Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
*****Pagi hari pun telah tiba, jam menunjukan pukul 06:25 wib. Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Kenzie yang baru saja selesai mandi, badan lelaki manis itu nampak bergetar karena kedinginan meskipun dia mandi pakai air hangat.
Cuaca pagi ini sedang hujan juga suhu dinginnya lebih dingin dari biasa, Kenzie mengedarkan pandangannya saat tak mendapati Revan di selurug sudut kamar mungkin lelaki itu berada di dapur pikirnya.
Karena Revan mandi lebih dulu dibandingkan dirinya, Kenzie mengambil seragam sekolahnya di dalam lemari juga mengambil hoodie. Ia memakai baju dikamar saja tidak di kamar mandi karena dikamar ini tidak ada siapa pun selain dirinya.
Sedang fokus memakai seragamnya, pintu kamar tiba-tiba saja terbuka membuat Kenzie terkejut dan reflek menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia sedang mengancingkan baju dan belum memakai celana.
Tidak beda jauh juga dengan si pelaku yang membuka pintu, Revan mematung di ambang pintu dengan ekpresi terkejutnya. Sebelumnya, ia sama sekali tidak menduga jika Kenzie memakai bajunya di kamar bukan di kamar mandi.
"REVAN!"
Sang empu yang namanya di teriaki tersadar dan berdehem sebentar, Revan masuk ke dalam lalu menutup pintunya. "Kenapa pake baju disini? Kenapa gak dikamar mandi?" Tanya Revan, lelaki jangkung itu bersedekap dada.
Kenzie menggaruk pipinya menggunakan jari telunjuk, "karena gak ada kamu, makanya aku pake disini." Jawab Kenzie pelan.
"Seenggaknya kalau mau pake disini kunci pintu Ken, emang lo mau gue terkam pagi-pagi? Apalagi cuacanya hujan begini pas banget." Celetuk Revan yang di akhiri dengan candaan.
"ENGGAK!" Balas Kenzie reflek berteriak dengan kedua mata yang melotot.
"Kamu juga seenggaknya ketuk pintu dulu." Lanjut Kenzie membalikkan.
Revan mengedikan bahunya acuh tak menanggapi, ia berjalan melewati Kenzie untuk mengambil tas dan juga jaketnya. "Buruan pake baju, gue tunggu di meja makan." Titah Revan dan melenggang pergi membuat Kenzie menghela napas lega.
Setelah memastikan Revan benar-benar menutup pintu kamar, dengan cepat Kenzie memakai bajunya. Beberapa menit kemudian ia selesai bersiap, Kenzie mengambil dasi juga tasnya kemudian keluar kamar.
"EVAN!" Panggil Kenzie berteriak.
Lelaki manis itu melangkahkan kakinya menuju dapur dan dapat ia lihat Revan yang sedang memakan rotinya. "Evan." Panggil Kenzie lagi.
Revan menolehkan kepalanya keasal suara dengan mulut yang sedang mengunyah roti. Ia mengangkat sebelah alisnya menatap Kenzie penuh tanya.
"Apa?" Tanya nya.
Kenzie menyodorkan dasi yang tadi dia ambil di kamar. "Pakein." Pinta Kenzie lalu menyengir tanpa dosa.
Revan mengambil alih dasi yang ada di tangan Kenzie, ia tidak langsung memakaikannya melainkan menyimpan dulu di atas meja. "Makan dulu, nanti gue pakein." Suruhnya.
Kenzie mengangguk dan duduk di kursi sebrang Revan, roti yang sudah dipanggang kemudian di olesi dengan selai kesukaannya. Kenzie mulai memakan sarapannya.
Revan berdiri setelah selesai menghabiskan sarapannya, ia mengambil dasi yang terletak di atas meja dan berjalan mendekati Kenzie. "Hadap sini." Titah Revan pada Kenzie.
Sang empu menurut, ia memutar badannya menghadap kearah Revan. Mulutnya sibul mengunyah roti itu, sedangkan Revan memasangkan dasi di kerah seragam suami kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVZIE || Not Continued
Teen FictionJangan salpak, ini cerita bl/bxb ya. ***** Tentang Revan yang dijodohkan dengan salah satu teman sekelasnya yang bernama Kenzie. [ Book 4 ] ________ "Enggak mau bunda! Emangnya dia doang yang suami? Ken juga suaminya! Berarti dia harus ikut Ken." ...