15 • Macem Setan!

4.5K 345 6
                                    

Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
*****










































































































































Di sebuah kamar terdengar suara tangisan dari seorang pemuda manis yang terus mengeluh jika perut nya terasa mual semenjak pulang sekolah tadi, lelaki itu juga sudah berulang kali bolak-balik masuk kamar mandi hanya untuk memuntahkan isi perut nya.

Namun bukan nya makanan yang keluar melainkan cairan bening. Revan sendiri sampai bingung harus ngapain lagi karena sebelum nya dia tidak pernah mengurus hal seperti ini.

Bahkan sekarang Revan lagi berusaha nelpon mertua nya untuk menanyakan apa yang terjadi pada suami kecil nya itu, ya walaupun dia tahu kalau mertua nya bukanlah seorang dokter.

Telpon ketiga baru bunda nya Kenzie mengangkat telepon.

"Hallo bun." Sapa Revan.

"Iya hallo Revan, kenapa nelpon bunda? Apa terjadi sesuatu sama anak bunda? Maaf ya baru bunda angkat soalnya bunda lagi di dapur sedangkan ponsel bunda ada di kamar." Balas bunda Kenzie di sebrang sana.

"Gakpapa kok bun, lagian Revan cuman mau nanya aja." Ucap Revan.

"Mau nanya apa?"

"Gini bun, sejak pulang sekolah tadi Kenzie terus ngeluh sampai sekarang kalau perutnya mual terus dia juga udah bolak-balik masuk kamar mandi buat muntahin isi perutnya tapi cuman cairan bening yang keluar bukan makanan, bunda tahu sesuatu apa yang terjadi sama Kenzie?" Sahut Revan.

Tidak ada jawaban selama beberapa detik karena di sebrang sana bunda Kenzie nampak terdiam setelah mendengar ucapan dari Revan selalu menantu pertama sekaligus terakhir.

"Revan, kamu tahukan kalau Kenzie itu spesial? Bunda saranin kamu beli testpack ke apotek dulu, kalau testpack itu nunjukin garis dua, buat mastiin kamu ajak Kenzie pergi ke rumah sakit menemui dokter kandungan. Kalau garis satu gak usah, berarti cuman masuk angin doang. " Ujar bunda Kenzie.

Sedangkan sang empu terdiam, testpack? Revan tahu kok bahkan dia ingat ketika pertama kali bertemu Kenzie terus bunda nya yang bilang kalau anak itu spesial. Tapi yang jadi masalahnya itu setiap kali mereka melakukan hubungan, Revan sering pake pengaman kok bisa jadi?

"Y-yaudah bun makasih, nanti Revan beli testpack nya." Sahut Revan.

"Sama-sama, bunda tutup dulu telpon nya ya?"

"Iya bun."

Tut.

Sambungan telpon di matikan secara sepihak oleh bunda Kenzie, lelaki jangkung itu menolehkan kepalanya menatap kearah Kenzie yang sedang duduk di sofa kamar dengan wajah yang terlihat lelah juga bibir pemuda itu yang berwarna putih pucat.

Udah kaya mayat aja, canda.

Revan kembali terdiam, pikiran nya menerawang kemana-kamana mencari jawaban bagaimana ini bisa terjadi. Sampai ingatan nya pada kejadian dua minggu yang lalu setelah mereka menerima raport dari sekolah.

Seingat Revan saat itu ia pergi bersama anggota basket nya untuk merayakan hari ulang tahun dari salah satu anggota, terus Revan yang ikutan minum sama temen-temen nya karena di acara ulang tahun itu entah kenapa disediakan minuman alkohol.

REVZIE || Not ContinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang