Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
*****Jarum jam menunjukkan pukul 20:13 wib, di salah satu restoran yang terkenal terlihat Revan yang sedang duduk sambil mainin HP. Lelaki jangkung itu duduk di salah satu meja dekat jendela seorang diri, yang pemandangannya langsung ke jalan karena tempat nya yang berada di di pinggir jalan.
Ia lagi nunggu Kenzie yang sedang pergi ke toilet beberapa menit yang lalu. Tadinya Revan mau nemenin Kenzie ke toilet namun anak itu malah menolak nya dan menyuruh nya untuk menunggu.
Namun, sudah ada waktu sekitar lima belas menit suami kecil nya itu tak kunjung kembali membuat Revan merasak khawatir takut terjadi apa-apa pada kedua kesayangannya.
Lelaki jangkung itu segera berdiri dari duduknya berniat pergi ke toilet juga untuk menyusul Kenzie. Tetapi, belum sempat dia melangkah ada seseorang yang baru saja datang dan memanggil nya.
"Kamu Revan?" Tanya Orang itu.
Sang empu yang di panggil oleh seseorang yang tidak kenal itu mengerutkan dahinya heran namun tak ayal ia tetap menganggukan kepalanya menanggapi pertanyaan orang itu sebagai jawaban.
Orang itu terlihat tersenyum lebar saat orang yang di panggil nya benar-benar orang yang sama saat mereka masih kecil. "Hah, aku gak nyangka bakal ketemu sama kamu lagi." Ucap orang itu yang membuat Revan semakin bingung di buatnya.
"Lo siapa? Kenal sama gue?" Dua pertanyaan ini berhasil Revan ucapkan.
Wajah orang itu yang tadinya terlihat antusias kini berubah menjadi murung ketika telinga nya mendengar lima kata tersebut yang terlontar dari bilah bibir Revan, benar-benar tidak sesuai harapan yang di maksud nya.
"Kamu lupa sama aku, Van? Kamu gak inget?" Tanya orang itu.
"Gak. Permisi. "
Setelah mengatakan itu, Revan berniat pergi dari sana untuk melakukan tujuan awalnya ia berdiri untuk menyusul Kenzie yang sangat lama sekali pergi ke toilet. Baru saja ia akan melangkah, pergerakannya kembali di hentikan oleh orang yang tidak di kenalnya.
"Mau kemana? Jangan pergi dulu Van." Ucap orang itu.
Revan berdecak di buatnya. "Jangan halangin gue! Gue sibuk." Balas Revan sedikit kesal.
"Sebentar doang Van, aku mau ngomong." Ujar orang itu, wajah nya terlihat sangat melas.
"Tinggal ngomong apa susahnya sih? Gue gak ada waktu!" Sahut Revan.
"Kamu ben---------"
"Evan, ayo pulang." Potong Kenzie yang baru saja datang dari toilet.
Kedua orang itu menoleh ke asal suara secara bersamaan, Revan menghela napas lega ketika melihat Kenzie yang sudah berada di depan mata nya. "Kenapa lama banget perginya? Baru aja mau gue susulin." Ucap Revan lembut.
"Tadi toilet nya penuh, makanya Ken lama, Evan nunggu lama ya?" Tanya Kenzie berucap dengan tidak enak.
"Oh ya, ini siapa?" Tanya Kenzie lagi.
Orang itu diam tidak menanggapi pertanyaan dari Kenzie, kedua matanya menelisik penampilan Kenzie dari atas sampe bawah. Sang empu menggaruk pipinya yang terasa tidak gatal ketika ia menyadari kalau orang di depan nya ini menatap dirinya seperti itu, Kenzie risih.
"Kenapa liatin terus? Ada yang aneh sama Ken?"
Revan segera menggenggam tangan suami kecilnya kemudian mulai melangkahkan kakinya beranjak pergi dari sana sambil menggenggam tanga Kenzie yang terasa sangat kecil. "Evan dia siapa?" Tanya Kenzie di perjalanan menuju parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVZIE || Not Continued
Novela JuvenilJangan salpak, ini cerita bl/bxb ya. ***** Tentang Revan yang dijodohkan dengan salah satu teman sekelasnya yang bernama Kenzie. [ Book 4 ] ________ "Enggak mau bunda! Emangnya dia doang yang suami? Ken juga suaminya! Berarti dia harus ikut Ken." ...