23, nada penunjuk milik roh.

1.3K 151 17
                                    

Hati Lan Wangji sekarang ini sedang berbunga-bunga.

Bisa bersama dengan sang pujaan hati apalagi hanya berdua saja sungguh membuatnya gembira. Jujur saja, Lan Wangji tidak ingin mereka menemukan bunga lily biru itu secepatnya. Tapi ia takut jika Wei Ying-nya nanti akan sedih.

"Lan Zhan!" Tubuh Lan Wangji sedikit tersentak. Tubuhnya mendadak kaku disaat Wei Wuxian mendekatkan wajahnya pada wajah Lan Wangji.

"Aku memanggilmu dari tadi."

Detak jantung tidak bisa dikontrol. Namun semua ketegangannya disembunyikan dengan baik dibalik muka datar Lan Wangji. Bahkan Wei Wuxian bisa tertipu.

"Maaf, ada apa?"

"Hais! Lan Zhan, jika kau melamun begitu kau akan menabrak tau!"

Jika dihitung, ini sudah seminggu semenjak mereka melakukan perjalanan ke Qishan. Seharusnya esok hari mereka bisa sampai pada gerbang negara itu.

Lan Wangji awalnya takut. Bagaimana jika Wei Wuxian digigit nyamuk dalam perjalanan? Bagaimana jika Wei Wuxian merasa tidak nyaman? Jika itu terjadi, Lan Wangji pastikan dirinya akan meratakan dunia.

Tapi syukurlah bahwa Wei Wuxian lebih baik dari apa yang ia bayangkan. Tidak pernah disangka bahwa pemuda tersebut sepertinya sudah ahli. Yah, Lan Wangji tidak tau saja jika Wei Wuxian sudah berkali-kali tersesat dihutan karena ketinggalan rombongan liburan.

"Kau itu tampan, jika kepalamu tertabrak pohon kan kasian benjol. Tapi kau pun benjol tetap akan tampan sih."

"Tapi Wei Ying--" Lan Wangji dibalik ekspresi datarnya nampak cemas. Pasalnya Wei Wuxian berbicara padanya dengan berjalan mundur.

Wei Wuxian menyela, "tidak ada tapi, kepentok itu rasanya sakit." Kemudian ia berbalik. Dan secara mengejutkan, keningnya bersentuhan dengan pohon besar secara keras. Bunyinya yang nyaring jika didengar bisa membuat kita ikut ngilu.

Kalau begini, sudah dipastikan rasa malu melebihi rasa sakit.

Jika Lan Wangji adalah manusia pada umumnya, pasti sekarang ia sudah tertawa terbahak-bahak. Sayangnya dalam mata dan otaknya sudah dilebur dengan cinta. Membuatnya buta akan dunia.

"Wei Ying, tidak apa?" Ia bertanya dengan penuh kekhawatiran. Wei Wuxian masih sibuk memegang keningnya. Benturan keras itu membuat kepalanya pusing bukan main. Daripada itu, ia malu sekali.

Dia yang tadi ceramah, tapi dia juga yang jadi contoh.

"Tidak apa, hanya sedikit pusing."

Lan Wangji segera mendekat, dan memegangi tubuh Wei Wuxian. "Benarkah? Bagaimana jika kita berhenti sejenak?"

"Baiklah lagipula ini sudah hampir malam."

....

Istirahat yang cukup memang membuat tubuh jadi segar bugar. Tetapi ada satu hal yang Wei Wuxian sesali. Karena kejadian kemarin, keningnya jadi sedikit benjol dan kemerahan. Bahkan jika disentuh, rasanya sakit sekali.

"Aku ingin menangis." Wei Wuxian menghela napas, dan bergumam.

Sayangnya masih bisa didengar oleh Lan Wangji. Dengan penuh kekhawatiran lelaki itu menangkup wajah Wei Wuxian.

"Kau panas, Wei Ying."

Wei Wuxian memang merasa jika tubuhnya sedikit hangat. Sepertinya tubuh ini cukup rentan terhadap perubahan cuaca.

Tangan Lan Wangji yang memegangnya terasa dingin dan nyaman. Wei Wuxian membiarkannya sejenak. Ia menikmati sentuhan Lan Wangji dalam waktu yang lama.

Karena hal itu, telinga Lan Wangji sudah semerah tomat.

[BL] Giving You Home ||MDZS FF||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang