🌠12

613 67 11
                                    

Sejauh ia membenci seseorang,tak sekalipun Jungkook menyimpan perasaannya untuk waktu yang lama,dalam garis besar kecuali untuk masalah sang ayah. Rasa itu tentu akan bertahan lama mengingat apa yang Jongwoo lakukan di kali pertemuan terakhir mereka beberapa hari lalu. Biasanya setidak sukanya Jungkook terhadap sikap Jongwoo,ia tetap berkomunikasi walau terkadang dirinya menggunakan tutur kata yang tidak mengenakan. Tapi setelah malam itu, entahlah-- ia tak yakin masih berkeinginan untuk kembali menemui atau bahkan sekedar menghubungi melalui panggilan telepon. Jungkook sudah terlanjur kecewa. Perasaan yang Jungkook rasakan itu ia ketahui betul mengapa dan kenapa nya,jadi tak heran jika saat ini dirinya tak berniat mencari tahu keadaan apa yang terjadi di rumah ayahnya.

Tapi ia tidak mengerti, kenapa ia merasa begitu kesal dengan Lisa setelah hari di mana ia meninggalkan dirinya sendiri untuk pria asing itu. Rasanya mengesalkan sekali... Hingga membuatnya menghindari dan bersikap tak peduli di saat Lisa yang terus berusaha melakukan pekerjaan rumah,menyebabkan mereka menjadi sering bertatap muka karena keadaan yang mengharuskan. Itu membuat Jungkook entah kenapa tak suka. Ia sedang malas melihat wajah gadis itu sekarang.

" Jungkook! Kau akan berangkat sepagi ini?" Ucap Lisa menghentikan pergerakan Jungkook yang berjalan menuju pintu utama. Ia masih sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka pagi ini, belum sempat pergi mandi untuk bersiap bekerja. Keadaan juga belum terlalu siang jadi ia sangat terkejut mendapati Jungkook yang sudah rapi seperti itu.

Jungkook membuang nafas kasar. Bisa-bisanya gadis itu sudah bangun di saat ia sudah berniat keluar rumah sangat pagi sejak semalam. Jika sudah seperti ini,mau tak mau ia harus beradu padang dengannya sekarang.

" Ya. Ada pertemuan penting pagi ini,jadi aku berusaha tak terlambat." Ucapnya terpaksa berbohong sembari mendekatkan diri ke arah meja makan.

Lisa mengangguk mengerti,ia sedikit lega sebab ia tak terlambat membuat roti sandwich beserta secangkir teh hijau hangat untuk pria itu. Untung saja ia bangun pagi kali ini. " Kalau begitu duduklah sekarang. Aku akan mengambil Biskuit yang kita beli waktu itu." Ucapnya setelah menuangkan segelas air putih ukuran besar untuk pria di seberang kursi miliknya.

" Tidak perlu. Aku tidak sarapan pagi ini." Ujar Jungkook membuat Lisa kembali membalikkan badan untuk menatap.

Lisa mengerutkan dahi,kembali memandangi makanan yang ia buat,
" Kau tak menyukai menu yang ku buat? Mau ku buatkan yang lain? "
Tawar Lisa semakin membuat Jungkook mengumpat kasar dalam hati.

" Aku tidak lapar."

Lisa melipat lengan di depan perut,memandangi presensi pria di depannya dengan penuh tanda tanya," Yang benar? Kau bahkan langsung tidur setelah pulang bekerja semalam." Ucap Lisa meragukan.

Setelah hari ia berjanji waktu itu,Lisa benar melaksanakan apa yang ia katakan. Ia selalu berusaha pulang tepat waktu hanya untuk membuat menu makan malam buat Jungkook. Itu sudah terlaksana dari seminggu yang lalu. Lisa memang tidak bilang dan menyuruh agar Jungkook bisa pulang cepat. Harusnya ia bisa mengerti sendiri bahwa dirinya memang masih belajar untuk melaksanakan semuanya.

Tapi apa yang pria itu lakukan,ia selalu mengatakan bahwa ia sudah makan di luar. Dari beberapa hari yang lalu pun mereka tak sarapan bersama. Alasannya bermacam-macam, pertama Jungkook sudah pergi ketika ia masih mandi ; kedua, dirinya terpaksa berangkat sangat pagi,namun ia tetap meluangkan waktu untuk membuat menu sarapan dan menatanya di meja, tapi apa? Saat ia pulang makanan itu masih utuh tak tersentuh sedikitpun. Dan kemarin,Lisa kesiangan karena menonton drama favoritnya di ruang keluarga,ia ketiduran. Dan Jungkook tak berniat membangunkan dirinya sama sekali walau ia tahu betul pasti pria itu melewati ruangan itu dan bisa melihatnya di dalam. Hey! Itu benar-benar mengesalkan sekali.

My Couple is EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang