15, kebenaran yang membelenggu.

1.8K 248 10
                                    

"Wei Wuxian." Seorang pemuda memanggil pemuda lain yang saat ini berjalan bersamanya. Namun sepertinya lawan bicaranya itu sedang tidak fokus, terlihat dari tatapan matanya yang entah menerawang kemana.

"Hei bodoh! Kita mau kemana!?" Karena tidak kunjung dijawab Jiang Cheng akhirnya bertanya kembali.

"Wei Wuxian--"

"Diam dulu A-Cheng! Aku sedang menjadi detektif!"

"Apa? Kau... gila ya?" Jiang Cheng memandang Wei Wuxian dengan aneh. Apa yang terjadi dengan otak kecil Wei Wuxian sekarang ini?

"Kau mengejekku? Sialan ini semua karena kau lupa hal yang penting!"

Jiang Cheng bertanya dengan bingung, "Memang apa yang aku lupakan?"

"Itu... Seorang lelaki tampan tapi brengsek! Yang melukai Shijie! Serta yang mengataimu jalang baru debut!"

Jiang Cheng memutar mata, "yang bilang begitu kan kau bodoh! Jadi kau mengataiku jalang baru debut? Hah!"

"Bukan begitu... Ah sudahlah! Ayo cepat!"

"Kemana?"

Wei Wuxian berlalu meninggalkan Jiang Cheng dibelakang. Jiang Cheng sendiri sedikit berlari untuk menyusul kakak sepupunya itu.

....

"Jadi begitu...."

Xiao Xingchen dengan keringat yang bercucuran mengangguk setelah Jin Zixuan berbicara barusan. Sebenarnya ia terpaksa berbohong paska dirinya dipaksa untuk mengatakan tentang kebenaran adik kakak Yunmeng itu.

Xiao Xingchen adalah orang yang loyal. Ia mengatakan jika mati dua kali itu maksudnya adalah hampir mati karena tersandung batu besar. Ya, Wei Wuxian lah yang hampir mati saat hilang dalam perjalanan itu.

Untungnya semua orang ini percaya tanpa mengatakan apapun lagi. Xiao Xingchen bersyukur bahwa mereka mudah dibodohi.

"SHIJIE!!" Teriakan itu terdengar menggelegar diseluruh aula Yunmeng yang menjadi tempat berkumpulnya banyak orang. Mereka semua menatap arah suara secara serentak.

"Bangsat! Jangan teriak bodoh! Telingaku sakit Wei Wuxian!" Jiang Cheng menendang pantat Wei Wuxian dengan keras. Ia kemudian memperhatikan sekitar dimana mereka berdua telah menjadi pusat perhatian. Jiang Cheng berdehem karena malu.

Jiang Yanli segera menghampiri Wei Wuxian yang mengelus pantatnya yang terasa sakit karena tendangan Jiang Cheng barusan.

"A-Xian, tidak apa?" tanyanya lembut.

Wei Wuxian yang melihat bahwa Jiang Yanli menaruh perhatian padanya menjadi senang. "Aku tidak apa-apa Shijie! Jangan khawatir."

"Jie...? Kenapa dahimu terluka!?" Jiang Cheng memutar badan Jiang Yanli dengan cepat. Ia khawatir ada luka lain dalam tubuh ramping wanita itu.

Jiang Yanli terkekeh, "aku tidak apa-apa kok A-Cheng, walau kau tanya begitu sebenarnya aku sendiri juga tidak tau siapa yang melakukan ini."

Sudut alis Jiang Cheng tertarik, "bagaimana mungkin kau tidak tau? Apa Jiejie diancam? Bilang saja padaku! Biar kuhajar orangnya!" Selepas mendengar perkataan Jiang Cheng yang mengkhawatirkannya Jiang Yanli tergelak.

Xiao Xingchen beringsut ke samping Wei Wuxian, kemudian ia berbisik. "Apa dia juga lupa?"

Wei Wuxian melirik Xiao Xingchen dari ekor matanya. Ia mangangguk, "Shijie juga?"

Xiao Xingchen mengangguk. Lantas keningnya mengkerut. Pikirannya berkecamuk karena kejadian barusan.

Wei Wuxian mendesah lelah. Apa yang sebenarnya terjadi terhadap dua saudaranya?

[BL] Giving You Home ||MDZS FF||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang