dia sendirian. Mengalami trauma psikilogis karena melihat kematian keluarganya. Remaja 16 tahun itu, tetap berusaha tegar menghadapi keadaan ini sendirian.

Dia masih bertanya-tanya, apa yang telah dia lakukan sehingga pemerintah ingin membunuh dirinya.

Memikirkan itu membuat nya sedikit gila karena kebingungan. Namun dia meyakinkan dirinya untuk terus hidup karena dia adalah obat untuk penyakit yang sedang melanda ini.

Beruntung rumah yang berada di kaki gunung gede ini, di tengah hutan dengan pemandangan yang indah membuat Adel sedikit lebih rileks sehingga pikiran dia lebih jernih.

Seminggu berlalu, kehidupan yang tenang Adel jalani di dalam rumah tersebut. Kegiatan sehari-hari yang dia lakukan adalah membaca buku, bermain konsol game dan sesekali memancing di telaga untuk menghilangkan kebosanan.

Masalah akhirnya muncul karena dia mulai kehabisan stok makanan, sehingga mau tidak mau dia harus pergi keluar untuk mencari makanan. Jarak antara rumah dengan minimarket sangat jauh, namun tetap dia jalani demi bertahan hidup.

Adel pun memutuskan untuk turun gunung mencari minimarket sekaligus pom bensin. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah minimarket, dia pun langsung masuk dan mengambil beberapa makanan dan minuman serta beberapa barang yang dia butuhkan.

Setelah selesai, sesaat hendak keluar dia dikejutkan dengan segerombolan infected yang menyerang dia datang dari arah ruangan staff.

Adel menggunakan rak makanan yang ada disana untuk melindungi diri dari dorongan para infected itu, namun dia kembali tergigit di bagian tangan kirinya.

Start From BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang