Sakit.
Semua ini rasanya sakit.
Apa aku tidak bisa mati saja?.
Suara gesekan antara rantai besi itu terdengar menyakitkan. Lelaki cantik yang berada dalam sel penjara usang sudah nampak seperti mayat hidup.
Begitu menyedihkan.
Tatapan matanya sayu, bekas cambukan yang membiru tertoreh dimana-mana. Bahkan, jari-jari tangannya telah dipotong karena kesalahan yang tidak pernah ia buat sama sekali.
Dia ingin berteriak meminta belas kasih. Akan tetapi benda lunak dalam mulutnya itu telah hilang.
Dan mungkin Jiang Wanyin akan mati sebentar lagi.
....
Jiang Cheng terbangun dengan napas terengah-engah. Jantungnya berdegup kencang. Keringat bercucuran dari dirinya. Wajahnya pucat pasi. Dan itu semua karena mimpi yang baru saja ia alami.
Ia melirik pada Wei Wuxian yang masih terlelap dengan tenang. Akan tetapi, pemuda itu mengerutkan keningnya. Sama sepertinya, sepertinya Wei Wuxian juga bermimpi buruk.
Jiang Cheng menelan ludahnya dengan kasar. Lantas mencoba menetralkan detak jantungnya yang menggila. Ia menghirup napas dalam-dalam. Lalu menghembuskannya dengan pelan.
Pemuda Jiang berniat membangunkan Wei Wuxian. Tetapi sepertinya tidak perlu. Pemuda itu sudah tidur seperti biasa lagi. Bahkan Wei Wuxian mendengkur.
"Ugh..."
Jiang Cheng memijit pelipisnya yang pening. Kenapa ia bermimpi hal mengerikan seperti itu. Dia adalah Jiang Wanyin kan? Seseorang dalam mimpinya tadi.
Jiang Cheng tahu, jika pemuda itu akan berakhir mati tragis. Tapi rasa sakit yang ia rasakan barusan terasa begitu nyata. Ini bahkan tidak bisa dikatakan tragis lagi.
Jiang Cheng menoleh kearah jendela. Langit telah menggelap. Disinari cahaya rembulan serta taburan kelap-kelip bintang yang menyebar. Setidaknya, malam ini tidak sesuram mimpi yang ia alami.
Angin berhembus lembut. Menerpa halus wajah mulus Jiang Cheng. Rambut panjangnya menari mengikuti irama angin. Dan sensasi yang ia dapat saat ini, benar-benar membuatnya tenang.
Jiang Cheng memposisikan diri untuk tidur kembali. Ia berharap, bahwa ia tidak akan mengalami mimpi seperti itu lagi.
Karena apa yang terjadi didalamnya, bahkan lebih parah dari kecelakaan yang ia alami waktu masih remaja. Kecelakaan yang membuat hubungannya dan Wei Wuxian hampir berakhir.
....
Sang mentari menyebarkan kasih sayangnya pada bumi pertiwi. Setelah malam panjang yang melanda sebagian dunia. Langit biru telah datang, menggantikan langit yang gelap gulita dipenuhi kejahatan.
Wei Wuxian mengerjap karena merasa silau. Pemuda itu bangkit untuk duduk dan melakukan peregangan pada tubuhnya yang linu.
Ia menguap, lalu menggaruk pipinya yang terasa gatal.
Wei Wuxian menatap Jiang Cheng yang masih tidur cantik. Sekilas ide jahil muncul dari otaknya yang pandai.
Pemuda Wei tersenyum miring. Ia menarik napas dan menghembuskan secara perlahan.
Ia melangkahkan kakinya dengan sangat pelan. Kemudian mendekatkan bibirnya kearah telinga Jiang Cheng.
"Jiang Cheng, selamat atas malam pertamamu dengan yang mulia raja." Wei Wuxian berbisik, dan kening Jiang Cheng mengerut.
Pemuda itu lantas membuka mata dengan cepat. Jiang Cheng melirik kesana-kemari untuk menemukan lelaki yang dibicarakan.
Merasa dibohongi, ia menatap nyalang Wei Wuxian yang terkikik geli. Padahal Jiang Cheng merasa jantungnya berdebar kencang karena keget.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Giving You Home ||MDZS FF||
FanficBagaimana rasanya jika kau menemukan dirimu berada dalam dunia lain? Ya, begitu lah yang dialami oleh Jiang Cheng dan Wei Wuxian. Dimana mereka masuk dalam buku novel yang mereka dapat dari Nie Huaisang. Sialnya Mereka berdua menjadi peran yang sang...