O1 | Navarez is a Roiter

134 17 3
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

Four Leaf Clover
and Heart

Bab O1:
Navarez is a Roiter |

°

Bruk!

Seseorang baru saja melompat dari tembok setinggi dua meter di belakang sekolah. Anaknya laki-laki, tidak pernah kenal yang namanya takut padahal poin harus ia tebus sudah berjumlah puluhan.

"Devin!"

Namanya memang, Devin. Devino Navarez. Pemuda itu meremang dan sedikit membeku begitu mendengar namanya di sebut oleh seseorang. Devin berbalik---walaupun sebenarnya, tanpa berbalik pun ia tahu siapa pemilik suara itu.

"Lo tuh ya! Berapa kali sih gue bilang. Jangan sampek telat, untung gue yang nemuin lo, kalo OSIS yang lain gimana?" Devin diam saja sambil mengerut-ngerutkan mata dan keningnya karena wajahnya terpapar sinar matahari pagi.

Tangannya menghalangi sinar matahari yang menabrak iris Devin, begitu mendapat cahaya eksposure yang pas, Devin tersenyum gemas sambil menatap lawan bicaranya. "Kan yang nemuin lo, bukan OSIS lain."

"Ngeselin banget sih!"

"Makasih, gue ke kelas dulu ya, selamat bertugas, cewekku." Devin mengacak rambut kuncir kuda milik gadis itu sebelum beranjak untuk memungut tas nya yang ia jatuhkan di lantai paving sejak tadi, lalu pergi dengan santai.

Disha--atau Denanda Ladisha--memandangi punggung Devin yang kian menjauh. 18 tahun ia hidup dan tumbuh bersama anak itu, entah sudah berapa kali jantungnya seperti terjun bebas dan membangunkan kupu-kupu di dalam perutnya.

Devino Navarez. Dan entah sudah berapa kali nama itu ia sebut di dalam hatinya begitu tahu ada rasa aneh yang sejak lama bersarang di hatinya--juga di hati Devin yang bersarang di tubuhnya.

🍀

"Hari ini selai apa?" Bisik Devin di tengah mata pelajaran Fisika. Entah kenapa anak itu selalu ingin tahu selai apa yang ia oleskan pada roti nya untuk bekal. Atau terkadang, makanan apa yang Mama masakan untuknya.

"Strawberry." Jawab Disha sambil mengambil tipe-x di dalam kotak pensil. Devin yang tiba-tiba terdiam mengundang Disha untuk menoleh. "Gue bawa yang coklat juga kok."

Devin tersenyum lebar sambil merangkul Disha dari samping. "Aduh, emang Dicha doang yang paling ngertiin Depin." Disha merengut kesal sambil melepaskan pelukan Devin. "Apa sih, diem! Nanti Bu Rosy marah."

Orang-orang tidak mengerti. Mengapa Devin dan Disha bisa hidup bersama sejak lama dengan perbedaan mereka--Disha yang anti-sentuh, anti-gombal, dan galak tentunya. Bisa bertahan dengan Devin yang tingkahnya berbanding 90° dengan Disha.

Four Leaf Clover and HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang