O2 | Si Berhati Besar

61 15 2
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

Four Leaf Clover
and Heart 

Bab O2:
Si Berhati Besar |

°

June, 2016


Devin tidak begitu tahu mengapa teman satu bangkunya tidak masuk sekolah sampai dua Minggu lamanya. Karena tidak bisa memendamnya sendiri, Devin bercerita pada mama.

"Ma, ma, Disha nggak masuk hampir dua Minggu, dia kenapa ya, Ma? Disha sakit ya, Ma?"

Mama mengulum bibir, menaruh seladanya di pantry, kemudian berjongkok menyamakan tingginya dengan Devin. Wanita itu mengusap beberapa bulir keringat di pelipis anaknya dengan lembut. Pasti Devin berlari-lari setelah pulang sekolah karena terburu-buru untuk ingin tahu keadaan Disha.

"Kata Tante Dinda, Disha sakit, makanya Disha nggak bisa sekolah dulu, sayang."

Wajah Devin cemberut. "Sakit apa, Ma?"

Mama mendadak terdiam. Mungkin akan berat kalau mama menjelaskan penyakit Disha pada Devin. Apalagi dia masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang terjadi.

"Ma.. Devin mau ketemu Disha."

🍀

"Disha!"

"Vin?? Kamu ngapain disini?" Senyum cerah Devin terbentuk begitu melihat sahabatnya. "Ya jenguk kamu lah!"

Wajah pucat Disha tidak bisa menyembunyikan raut bahagianya. Mereka tidak pernah berpisah selama ini, biasanya hanya ketika Disha ataupun Devin yang berlibur ke rumah nenek, itupun tidak lebih dari seminggu.

"Pasti kamu kangen aku ya?"

"Kok pede banget kamu??"

Devin membuka ransel kecil yang ia bawa, mengeluarkan seluruh isinya hingga memenuhi space kosong di kasur Disha. "Bunda kemana, sayang?" Kali ini mama yang bertanya. "Bunda lagi ke kantin, Tante, beli makanan tadi." Wanita itu mengangguk sambil mengelus lembut kepala Disha. "Masih ngerasa sakit, nak?"

Disha tersenyum lebar, "masih.. tapi nanti pasti baikan lagi."

Beberapa saat kemudian Tante Anin--bunda Disha--datang dengan membawa beberapa porsi makanan yang beliau beli dari kantin. Mama dan Tante Anin mengobrol di luar, sedangkan Devin dan Disha di tinggal berdua dengan barang-barang bawaan Devin.

"Aku bawain kamu catatan. Tapi nggak semua sih, nanti aku bantu catetin juga. Disha mengyilangkan tangannya di depan dada sambil mengamati beberapa lembar tulisan Devin. "Mending aku catet sendiri. Tulisan kamu jelek!"

"Udah syukur aku catetin!" Disha tertawa sambil memukul-mukul lengan Devin. Wajah kesalnya sungguh lucu di mata Disha. Tidak pernah ada keheningan ketika keduanya bertemu, baik Disha maupun Devin akan bercerita panjang tentang hari-harinya.

Four Leaf Clover and HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang