23

610 54 0
                                    

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________

Prang!

"Akh!"

"Anj*ng!"

"Sha!"

Kejadiannya sangat cepat, membuat beberapa orang diam mencoba mencerna apa yang terjadi.

"Kalo jalan itu liat-liat!" Bentakkan Karina membuyarkan pikiran para penghuni kantin.

"Baby, you okay?" Karina mengecek kondisi adiknya yang tidak bisa di katakan baik-baik saja.

"Ma-maaf kak, aku nggak sengaja.." Semua atensi kini beralih pada seorang pria dengan perawakan kecil yang tengah duduk di lantai dengan beberapa pecahan mangkuk bakso di sekitarnya.

"Gak sengaja apaan! Adek gue korbannya di sini, lo harusnya minta maaf sama adek gue bukan sama gue!" Karian menjawab dengan nada keras dan menatap tajam pada pria yang hanya diam di lantai.

"S-Sha, maafin Xyan, Xyan gak sengaja.." Ya, pria itu adalah Xyan Gunandhya, murid yang baru masuk karena ada suatu hal.

Shaquille menghentikan Karina yang hendak kembali melayangkan makiannya, "Gak papa, lain kali lo harus pake kacamata, biar bisa liat sekitar kalo jalan, padahal jalanan luas. Gak ada siswa yang desek-desekan, bisa-bisanya malah nyerempet ke arah sini." Ujarnya santai, dan menatap Xyan remeh, tetapi di mata orang lain, itu terlihat seperti tatapan polos.

"Oh ya, jangan panggil gue Sha. Panggilan itu cuman buat orang-orang yang gue anggap sebagai teman atau orang-orang yang berharga buat gue." Lanjutnya dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celananya, tetapi tangan kanannya tertahan oleh sebuah cekalan lembut seseorang.

Shaquille menoleh, dan yang ia lihat adalah Zeline dengan wajah khawatir tetapi masih dengan ekspresi datar, hanya beberapa orang terdekat yang bisa melihat tatapan khawatir itu.

"Tolong bereskan kekacauan ini!" Titahnya pada Ardian dan di balas anggukan oleh pria itu.

Setelah mengatakan itu, gadis dominant itu menarik tangan Shaquille dengan lembut, tetapi langkahnya agak terburu, si empu yang di tarik hanya pasrah mengikuti kemana kekasihnya akan membawanya.

"Sana, temenin Baby, pasti dia shock." Keanu berujar pada kakak perempuannya, dan di balas anggukan oleh kakaknya itu.

Karian pergi mengikuti kemana Zeline membawa adik bungsunya, diikuti oleh anggota Core perempuan lainnya.

Sepeninggalan mereka, kantin kini hening, hingga para pengurus kantin juga ikutan menghentikan kegiatan mereka dan melihat ke arah kekacauan terjadi.

"Ngapain masih duduk gitu? Mau jadi suster ngesot?" Sarkas Calvin, ia sudah menahan kemarahannya sendari tadi.

Keanu bahkan terang-terangan memandang tajam dan tidak suka pada Xyan yang masih setia duduk di lantai, sudah bukan sesuatu yang baru, jika Shaquille di perlakukan bagaikan permata di geng Core, selain karena adik dari Karian dan Keanu, pria manis itu sudah memikat mereka dengan pesona yang bahkan pria kecil itu sendiri tidak tahu.

Selenophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang