24, nyanyian tidur sang Ibunda.

1.3K 130 35
                                    

Bagaimana mendeskripsikan hutan yang indah lebih ke aneh ini, Wei Wuxian tidak tahu.

Bunga-bunga yang mekar mengeluarkan bau harum. Beberapa hewan dengan spesies aneh berlalu lalang mencari makanan.

"Kita terjebak dalam ilusi." celetuk Lan Wangji secara tiba-tiba.

Wei Wuxian menoleh pada Lan Wangji, dia menggeleng. "Kurasa tidak Lan Zhan. Semua ini terlalu nyata untuk ilusi."

"Tidak bisa dipercaya jika tempat seperti ini ada." balas lelaki itu.

Kelinci biru yang sebelumnya kini lewat lagi. Kali ini datang berkelompok.

"Lan Zhan, kelinci itu, apa?" tanya Wei Wuxian pada Lan Wangji.

Lan Wangji dengan ekspresi datarnya menoleh, "Roh."

Wei Wuxian memperhatikan gerak-gerik kelinci tersebut. Ada yang aneh, namun ia tidak tahu apa itu.

"Kelinci itu... Sepertinya aku pernah melihatnya?" Wei Wuxian bergumam pada dirinya sendiri.

Tepat setelah pikiran Wei Wuxian tadi, kelinci itu meledak. Cahaya biru terpencar kemana-mana. Setelahnya, hutan indah ini berubah menjadi tanah gersang yang terasa panas.

"Apa ini?" Lan Wangji menggeleng, lelaki itu dengan cepat meningkatkan kewaspadaan.

Suara nyanyian sebelumnya terdengar kembali. Tadi terdengar sangat lembut, namun sekarang bisa memecahkan gendang telinga. Sehingga Lan Wangji dan Wei Wuxian terpaksa menutup telinga sangat erat.

Setelah nyanyian itu berhenti, tanah disekitar mereka bergoyang. Dengan cepat Lan Wangji merengkuh Wei Wuxian, membawanya dalam pelukan perlindungan.

"Apa hutan Qishan itu hidup!?" Wei Wuxian memekik, ketika tanah bergetar hebat.

Lan Wangji berpikir, "dulu aku pernah mendengar beberapa rumor aneh." Suara Lan Wangji bergetar, tepat disamping telinga Wei Wuxian.

"Apa itu?" Wei Wuxian bertanya karena penasaran, dan Lan Wangji mengeratkan pelukannya agar mereka tidak terpisah.

"Dulu ada seorang nenek tua yang berkeliaran ke penjuru dunia. Dia selalu mengatakan tentang tanah terkutuk, yaitu Qishan." Getaran itu makin kencang, sehingga membuat mual.

Lan Wangji melanjutkan, "katanya tanah ini adalah tanah para roh tahanan neraka yang tidak boleh diinjak oleh manusia. Tanah Qishan adalah sejarah panjang tentang perang, perbudakan, dan perbuatan keji lainnya. Namun, raja pertama tetap kekeuh untuk mendirikan kerajaannya disini. Karena itu, keturunan raja itu dikutuk. Dan semua keluarga Kerajaan 'Wen' adalah orang yang tidak waras."

"Lagipula itu hanya rumor, namun jika benar, mungkin kita tidak boleh ada disini."

Cerita Lan Wangji telah habis, dan getaran pada tanah juga berhenti. Tanah gersang yang panas mendadak dingin, dan sebuah pohon perak tumbuh tidak jauh dari mereka. Pohon itu adalah satu-satunya makhluk hidup selain Lan Wangji dan Wei Wuxian.

Kabut merah tebal datang dan menggelapkan pandangan mata. Wei Wuxian samar-samar bisa mencium bau harum dari kabut merah itu. Cahaya perak dari pohon itu terpancar diantara kabut. Walau tidak kelihatan, keduanya tetap bisa menemukan keberadaan pohon.

Wei Wuxian menggenggam tangan Lan Wangji dengan erat. Lalu tanpa berkata, keduanya mulai berjalan bersama. Menuju pohon perak dengan perasaan gelisah.

Nyanyian yang lembut itu kembali terdengar. Dan angin kencang menyerbu, menerbangkan debu di tanah. Lan Wangji dan Wei Wuxian bertahan dalam angin kencang agar tidak ikut terbawa.

"Yang benar saja!? Apa-apaan cuaca aneh ini?!" Wei Wuxian berteriak menyuarakan protes. Dia lelah harus terbanting kesana-kemari.

Angin itu pergi setelah lima menit. Membawa kabut merah dan debu menghilang. Tetapi semuanya juga telah berubah. Pohon perak itu masih ada, namun suasana disekitar yang berbeda. Hutan kembali seperti semula. Seakan dongeng tempat tinggal peri yang indah.

[BL] Giving You Home ||MDZS FF||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang